Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk mampu mencatat kinerja positif pada penjualan ritel domestik (tanpa UFS) di tengah pandemi Covid-19. Bahkan, perseroan mampu membukukan laba bersih Rp 5,4 triliun hingga September 2020.
Direktur Keuangan Unilever Indonesia Arif Hudaya mengatakan, pencapaian tersebut didapatkan dengan melakukan optimalisasi terhadap beberapa aspek, diantaranya pengetatan biaya operasional dan terus melakukan inovasi produk.
Baca Juga
“Peningkatan penjualan didapatkan dengan mendengarkan dan menjawab kebutuhan konsumen melalui inovasi yang dieksekusi secara tepat, sehingga bisa mendorong penjualan,” ujar Arif dalam acara Public Expo Unilever Indonesia, Selasa (3/11/2020).
Advertisement
Inovasi juga harus dilakukan untuk memastikan keberlangsungan bisnis. Inovasi difokuskan terhadap produk-produk yang bisa membantu masyarakat Indonesia dalam mengatasi pandemi Covid-19. Seperti produk kebersihan, yakni hand sanitizer, sabun cuci tangan, desinfektan, pembersih lantai anti kuman, dan lain sebagainya.
“Kami fokus pada produk-produk inti untuk menjawab kebutuhan konsumen saat ini dan meluncurkan serangkaian inovasi. Misalnya Hand Sanitizer, Wipes, Disinfectant, Hygienic Spray. Kami bahkan meluncurkan produk yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat saat ini, misalnya varian Lifebuoy Sabun Mandi cair kemasan Rp5.000,” ujar Arif.
Selain menghadirkan inovasi produk, Unilever Indonesia juga melakukan ekspansi dengan memperkuat daya saing di ranah digital. Arif menyebutkan, berdasarkan hasil survei Mckinsey & Company mengenai Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Konsumen Indonesia pada bulan Juli 2020, setidaknya sekitar 60 persen konsumen di Indonesia telah pembelian atau pembelanjaan pada platform digital.
“Hal ini sejalan dengan pergeseran pilihan pembelian lewat jalur online, sekitar 60 konsumen Indonesia beralih ke digital,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tingkatkan Digitalisasi
Senada dengan Arif, Direktur Unilever Indonesia Badri Narayanan sangat optimis dengan langkah digitalisasi yang dilakukan oleh Unilever. Dia melihat, digitalisasi akan menjadi keuntungan bagi perseroan. Oleh sebab itu, Badri menyatakan, Unilever akan menjadikan digitalisasi sebagai prioritasnya dalam dua hingga tiga tahun kedepan. Badri akan berkomitmen untuk terus melakukan kerjasama dengan mitra-mitra terkait agar bisa sepenuhnya berinovasi di ranah digital.
“kami terus bekerja dengan mitra-mitra melihat kebutuhan yang meningkat di ranah digital ini. Jadi kami akan memulai berinovasi ke digital sedini mungkin karena saya melihat, digital influencenya akan sekitar 25 sampai 30 persen,” ujar Badri.
Reporter: Rifa Yusya Adilah
Sumber: Merdeka.com
Advertisement