Liputan6.com, Jakarta - Investor dinilai perlu mencermati sejumlah hal untuk investasi di saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal itu terutama di tengah kondisi pandemi COVID-19.
"Meskipun itu BUMN, tentu saja bisnis model sangat menentukan apalagi di masa pandemi ini. Bila kita lihat BUMN yang terkait dengan konstruksi dan transportasi saat ini secara fundamental dan bisnis sangat tertekan sekali. Artinya memang murah tapi usahanya beberapa mengalami kerugian," ujar Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana kepada Liputan6.com, Selasa (6/7/2021).
Meski demikian, Wawan menegaskan, investor juga perlu berhati-hati saat hendak masuk ke saham-saham emiten BUMN yang saat ini telah memiliki harga jual cukup tinggi.
Advertisement
Baca Juga
"Lebih baik melihat BUMN yang bidang usahanya 1 tahan terhadap pandemi, contohnya telekomunikasi seperti Telkom. atau bidang usaha yang dipandang nanti setelah masuk masa pemulihan itu banyak dicari contoh Perbankan," ujarnya.
Untuk bank, BTN dan BNI diakui Wawan saat ini memiliki harga relatif terjangkau karena beragam sentimen negatif yang terjadi saat pandemi, salah satunya kredit macet.
"Memang valuasi murah karena memang BTN itu lebih fokus ke bidang KPR, BNI juga fokusnya kredit ke korporasi, banyak korporasi terhantam pandemi, jadi wajar mereka berdua secara resiko adanya kredit macet, ini yang membuat mereka murah sekali," tuturnya.
Tak hanya itu, investor juga bisa melihat IDX20BUMN apabila masih bingung dengan pilihan emiten milik pemerintah.
"Kalau lebih stabil ada BRI. BUMN farmasi sekarang harganya sudah mahal sekali. Bisa sekali melihat dari IDX20BUMN juga karena memag dari situ sudah dipertimbangkan dari sisi likuiditasnya," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
IDX BUMN 20
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDXBUMN20 melemah 16,45 persen secara year to date. Namun, pada perdagangan Selasa, 6 Juli 2021, IDXBUMN20 naik 0,78 persen ke posisi 327,64.IDX BUMN 20, indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham perusahaan tercatat yang merupakan BUMN, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan afiliasinya.
Advertisement