Grup Cimory Berencana Lepas Saham ke Publik pada Akhir 2021

Cimory dikabarkan sedang melakukan pembahasan dengan salah satu perusahaan penjamin emisi, untuk melancarkan proses IPO.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Mar 2021, 22:30 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2021, 22:29 WIB
Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Cimory Group, yang terkenal dengan minuman yogurtnya, sedang mempertimbangkan untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) . Pelaksanaan IPO itu diperkirakan paling cepat 2021.

Dilansir dari Bloomberg, Kamis (25/3/2021), Cimory dikabarkan sedang melakukan pembahasan dengan salah satu perusahaan penjamin emisi, untuk melancarkan proses IPO.

Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, Cimory diperkirakan bakal menghimpun dana hingga USD 300 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun (kurs Rp 14.400 per USD) ketika melantai di bursa. Jika terlaksana, maka Cimory akan menjadi salah satu perusahaan yang melakukan penggalangan dana melalui IPO terbesar sejak 2019. 

Sebelumnya, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. (LIFE) berhasil menghimpun dana hingga US$334 juta melalui IPO di tahun 2019.

Adapun detail penawaran Cimory masih bisa berubah seiring dengan pertimbangan yang terus berlanjut. Kepada Bloomberg, perusahaan mengaku menjajaki beberapa jalan penggalangan dana strategis untuk mendukung pertumbuhannya di masa depan.

Didirikan pada 1992, Cimory yang berbasis di Jakarta memproduksi produk olahan susu, kedelai, dan telur dengan berbagai merek termasuk Cimory, Kanzler dan Besto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

BEI Bidik 54 IPO Emiten pada 2021

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, sejalan dengan tingginya animo penerbitan saham baru pada 2021, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 54 perusahaan untuk menawarkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).

Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mengatakan, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan saham baru yang tercatat pada 2020.

“Kami optimis dan mengubah target pencatatan IPO baru untuk tahun ini melampaui angka tahun lalu. Di mana tahun lalu tercatat 51 saham baru, dan total ada 66 efek baru, jadi di luar saham ada yang lain,” kata Hasan dalam siaran bertajuk Incar Cuan Investasi Saham, Pahami Risikonya, Selasa, 23 Maret 2021.

Sebelumnya, BEI menargetkan jumlah perusahaan yang akan melantai pada 2021 sebanyak 30 perusahaan. Namun seiring dengan tingginya animo IPO di tahun ini, BEI optimistis dan mengubah target menjadi 54 saham baru pada 2021.

“Tahun ini kami menargetkan ada 54 saham yang baru. Jadi mudah-mudahan melampaui angka yang kita capai di tahun lalu,” kata Hasan.

Jumlah IPO di bursa Indonesia sepanjang 2020 menduduki posisi terbanyak ke-6 di dunia. Indonesia mengekor bursa Shanghai (180), Nasdaq (119), Shenzhen (115), Hong Kong (99) IPO, dan Jepang (54).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya