Liputan6.com, Jakarta - Tesla telah memutuskan menjadi mitra teknis di tambang nikel yang dibutuhkan untuk baterai lithium-ion yang menggerakkan mobil listrik. Lalu bagaimana dampaknya terhadap saham tambang terutama yang hasilkan nikel?
Selain memutuskan jadi mitra, Tesla juga akan membeli nikel dari tambang Goro di pulau kecil pasifik Kaledonia Baru untuk mengamankan pasokan jangka panjangnya. Langkah tersebut dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran pasokan nikel di masa depan.
Baca Juga
Mengutip yahoofinance, Kaledonia Baru merupakan produsen nikel terbesar keempat di dunia. Harga nikel tela naik 26 persen dalam setahun terakhir. "Nikel adalah perhatian terbesar kami untuk meningkatkan produksi sel lithium-ion,” tulis musk di Twitter pada bulan lalu.
Advertisement
Dalam perjanjian, Tesla akan terlibat dalam kemitraan teknis dan industri untuk membantu produk dan standar keberlanjutan bersama dengan mengambil nikel untuk produksi baterainya.
Mengutip data RTI, ada sentimen tersebut mendorong sejumlah saham tambang tertekan sejak Senin, 8 Maret 2020.
Salah satunya saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ditutup melemah 6,21 persen ke posisi Rp 4.830 per saham. Saham INCO sempat di level tertinggi Rp 5.275 dan terendah Rp 4.800 per saham. Nilai transaksi Rp 386,9 miliar dengan total frekuensi perdagangan 23.376 kali.
Lalu saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun 5,79 persen ke posisi Rp 2.280 per saham. Saham ANTM berada di level tertinggi Rp 2.500 dan terendah Rp 2.270 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,1 triliun dengan total frekuensi perdagangan 78.462 kali.
Saham PT Timah Tbk (TINS) merosot 5,29 persen ke posisi Rp 1.790 per saham.Saham TINS sempat berada di level tertinggi Rp 1.965 dan terendah Rp 1.780 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 227,1 miliar dan total frekuensi perdagangan saham 21.853 kali.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Bagaimana Gerak Saham Antam Cs pada 9 Maret 2021?
Lalu bagaimana pergerakan saham-saham tambang tersebut pada Selasa, (9/3/2021)?
Sejumlah saham tambang masih tertekan. Pada pukul 14.21 WIB, saham INCO merosot 6 persen ke posisi 4.540 per saham. Saham INCO dibuka melemah 30 poin ke posisi 4.800 per saham. Saham INCO sempat di level tertinggi 4.810 dan terendah 4.510 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 23.698 kali dengan nilai transaksi Rp 456,3 miliar.
Lalu saham ANTM melemah 3,51 persen ke posisi Rp 2.210 per saham. Saham ANTAM dibuka stagnan di posisi 2.280 per saham. Saham ANTM sempat di level tertinggi 2.360 dan terendah 2.180 per saham. Saham ANTM sempat berada di zona hijau kemudian berbalik arah ke zona merah. Total frekuensi perdagangan 67.612 kali dengan nilai transaksi Rp 1,1 triliun.
Saham TINS juga tertekan. Saham TINS susut 1,96 persen ke posisi Rp 1.755 per saham. Saham TINS sempat dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.800 per saham. Saham TINS berada di level tertinggi 1.850 dan terendah 1.735 per saham.
Total frekuensi perdagangan saham 16.818 kali dengan nilai transaksi Rp 181,5 miliar. Saham TINS sempat bergerak di zona hijau pada sesi pertama kemudian berbalik arah ke zona merah pada sesi kedua.
Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,14 persen ke posisi 6.178,48. Sebanyak 361 saham melemah sehingga menekan IHSG. 153 saham diam di tempat dan 110 saham menguat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.267 dan terendah 6.167. Nilai transaksi Rp 11,5 triliun.
Advertisement