Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia menguat pada perdagangan Selasa pagi setelah perusahaan bioteknologi Amerika Novavax mengatakan bahwa mereka mulai melakukan uji coba vaksin Corona ke manusia untuk pertama kalinya.
Mengutip CNBC, Selasa (26/5/2020), indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,98 persen karena saham-saham di sektor ritel melonjak 2 persen. Sedangkan indeks Topix Jepang juga naik 0,8 persen.
Pergerakan bursa saham di Jepang tersebut terjadi setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan bahwa keadaan darurat akan dicabut dalam lima dari 47 prefektur.
Advertisement
Indeks Kospi Korea Selatan juga naik 0,42 persen karena saham LG Chem melonjak sekitar 5 persen. Sementara itu, saham di Australia juga naik, dengan S&P/ASX 200 menguat 0,25 persen.
Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia di luar Jepang yang menjadi acuan Bursa Asia diperdagangkan 0,11 persen lebih tinggi.
Saat ini, investor di bursa Asia tengah mengamati pengumuman dari Novavax, di mana perusahaan tersebut mengatakan bahwa hasil uji coba vaksin Corona ke manusia bisa dilihat pada Juli.
Pengumuman Novavax ini mengyusul pengumuman sebelumnya oleh perusahaan farmasi Moderna mengenai perkembangan positif dalam uji coba antibodi ke 45 pasien yang juga menuju ke arah positif.
Riset dari Universitas Johns Hopkins, lebih dari 5,4 juta orang di dunia telah terinfeksi oleh virus Corona. Sementara setidaknya 344.000 nyawa telah diambil.
Perdagangan Sebelumnya
Bursa saham di Asia naik pada awal perdagangan Senin (25/5/2020) karena sentimen investor tetap kuat meskipun ada kekhawatiran atas hubungan AS-China.
Dikutip dari CNBC, Patokan Australia ASX200 naik 1,46 persen pada 5.577, dengan semua sektor diperdagangkan lebih tinggi.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 1,3 persen sedangkan indeks Topix naik 1,2 persen. Kospi Korea Selatan naik 0,19%.
Pasar saham di Singapura, India dan Indonesia ditutup karena hari libur nasional.Â
BACA JUGA
Pasar Asia Pasifik menurun pada Jumat pekan lalu setelah Cina mengumumkan undang-undang keamanan nasional baru, yang, jika diterapkan, akan memberi Beijing lebih banyak kontrol atas Hong Kong dan dapat memicu protes pro-demokrasi lebih lanjut di kota itu.
Rancangan tindakan diumumkan ketika Kongres Rakyat Nasional China (NPC), parlemen negara itu, memulai sesi tahunannya dan akan berlangsung hingga 28 Mei.
“Sentimen risiko terbukti tangguh, pada Jumat malam, terhadap kekhawatiran tentang dampak dari China memperkenalkan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong. Kelemahan dalam ekuitas Asia memberi jalan ke sesi Eropa datar, dan kepositifan ringan di AS," kata Hayden Dimes di ANZ Research dalam catatan Senin pagi.
Advertisement