IHSG Menghijau, Kesetrum Sentimen Rencana Tax Amnesty Jilid II?

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengungkapkan, setidaknya ada tiga sentimen memengaruhi gerak IHSG pada Kamis, 20 Mei 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Mei 2021, 18:14 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2021, 18:14 WIB
FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat di tengah wacana memberlakukan kembali program pengampunan pajak (tax amnesty) jilid kedua. IHSG ditutup menguat 37,01 poin atau 0,64 persen ke level level 5.797 pada perdagangan Kamis, (20/5/2021).

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengungkapkan, setidaknya ada tiga sentimen memengaruhi gerak IHSG. Pertama, yakni adanya optimisme pemulihan ekonomi global.

Kedua, Nafan menilai pasar mengapresiasi positifnya kinerja neraca perdagangan Indonesia. Informasi saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus sebesar USD2,19 miliar pada April 2021. Sekaligus mencatatkan surplus beruntun selama 12 bulan sejak Mei 2020.

"Ketiga, market mengapresiasi wacana tax amnesti jilid II," kata dia kepada Liputan6.com, Kamis (20/5/2021).

Pemerintah dikabarkan sedang mengagendakan tax amnesty jilid II.  Presiden Joko Widodo meminta DPR untuk merevisi Undang-Undang (UU) Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) dan tata cara perpajakan.

Dalam permintaan revisi tersebut, salah satu poin pembahasannya ialah pengampunan pajak atau tax amnesty. Tax amnesty jilid II tersebut kabarnya juga masuk ke dalam program legislasi nasional (prolegnas) 2021.

Dihubungi secara terpisah, Head Of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menilai tax amnesty ini akan mendorong capital inflow dan investasi di Indonesia, merujuk buntut tax amnesty pada 2016.

"Dampaknya cukup positif. Kita lihat IHSG ditahun 2016-2017 mampu terkerek naik diiringi capital inflow yang mulai masuk. Hingga puncaknya, IHSG di awal tahun 2018 mencapai 6.693 atau mendekati 7.000 dari pelemahan di tahun 2015,” ujar Lanjar.

Sementara untuk saat ini, Lanjar menilai dampaknya belum terlalu besar. Ia menuturkan, gerak IHSG  hari ini lebih dipengaruhi data neraca perdagangan yang alami surplus lebih dari ekspektasi.

Sebelumnya tercatat neraca perdagangan Indonesia surplus USD 2,19 miliar pada April 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia masih melanjutkan tren surplus neraca perdagangan pada April 2021.

Angka tersebut lebih tinggi dari surplus neraca perdagangan per Maret 2021 yang sebesar USD 1,57 miliar. Sentimen ketiga, wacana tax amnesty juga menjadi katalis positif untuk IHSG.

"Hal ini memberikan signal aktifitas perdagangan mulai kembali membaik pada bulan April 2021,” terang dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Penutupan IHSG pada 20 Mei 2021

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau meski penguatan terbatas jelang penutupan perdagangan, Kamis, 20 Mei 2021. Aksi beli investor asing di pasar regular topang IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham sesi kedua, IHSG naik 0,64 persen ke posisi 5.797,59. Indeks saham LQ45 naik 0,91 persen ke posisi 862,53. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Sebanyak 252 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 239 saham melemah dan menahan penguatan IHSG. 147 saham diam di tempat. IHSG bergerak di kisaran 5.751-5.814. Total frekuensi perdagangan saham 987.725 kali dengan volume perdagangan 14,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 278,75 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.378.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham IDXInfra naik 3,49 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham IDXNoncylical menguat 1,51 persen dan sektor saham IDXTechno menanjak 1,48 persen. Sementara itu, IDXEnergy melemah 0,72 persen, sektor saham IDXProperty turun 0,48 persen dan IDXBasic melemah 0,30 persen.

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham KARW naik 34,55 persen

-Saham JAWA naik 34,44 persen

-Saham SAFE naik 34,12 persen

-Saham WINS naik 26,92 persen

-Saham ARII naik 25 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham LUCY melemah 9,84 persen

-Saham INTD melemah 6,99 persen

-Saham KONI melemah 6,98 persen

-Saham MLPT melemah 6,98 persen

-Saham PNSE melemah 6,97 persen

Bursa saham Asia cenderung bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,50 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,34 persen, indeks saham Shanghai tergelincir 0,11 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,56 persen.

Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei naik 0,19 persen, indeks saham Thailand menanjak 0,18 persen dan indeks saham Singapura menguat 0,22 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya