Dana Siap Rp 39 Triliun, Menko Zulkifli Hasan: Tak Ada Alasan Bulog Tidak Beli Beras Lokal

Dana Rp 39,6 triliun dinilai cukup untuk menyerap beras hasil panen petani lokal sebanyak 3 juta ton untuk periode Februari, Maret, dan April 2025.

oleh Arief Rahman H diperbarui 31 Jan 2025, 12:19 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2025, 12:19 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. (Foto: Liputan6.com/Arief RH)
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan memastikan dana penyerapan beras petani lokal cukup. (Foto: Liputan6.com/Arief RH)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan memastikan dana penyerapan beras petani lokal cukup. Secara kumulatif, anggaran yang sudah disiapkan mencapai Rp 39,6 triliun.

Dia menerangkan dana tersebut bersumber dari keuangan Bulog sebesar Rp 23 triliun. Selain itu, pemerintah juga sepakat memberikan tambahan Rp 16,6 triliun dari APBN.

"Nah tadi kami bahas panjang mengenai Bulog. Keuangannya sudah tidak ada masalah, uang Bulog ada Rp 23 triliun, sudah ready. Sekarang sudah disepakati Rp 16,6 triliun lagi dari Menteri Keuangan tadi," kata Menko Zulkifli di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Dengan demikian, jumlah total dana yang terkumpul ada Rp 39,6 triliun. Menurut dia, dana ini cukup untuk menyerap beras hasil panen petani lokal sebanyak 3 juta ton untuk periode Februari, Maret, dan April 2025.

"Jadi sudah ada Rp 39 triliun, bisa untuk membeli beras 3 juta ton bulan Februari, Maret, April, waktu panen raya," ujarnya.

Dia menegaskan kembali, dana yang telah disiapkan ini membuat Bulog harus menyerap beras lokal sesuai harga yang ditetapkan. Diketahui, pemerintah sudah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kilogram gabah kering panen petani lokal.

"Jadi tidak ada alasan Bulog untuk tidak dapat membeli dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah," tegas Menko Zulkifli Hasan.

Perintah Mentan Amran

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan Perum Bulog akan menyerap beras petani lokal sebanyak 3 juta ton hingga April 2025 mendatang. Pemerintah pun telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 16 triliun.

Amran mengungkapkan, hal tersebut telah disepakati dalam rapat bersama Bulog dan sejumlah pihak terkait di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta.

"Alhamdulillah hari ini ada kabar baik. Kita sudah sepakat menyerap beras sampai April 2025, itu 3 juta ton. Sebagaimana arahan Bapak Presiden sebelum bertolak ke India, dan kita tindak lanjuti hari ini sudah sepakat," ungkap Mentan Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis, 30 Januari 2025.

Produksi Beras Diprediksi Surplus

Stok Beras Bulog Aman Hingga Akhir Tahun 2021
Petugas mendata ketersediaan stok beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menjamin tahun ini stok beras aman dan tidak ada impor untuk kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)... Selengkapnya

Dia mengatakan, produksi beras diprediksi surplus pada Maret sebesar 2,9 juta ton dan April 2025 sebesar 4 juta ton. 

"Kita harap bisa diserap 3 juta ton sampai April. Itu kita sudah sepakati semua pihak mulai Perpadi, Bulog, Kementerian Pertanian, ada dari Kepolisian yang mengawal, ada TNI juga ikut mengawal," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono mengungkapkan jumlah anggaran yang disiapkan untuk menyerap 3 juta ton beras tadi. Dia bilang, Presiden Prabowo Subianto telah mengalokasikan dana Rp 16 triliun.

"Anggaranya dari APBN sudah diputuskan, dari Bapak Presiden, stand by dana kita Rp 16 triliun, cukup untuk penyerapan 3 jutaan (ton beras)," tegasnya.

 

Penyimpanan Beras

Bulog Gelontorkan 30 Ribu Ton Beras di Pasar Induk Cipinang
Pekerja memindahkan beras ketika bongkar muat beras bulog di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Untuk menstabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Perum BULOG akan menyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton,dengan harga paling tinggi sebesar Rp. 8.900. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Dalam rangka memenuhi penyerapan itu, Wahyu telah menyiapkan gudang penyimpanan milik Bulog. Namun, kapasitasnya hanya sekitar 1,5 juta ton.

Alhasil, sisanya akan dititip di gudang milik Holding BUMN Pangan, ID Food. Tak cuma itu, sejalan dengan arahan Mentan Amran, gudang milik Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi).

"Space sekarang memang tersedia 1,5 juta lah ya. Kemarin kami baru tanda tangan MoU dengan ID Food. Di sana ada gudang juga yang sedang tidak dimanfaatkan. Itu juga bagian dari untuk memperoleh serapan kita," ucapnya.

"Yang berikutnya tadi di diskusi Pak Menteri dengan anggota Perpadi, apabila anggota Perpadi sudah menyiapkan setara berasnya dan gudang kita sudah penuh, bisa tetap disimpan di tempat-tempat anggota Perpadi dengan sistem gudang filial atau kita yang membayar sewanya," Wahyu menambahkan.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia
INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya