Miliarder Meksiko Ricardo Pliego Berkicau, Harga Bitcoin Kembali Naik

Ricardo Salinas Pliego, pemilik Banco Azteca Meksiko menuturkan, pihaknya tengah berusaha agar negaranya memakai kripto.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 29 Jun 2021, 11:36 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2021, 11:36 WIB
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin mengalami kenaikan Senin 28 Juni 2021, setelah Ricardo Salinas Pliego, pemilik Banco Azteca Meksiko mengatakan, dirinya tengah  berusaha mendorong negaranya untuk menerima cryptocurrency atau uang kripto.

Tak hanya itu, miliarder tersebut juga menegaskan bila Ia mendorong pengikut Twitter-nya untuk membeli bitcoin.

"Saya dan bank saya bekerja untuk menjadi bank pertama di Meksiko yang menerima #Bitcoin," tulisnya Minggu 27 Juni 2021, seperti dilansir CNN, Selasa (29/6/2021).

Pliego merupakan salah satu pengusaha yang vokal tentang dukungannya untuk bitcoin. Ia bahkan mengatakan kepada 906.000 orang pengikut Twitter-nya untuk membeli mata uang kripto sekarang dan tidak menjualnya. Pliego dikenal memiliki TV Azteca atau TV terbesar kedua di Meksiko, dan Grupo Elektra, sebuah perusahaan jasa keuangan dan ritel.

Kekayaan bersihnya hampir USD 16 miliar, menurut Forbes. Bitcoin telah melonjak hingga 4,3 persen selama 24 jam terakhir. Harga mata uang digital terpopuler tersebut mencapai USD 34.201 per koin, menurut Coindesk.

Setelah melewati beberapa bulan yang sulit untuk uang kripto, bitcoin, yang pernah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni USD 65.000 pada April anjlok ke level USD 28.800 minggu lalu.

Penyebab hal ini tak terlepas dari tindakan keras China terhadap mata uang digital itu. Saat bitcoin mencoba kembali dari keruntuhan minggu lalu, momok peningkatan regulasi dapat membatasi harga.

Selama akhir pekan, regulator keuangan Inggris melarang Binance, bursa uang kripto terbesar di dunia. Pengawas Jepang juga mengatakan pada Jumat Binance tidak terdaftar untuk melakukan bisnis di negara tersebut. Pada Senin, Randal Quarles, wakil ketua Federal Reserve untuk pengawasan mendapatkan berbagi komentar pedas tentang prospek bitcoin.

"Atraksi tambahan utama Bitcoin adalah kebaruannya dan anonimitasnya. Anonimitas akan menjadikannya target yang tepat untuk pengawasan yang semakin komprehensif dari penegak hukum dan kebaruan adalah aset yang terbuang dengan cepat. Emas akan selalu berkilau, tetapi kebaruan menurut definisi akan memudar," katanya.  

"Bitcoin dan sejenisnya hampir pasti tetap menjadi investasi yang berisiko dan spekulatif daripada alat pembayaran yang revolusioner, dan karena itu sangat tidak mungkin mempengaruhi peran dolar Amerika Serikat," ia menambahkan.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

JP Morgan Prediksi Harga Bitcoin Bakal Turun ke Level Terendah

Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay
Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay

Sebelumnya, penjualan saham yang berkaitan dengan bitcoin antara Juni dan Juli memiliki kemungkinan menjadi tekanan baru pada cryptocurrency atau uang kripto, menurut JPMorgan Chase & Co.

Seperti dilansir Bloomberg, Kamis, 24 Juni 2021, arus lemah dan dinamika harga akibat aksi jual investor membuat penurunan harga bitcoin terjadi secara signifikan beberapa minggu terakhir.

Tak hanya itu, penjualan saham di Grayscale Bitcoin Trust setelah berakhirnya penguncian enam bulan bisa menjadi angin sakal tambahan, seperti diungkapkan ahli strategi JPMorgan.

Bitcoin berada di bawah tekanan beberapa hari terakhir. Pada Selasa 22 Juni 2021, harga mata uang kripto ini bahkan berada di bawah USD 30.000. Hal ini tak terlepas dari kekhawatiran mengenai penggunaan energi terkait penambangan yang dilakukan.

Tak hanya itu, tindakan keras China yang diperluas juga membuat mata uang digital ini turun 1,1 persen atau berada di angka USD 32.709 atau sekitar Rp 472,32 juta (asumsi kurs Rp 14.440 per dolar AS) pada Kamis, 24 Juni 2021. Angka tersebut turun 50 persen dari rekor tertingginya, yakni hampir USD 65.000 pada pertengahan April.

"Meskipun koreksi minggu ini, kami enggan untuk meninggalkan pandangan negatif kami untuk bitcoin dan pasar crypto secara lebih umum. Meskipun ada beberapa peningkatan, sinyal kami tetap bearish secara keseluruhan," kata ahli strategi JPMorgan.

Secara terpisah, Chief Executive Officer DoubleLine Capital LP Jeffrey Gundlach mengatakan di Twitter, bila hal ini merupakan masalah besar. Terlebih jika bitcoin ditutup di bawah USD 30.000. Kemampuan untuk mempertahankan level dianggap oleh beberapa orang sebagai kunci tren masa depan uang kripto.

Nilai wajar bitcoin berdasarkan perbandingan volatilitas versus emas terlihat dalam kisaran USD 23.000 hingga USD 35.000 untuk jangka menengah, tulis ahli strategi JPMorgan.

"Ini masih akan membawa penurunan harga ke level USD 25.000 sebelum momentum jangka panjang akan memberi sinyal kapitulasi," kata ahli strategi JP Morgan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya