Tips Hadapi Rayuan Pompom Saat Mulai Investasi Saham

Selain potensi dividen atau capital gain di saham, investasi juga memiliki risiko apabila tidak disiapkan dengan matang.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Feb 2021, 21:43 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2021, 21:43 WIB
Tiupan Terompet Warnai Penutupan IHSG 2018
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (28/12). Presiden Joko Widodo atau Jokowi menutup langsung perdagangan IHSG 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham kini menjadi salah satu alternatif investasi yang diminati terutama generasi muda. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan investor ritel terutama generasi milenial.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor saham ada pertumbuhan 134 persen pada 2020. Ada tambahan SID baru saham dari 252.370 pada 2019 menjadi 590.658 SID pada 2020.

Total SID saham menjadi 1,65 juta pada akhir 2020. Investor usia muda di bawah 40 tahun mencapai 1.203.997 atau 72,.9 persen. Pada 2020, investor baru dengan usia 18-25 tahun naik 280.569 atau 48,7 persen dari rotal investor baru 2020.

Tambahan investor tersebut menjadi angin segar untuk pasar modal Indonesia. Akan tetapi, ada juga tantangan yang dihadapi seperti meningkatkan pemahaman dan pengetahuan investasi saham.

Apalagi saat ini perkembangan media sosial juga turut mempengaruhi perkembangan investasi saham seiring influencer yang menyebutkan saham-saham yang dimilikinya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun mengingatkan investor saham agar tidak hanya tergiur keuntungan dari investasi saham. Apalagi ada juga pom-pom saham.

Mengutip Antara, pasar modal tengah marak dengan istilah pompom saham, jadi beberapa saham direkomendasikan oleh individu dan kelompok tertentu. Hal ini bertujuan untuk mengajak orang lain membeli dan menjual suatu saham pada waktu tertentu.

Hal ini untuk menaikkan dan menurunkan harga dengan cepat. Pompom di dunia saham baik melalui media sosial, layanan percakapan dan lainnya digunakan oleh individu atau kelompok tertentu yang bisa saja memiliki agenda tersembunyi.

OJK mengimbau terutama calon investor saham untuk paham analisis fundamental, selain analisis teknikal. “Jangan hanya ikut-ikutan atau mengikuti rumor. Selain berpotensi untung, investasi saham juga memiliki risiko,” dikutip dari instagram @ojkindonesia, Minggu (7/2/2021).

 

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Waspada Rayuan Pompom

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain potensi dividen atau capital gain, investasi juga memiliki risiko apabila tidak disiapkan dengan matang. Calon investor saham juga diimbau untuk belajar dari ahlinya dan terdapat sejumlah fasilitas. Mulai dari sekolah pasar modal yang diadakan Bursa Efek Indonesia (BEI), The Indonesia Capital Market Institute (TICMI), kantor perwakilan BEI, dan galeri investasi BEI.

“Waspada rayuan pompom, belajar sama yang ahli. Jangan yang ngaku ahli, kalau rugi jangan emosi,” demikian dikutip dari instagram OJK.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya