Ultra Voucher Siap IPO, Intip Kinerja dan Prospeknya

Ultra Voucher akan melepas maksimal 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, atau maksimal 500 juta lembar saham.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Jul 2021, 07:38 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2021, 07:38 WIB
Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - PT Trimegah Karya Pratama Tbk atau Ultra Voucher berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ultra Voucher akan melepas maksimal 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, atau maksimal 500 juta lembar saham.

Adapun harga yang ditawarkan di rentang Rp 100–Rp 130 per saham. Dengan demikian dana yang akan terkumpul ditargetkan sebesar Rp 50 miliar–Rp 65 miliar.

Chief Operating Officer Ultra Voucher, Riky Boy Permata mengungkapkan, Ultra Voucher juga termasuk sebuah aplikasi dan features pelengkap atau supporting dari berbagai platform, perusahaan dan bank digital. 

Secara fundamental, bisnis Ultra Voucher menunjukkan performa positif, sepanjang 2020, laba bersih tahun berjalan tercatat melonjak 408,9 persen. Per Maret 2021, laba tahun berjalan tercatat Rp 543,49 juta dengan total penjualan Rp 194,48 miliar.

Per Desember 2020, total pengunduh (downloader) aplikasi Ultra Voucher sudah lebih dari 200.000, baik di perangkat android maupun iOS. Terdapat lebih dari 10.000 pengguna yang melakukan transaksi setiap bulannya. Saat ini, Ultra Voucher telah menjalin kerja sama dengan 300 brand dan lebih dari 40.000 outlet di seluruh Indonesia. 

Adapun merchant yang bekerjasama dengan Ultra Voucher saat ini dari berbagai segmen. Yakni Beauty & Relaxation, Departement Store, E-Commerce, Entertainment, Food & Beverage (F&B), Hotel & Travel, Accessories & Jewelry, Lifestyle, Investment, dan lain-lain.

"Pandemi tentunya masih menjadi tantangan yang dihadapi semua sektor usaha. Tetapi, kami yakin Ultra Voucher akan terus berupaya menunjukkan performa bisnis yang positif melalui inovasi dan ekspansi yang terukur,” kata Riky, ditulis Sabtu (3/7/2021).

Riky menambahkan dana hasil IPO akan digunakan untuk meningkatkan fundamental bisnis Perseroan. Yakni sekitar 36 persen untuk belanja modal termasuk pengembangan produk dan fitur, 34 persen untuk beban operasional termasuk penambahan sumber daya manusia, software, channel distribusi, dan 30 persen untuk peningkatan modal kerja termasuk pembelian persediaan voucher.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Prospek Bisnis Ultra Voucher

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Utama PT Trimegah Karya Pratama (Ultra Voucher) Hady Kuswanto menjelaskan, sebagai perusahaan berbasis teknologi digital, prospek industri voucher termasuk voucher digital terus bertumbuh dari tahun ketahun seiring pertumbuhan populasi penduduk yang mendongkrak transaksi ritel dan restoran di Indonesia. 

Menurut laporan dari SEA E-conomy 2020 (Google, Temasek, Bain & Company), terdapat 37 persen dari total pengguna layanan digital merupakan pengguna baru, dengan 93 persen dari mereka berniat untuk melanjutkan aktivitas atau perilaku tersebut setelah pandemi berakhir.

Hingga 2025, nilai ekonomi digital di Indonesia secara keseluruhan diperkirakan mencapai USD 124 miliar, dengan peningkatan Cumulative Annual Growth Rate (CAGR) sekitar 23 persen.

"Berdasarkan data tersebut, diperkirakan bahwa industri voucher khususnya voucher digital akan meningkat pada tahun-tahun mendatang. Untuk itulah Ultra Voucher berencana untuk melakukan ekspansi ke tempat-tempat ritel yang mudah dijangkau oleh masyarakat, demi mendukung rencana ekspansi ini, Ultra Voucher mengambil langkah strategis salah satunya dengan IPO,” ucap Hadi.

Dalam aksi korporasi ini, Ultra Voucher telah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai Joint Lead Underwriters (JLU) atau Penjamin Pelaksana Emisi Efek, bersama PT NH Korindo Sekuritas Indonesia dan PT Surya Fajar Sekuritas.

Direktur PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mukti Wibowo Kamihadi menuturkan, dalam penawaran umum perdana saham ini, Ultra Voucher akan menawarkan sebanyak-banyaknya 500 juta lembar saham baru atau sebesar 25 persen saham dari modal yang ditempatkan atau disetor penuh dan juga menerbitkan 250 juta atau 16,67 persen Waran Seri I. 

Menurut Mukti, bisnis voucher diskon digital yang dijalankan Ultra Voucher merupakan bentuk bisnis yang memiliki potensi berkembang lebih luas karena bergerak dalam kebutuhan sehari-sehari masyarakat.

Terlebih lagi, penggunaan voucher diskon secara digital jauh lebih efisien dan hemat serta lebih terjamin dalam waktu kadaluarsa dari voucher tersebut.

"Kami optimis, saham IPO Ultra Voucher ini sangat menarik untuk investor dan akan menguntungkan tentunya. Selain pemanfaatan dana IPO yang akan digunakan untuk penguatan modal juga perluasan pasar menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor pasar modal,” kata Mukti.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya