Wall Street Bervariasi, Indeks S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 210 poin ke posisi 34.502,51.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Jul 2021, 06:03 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2021, 06:03 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi dengan indeks S&P 500 cetak rekor tertinggi pada akhir Juni 2021. Wall street membukukan kinerja positif selama semester I 2021.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 210 poin ke posisi 34.502,51. Indeks Dow Jones didorong saham Walmart, Boeing dan Goldman Sachs. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 0,1 persen menjadi 4.297,50. Indeks Nasdaq melemah 0,2 persen ke posisi 14.503,95.

Sepanjang semester I 2021, indeks saham S&P 500 menguat 14,4 persen, sementara itu indeks Nasdaq dan Dow Jones masing-masing naik lebih dari 12 persen. Pada kuartal II 2021, indeks S&P 500 bertambah 8,2 persen.

Indeks S&P 500 mencatat kinerja positif selama lima bulan berturut-turut. Indeks acuan ini naik lebih dari dua persen pada Juni, dan mencatat paruh pertama terbaik sejak 2019. Demikian dilansir dari CNBC, Kamis (1/7/2021).

Investor juga telah mengabaikan pembacaan inflasi yang tinggi dan terus membeli saham dengan harapan kembalinya ekonomi dari pandemi COVID-19 akan berlanjut. Selain itu, the Federal Reserve akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar.

Sementara itu, saham terbaik di indeks Dow Jones antara lain saham Goldman Sachs yang naik hampir dua persen pada Rabu pekan ini dan mencatat kenaikan lebih dari 40 persen sepanjang 2021. Saham American Express dan Walgreen Boots Alliance masing-masing naik lebih dari 30 persen pada 2021.

Kenaikan wall street juga tak lepas dari hampir 60 persen orang dewasa Amerika Serikat telah menerima vaksin COVID-19 yang memungkinkan kembali ekonomi dibuka dengan cepat.

Namun, varian baru COVID-19 telah menimbulkan beberapa kekhawatiran lebih banyak pembatasan seperti pemakaian masker harus diterapkan kembali karena kecepatan vaksinasi telah melambat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Varian Delta COVID-19 Jadi Risiko Pasar

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Managing Partner Gloval Advisors, Tom Lee menuturkan, investor memiliki sejumlah alasan untuk tetap konstruktuktif. Hal ini seiring momentum ekonomi, pasar kredit yang kuat dan kemungkinan stimulus fiskal.

Lee menaikkan target S&P 500 untuk 2021 menjadi 4.600 dari 4.300. Kepala Investasi Sanctuary Wealth, Jeff Kilburg optimistis semester II 2021. Hal ini didorong komitmen berkelanjutan the Federal Reserve terhadap pemulihan ekonomi.

"Kita dapat melawan semua yang kita inginkan tentang inflasi, dan kita dapat bertarung tentang metrik mana yang kita gunakan untuk inflasi. Tetapi saya pikir pada akhirnya kita benar-benar melihat komitmen yang akan dimiliki the Fed,” ujar Kilburg.

Beberpaa investor dan ahli strategi menilai penyebaran varian Delta COVID-19 sebagai risiko pasar pada semester II 2021. Namun, Marko Kolanovic dari JP Morgan menuturkan, varian tersebut seharusnya tidak merugikan pasar saham. Hal ini melihat tingkat kematian yang rendah di negara-negara dengan vaksinasi yang meluas.

Saham Perusahaan Chip Dorong Kenaikan Indeks Acuan

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Kinerja semester I yang baik biasanya menjadi pertanda positif pada sisa tahun 2021. Berdasarkan data Refinitiv, setiap kali ada kenaikan dua digit pada paruh pertama, indeks Dow Jones dan S&P 500 tidak pernah mengakhiri tahun tersebut dengan penurunan tahunan.

Satu kelompok saham yang membantu indeks acuan mencapai rekor tertinggi adalah saham chip. Indeks VanEck Semiconductor telah naik 6,2 persen sejak 18 Juni dan lebih dari tiga persen pada pekan ini. Hal itu didorong dari kenaikan Nvidia.

“Semiconductor telah kembali bangkit secara besar-besaran, dan selama dua hari perdagangan terakhir akhirnya mematahkan tren penurunan yang telah terjadi sejak puncak pertengahan Februari,” tulis Bespoke Investment Group dalam sebuah catatan kepada klien.

Pada Rabu pekan ini, ada pencatatan perusahaan ridesharing Didi. Saham didi menuju harga IPO pada akhir sesi.

Di sisi lain, penjualan rumah tertunda melonjak ke level tertinggi pada Mesi sejak 2005. Namun, permintaan hipotek turun pekan lalu. The Mortgage Bankers Association menuturkan, harga tinggi dan pasokan rendah tampaknya menekan beberapa pembeli potensial.

Selain itu, indeks manager pembelian Chicago Instituted for Supply Management  datang lebih rendah dari yang diharapkan pada Juni tetapi masih menunjukkan ekspansi. ADP melaporkan gaji swasta naik 692.000 pada Juni 2021, mengalahkan harapan. Adapun pada Jumat pekan ini akan rilis laporan pekerjaan yang memberikan gambara lebih baik tentang ekonomi. Ekonom memperkirakan 683.000 pekerjaan ditambahkan pada Juni 2021.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya