Bursa Saham Asia Beragam, Investor Cermati Saham Teknologi

Bursa saham Asia beragam pada perdagangan Rabu, 23 Juni 2021 seiring indeks Nasdaq cetak posisi tertinggi.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 23 Jun 2021, 09:07 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2021, 09:07 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Rabu pagi, (23/6/2021). Hal ini dipengaruhi indeks Nasdaq yang berisi saham teknologi catat rekor tertinggi di wall street.

Indeks Jepang Nikkei 225 naik 0,36 persen pada awal sesi perdagangan saham. Indeks Topix menguat. Berdasarkan catatan dari pertemuan bank sentral Jepang pada April 2021 menunjukkan anggota setuju mengenai stimulus untuk mendorong ekonomi maju. Hasil dari stimulus yang diberikan mendorong pemulihan ekonomi Jepang dan negara lainnya lebih cepat.

Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,27 persen. Indeks Australia melemah 0,16 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik  di luar Jepang menguat 0,13 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Rabu (23/6/2021).

Saham teknologi di Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu pagi. Di Jepang, saham Softbank Group naik 0,14 persen. Sementara itu, saham Naver menguat 6,14 persen.

Kenaikan saham tersebut setelah indeks Nasdaq sentuh posisi tertinggi intraday baru dengan naik 0,79 persen ke posisi 14.253,37. Indeks S&P 500 menguat 0,51 persen menjadi 4.246,44. Indeks Dow Jones menanjak 68,61 poin ke posisi 33.945,58.

Indeks dolar AS berada di kisaran 91,73 setelah sempat sentuh posisi 91,8. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 110,70 per dolar AS. Harga minyak menguat pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak berjangka Brent naik USD 74,86 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat mendaki 0,12 persen ke posisi USD 72,94 per barel.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Wall Street Menguat

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 22 Juni 2021 waktu setempat. Indeks S&P 500 berada di bawah rekor penutupan baru, dan indeks Nasdaq naik ke level tertinggi sepanjang masa seiring bitcoin kembali ke posisi intraday.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 68,61 poin ke posisi 33.945,58. Indeks S&P 500 menguat 0,5 persen ke posisi 4.246,44. Indeks Nasdaq bertambah 0,8 persen ke posisi rekor intraday baru di posisi 14.253,27.

Bitcoin bergerak fluktuaktif dan menembus di bawah posisi USD 30.000 dan kemudian menghijau. Pada satu titik, mata uang kripto terbesar tersebut menghapus semua keuntungan 2021. Di sisi lain, saham Tesla naik hampir 0,5 persen dari titik terendahnya.

Saham teknologi memimpin reli pasar seiring saham Netflix naik 2,3 persen. Saham Amazon, Apple dan Microsoft menguat satu persen. Saham Facebook melonjak dua persen. Saham Alphabet naik setelah Komisi Eropa membuka penyelidikan ke unit periklanan Google.

Pada Senin, 21 Juni 2021, indeks Dow Jones naik 580 poin ke posisi terbaiknya sejak 5 Maret seiring saham yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi kembali menguat. Saham tersebut sempat terpukul karena proyeksi terbaru the Federal Reserve tentang inflasi dan kenaikan suku bunga.

“Ini adalah waktu yang genting, saham telah melewati periode relatif lama tanpa aksi jual besar-besaran, dan ada kepekaan yang meningkat terhadap setiap ucapan dari the Fed saat mencoba untuk bertransisi ke awal normalisasi,” ujar Invesco Chief Global Market Strategist, Kristina Hooper dalam catatannya, Rabu (23/6/2021).

Ketua the Fed Jerome Powell bersaksi di depan Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Selasa waktu setempat tentang tanggapan bank sentral terhadap pandemi COVID-19. Pernyataannya mendukung gagasan the Fed siap segera mulai membahas penghapusan beberapa langkah stimulus yang belum pernah terjadi sebelum yang diberlakukan selama pandemi COVID-19.

Indeks mencapai level tertinggi saat Powell menjawab pertanyaan dari anggota DPR. Powell optimistis dengan pemulihan ekonomi dan mempertahankan kekuatan inflasi bersifat sementara. Mungkin ada beberapa pembelian dari para pelaku pasar yang khawatir kalau Powell akan sedikit lebih hawkish atau agresif pada kenaikan suku bunga dari pada bank sentral pada pekan lalu.

“Sejak terakhir kali kami bertemu, ekonomi telah menunjukkan perbaikan berkelanjutan. Vaksinasi yang meluas telah bergabung dengan tindakan kebijakan moneter dan fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam memberikan dukungan kuat untuk pemulihan,” ujar dia.

Ia menambahkan, indikator kegiatan ekonomi dan lapangan kerja terus menguat dan produk domestik bruto (PDB) riil pada 2021 tampaknya berada di jalur untuk mencatat tingkat kenaikan tercepat dalam beberapa dekade.

“Inflasi telah meningkat terutama dalam beberapa bulan terakhir,” ujar dia.

Namun, ia mencatat sebagian besar dari efek sementara dan inflasi akan kembali ke dua persen dalam jangka panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya