AI China DeepSeek Pukul Saham Teknologi, Indeks Nasdaq Turun 3 Persen

Saham-saham teknologi di indeks Nasdaq anjlok sehingga membawa indeks Nasdaq terpangkas 3 persen pada Senin, 27 Januari 2025. Koreksi indeks Nasdaq terjadi seiring euforia DeepSake.

oleh Agustina Melani Diperbarui 28 Jan 2025, 09:47 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 09:47 WIB
AI China DeepSeek Pukul Saham Teknologi, Indeks Nasdaq Turun 3 Persen
Indeks S&P 500 dan Nasdaq turun tajam pada perdagangan Senin, 27 Januari 2025. Hal ini seiring kekhawatiran tentang gelembung saham kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang meletus. (Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Indeks S&P 500 dan Nasdaq turun tajam pada perdagangan Senin, 27 Januari 2025. Hal ini seiring kekhawatiran tentang gelembung saham kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang meletus. 

Kekhawatiran itu muncul seiring perusahaan rintisan China DeepSeek yang membuat model AI yang kompetitif dengan harga jauh lebih murah dari miliaran dolar AS yang dibelanjakan Silicon Valley.

Mengutip CNBC, Selasa (28/1/2025), indeks Nasdaq anjlok 3,07 persen ke posisi 19.341,83. Indeks S&P 500 merosot 1,46 persen menjadi 6.012,28. Indeks Dow Jones naik 289,33 poin atau 0,65 persen ke posisi 44.713,58. Saham Johnson&Johnson, Apple dan Travelers bantu angkat indeks Dow Jones.

Pada pekan lalu, DeepSeel merilis R1, model sumber terbuka yang dilaporkan mengungguli OpenAI dalam beberapa pengujian, dan telah naik ke peringkat teratas di toko aplikasi. DeepSeek mengatakan, versi awal model bahasa besarnya yang diluncurkan pada akhir Desember, habiskan biaya kurang dari USD 6 juta atau sekitar Rp 97,14 miliar untuk desain.

Sementara Wall Street mempertanyakan angka itu, klaim perusahaan rintisan itu tetap menimbulkan kekhawatiran kalau model AI besar dapat dibangun dengan investasi jauh lebih sedikit.

Saham Nvidia merosot hampir 17 persen, asham Broadcom terpangkas 17,4 persen, dan saham AMD turun 6,4 persen. Saham Microsoft susut 2,1 persen, dan saham Palantir terpangkas 4,4 persen.

Saham derivatif dari pengembangan AI seperti penyedia daya juga merosot. Saham Constellation Energy turun hampir 21 persen, sedangkan saham Vista terpangkas 28 persen.

"Investor merasa valuasi agak berlebihan untuk teknologi secara umum dan semikonduktor secara khusus,” ujar Chief Investment Strategist CFRA Research, Sam Stovall.

Ia menambahkan, pasar akan hadapi volatilitas terutama saat berhadapan dengan pasar yang dinilai tinggi. Di sisi lain, rotasi ke area pasar yang lebih defensif membantu meredakan kerugian.

 

Promosi 1

Menanti Pertemuan The Fed

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)... Selengkapnya

“Yang juga membuat saya bersemangat adalah investor tidak serta merta menyelamatkan saham, tetapi beralih ke area defensif, seperti barang kebutuhan pokok konsumen, perawatan kesehatan, real estate. Pasar setidaknya tampak mulai pulih,” Stovall menambahkan.

Koreksi terjadi di wall street pada Senin, 27 Januari 2025 juga saat pelaku pasar bersiap hadapi pekan yang penting. Anggota Magnificent Seven yakni Meta Platforms, Microsoft, Tesla dan Apple semuanya akan laporkan hasil kuartalan terbaru.

Selain itu, the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akan mengadakan pertemuan kebijakan pertama tahun ini, memutuskan tingkat suku bunga pada Rabu, 29 Januari 2025. Berdasarkan FedWatch Tool milik CMEGroup, the Fed berpeluang 97 persen pertahankan suku bunga.

Saham Nvidia Anjlok

Markas Nvidia  di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP
Markas Nvidia di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP... Selengkapnya

Sebelumnya, produsen chip Amerika Serikat (AS) Nvidia anjlok pada Senin, 27 Januari 2025. Hal ini setelah perusahaan rintisan China DeepSeek mengganggu sektor teknologi. Koreksi harga saham Nvidia juga mendorong kekayaan CEO Nvidia Jensen Huang terpangkas lebih dari USD 20 miliar atau sekitar Rp 323,74 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.187) dalam satu hari.

Mengutip NYPost.com, Selasa (28/1/2025), DeepSeek mengatakan membangun model AI baru hanya dalam waktu dua bulan dengan biaya kurang dari USD 6 juta atau sekitar Rp 97,08 miliar, sebagian kecil dari biaya pelatihan para pesaingnya di Amerika Serikat (AS). Selain itu, tanpa akses ke chip computer Nvidia yang canggih dan mahal, yang tunduk pada kontrol ekspor pemerintah AS.

Saham Nvidia anjlok hampir 17 persen karena pasar memperhitungkan kemungkinan pemasok chip terbesar di dunia itu akan hadapi permintaan yang lebih sedikit karena model-modelnya menjadi lebih efisien.

Saham Nvidia Corp tersungkur 16,86 persen menjadi USD 118,58. Harga saham Nvidia berada di level tertinggi USD 128,40 dan level terendah USD 116,70.

 

 

Kapitalisasi Pasar Saham Nvidia Merosot

Adapun kapitalisasi pasar saham Nvidia tercatat USD 2,9 triliun. Aksi jual yang terjadi membuat kapitalisasi pasar saham Nvidia menjadi USD 589 miliar atau sekitar Rp 9.529 triliun, penurunan perusahaan terbesar dalam satu hari dalam sejarah pasar saham AS, menurut Bloomberg. Nvidia telah memegang rekor setelah penurunan 9 persen pada September lalu menyebabkan kapitalisasi pasar susut USD 279 miliar atau sekitar Rp 4.515 triliun.

Nvidia meremehkan risiko terhadap bisnisnya dalam sebuah pernyataan menyebut DeepSeek sebagai kemajuan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang luar biasa dna mencatat produknya masih penting untuk menjalankan model AI.

Karya DeepSeek menggambarkan bagaimana model baru dapat dibuat menggunakan teknik itu, memanfaatkan model yang tersedia secara luas dan komputasi yang sepenuhnya mematuhi kontrol ekspor, demikian dalam pernyataan Nvidia. “Inferensi memerlukan sejumlah besar GPU Nvidia dan jaringan berkinerja tinggi,”

 

 

Kekayaan Jensen Huang Merosot

CEO NVIDIA Jensen Huang
CEO NVIDIA Jensen Huang di acara Indonesia AI Day 2024. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani... Selengkapnya

Seiring harga saham Nvidia yang turun, kekayaan bersih Huang juga terpukul. Kekayaan CEO Jensen Huang anjlok USD 20,8 miliar atau sekitar Rp 336,55 triliun menjadi USD 103,6 miliar atau sekitar Rp 1.677 triliun.

Pemain besar AI lainnya juga terpukul seiring aksi jual. Indeks Nasdaq merosot 3,1 persen. Saham induk perusahaan Google Alphabet yang telah banyak investasi dalam pengembangan AI di bawah CEO Sundar Pichai merosot 4 persen dan kapitalisasi pasar turun USD 99 miliar.

Saham Microsoft yang telah gelontorkan miliaran dolar AS ke OpenAI milik Sam Altman turun 2,1 persen dan kapitalisasi pasar terpangkas USD 71 miliar. Sementara itu, saham Amazon dan Meta menguat.

Saham raksasa komputasi awan AI Oracle yang didirikan oleh miliarder Larry Ellison anjlok hampir 14 persen sehingga kapitalisasi pasar turun hampir USD 71 miliar. Ellison menderita kerugian lebih besar daripada Huang pada hari itu. Kekayaan Ellison terpangkas USD 27,6 miliar sehingga turun menjadi USD 200,5 miliar, menurut Forbes.

Pemasok chip utama AS lainnya yakni Broadcom anjlok 17 persen dan kapitalisasi pasar merosot lebih dari USD 195 miliar.  Selain itu, saham Tesla turun 2,3 persen dan nilainya setara lebih dari USD 30 miliar. Kekayaan Elon Musk turun lebih dari USD 5 milair menjadi USD 417,4 miliar, meski ia masih menduduki peringkat sebagai orang terkaya di dunia.

infografis miliarder dunia
Pendatang baru miliarder dunia... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya