Liputan6.com, Jakarta - PT Sinarmas Asset Management mencatatkan dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) mencapai Rp 30,314 triliun per Desember 2020. Dana kelolaan ini berasal dari 54 produk reksa dana.
Dengan perolehan dana kelolaan tersebut, PT Sinarmas Asset Management masuk jajaran top 10 AUM, atau tepatnya berada di posisi ke-tujuh dari sekitar 90 Manajer Investasi (MI) di Indonesia.
Business Development PT Sinarmas Asset Management, Benrik Anthony menuturkan, laporan keuangan perusahaan terus tumbuh tiap tahun.
Advertisement
Adapun perusahaan mencatatkan total aset mencapai Rp 333 miliar per September 2020, naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 299 miliar. Sejalan, ekuitas juga tercatat mengalami kenaikan dari Rp 273 miliar pada 2019, menjadi Rp 322 miliar.
Sementara laba bersih dan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) mengalami penurunan masing-masing Rp 40 miliar dan Rp 100 miliar. Sebelumnya, laba bersih dan MKBD perusahaan memang tercatat terus tumbuh tiap tahunnya.
"Laporan keuangan dari total aset, ekuitas, laba bersih, MKBD kita terus bertumbuh tahun demi tahun. Jadi memang kita sehat,” kata Benrik dalam Webinar Investasi Makmur Berlimpah di Tahun Kerbau Logam, Selasa (9/2/2021).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
APRDI Optimistis Kinerja Reksa Dana Positif pada 2021
Sebelumnya, Ketua Presidium Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI) Prihatmo Hari Mulyanto optimistis kinerja reksa dana akan tumbuh positif pada 2021.
Dia menuturkan, jika dalam keadaan pandemi COVID-19 selama 2020 saja mampu menorehkan pertumbuhan, kinerja reksa dana mesti bisa jauh melesat pada 2021. Begitu pula dengan kondisi saham, yang dinilainya sebagai salah satu sinyal pemulihan ekonomi nasional.
“Kalau kita lihat dari sisi saham, saham terkait erat dengan pemulihan ekonomi. ekonominya bagus, sahamnya juga akan di cover. Kemarin Januari sudah ada pertumbuhan IHSG cepat sekali naiknya,” kata Prihatmo dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, dari sisi pendapatan tetap juga akan tumbuh. Hal ini merujuk pada keputusan pemerintah untuk mempertahankan suku bunga pada level rendah. Sehingga investor akan mencari alternatif investasi yang bisa memberikan imbal hasil yang bagus.
Advertisement