Saham Emiten Tambang Nikel Blok Syahrini hingga Raisa Naik 35 Persen

Saham PT PAM Mineral Tbk naik 35 persen pada penutupan perdagangan saham ke posisi Rp 135 per saham.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 09 Jul 2021, 20:37 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2021, 20:36 WIB
Pencatatan saham PT PAM Mineral Tbk pada Jumat, (9/7/2021) (Dok:BEI)
Pencatatan saham PT PAM Mineral Tbk pada Jumat, (9/7/2021) (Dok:BEI)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT PAM Mineral Tbk (NICL), emiten yang bergerak di tambang mineral nikel bertahan di zona hijau pada perdagangan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (9/7/2021).

Mengutip data RTI, saham PT PAM Mineral Tbk naik 35 persen pada penutupan perdagangan saham ke posisi Rp 135 per saham. Saham NICL naik Rp 35 ke posisi Rp 135 per saham dari harga perdana Rp 100 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 14 kali dengan volume perdagangan 2.412. Nilai transaksi harian saham Rp 32,4 juta.

Saham NICL bergerak di zona hijau saat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif. IHSG sempat berada di zona hijau kemudian berbalik arah ke zona merah dengan turun tipis 0,05 poin ke posisi 6.039,84. IHSG berada di posisi tertinggi 6.060 dan terendah 6,026.

Sebanyak 292 saham melemah sehingga menekan IHSG. 178 saham menguat dan 180 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 1.187.719 kali dengan nilai transaksi Rp 11,3 triliun. Total volume perdagangan 16,4 miliar saham.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat dan melemah. Indeks sektoral saham IDXInfrastruktur naik 1,85 persen, diikuti IDXTransportasi mendaki 1,32 persen dan IDXHealth menguat 1,06 persen. Sementara itu, IDXsiklikal melemah 0,97 persen, IDXFinance turun 0,67 persen dan IDXproperti merosot 0,67 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Emiten Pemilik Tambang Nikel Blok Syahrini hingga Raisa Jadi Pendatang Baru di BEI

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pasar modal Indonesia kembali kedatangan emiten baru pada perdagangan saham Jumat, 9 Juli 2021. PT PAM Mineral Tbk, perusahaan tambang mineral nikel akan catatkan saham perdana di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham NICL.

PT PAM Mineral Tbk mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-26 di BEI pada 2021. Jumlah saham yang dicatatkan 9.662.500.000. Saham itu terdiri dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebanyak 2 miliar dengan nilai nominal Rp 20.  Sedangkan saham lama sebanyak 7.662.500.000 saham. Demikian mengutip laman BEI, Jumat pekan ini.

Harga penawaran saham Rp 100. Jumlah dana IPO yang didapatkan dari IPO Rp 200 miliar. Dana hasil IPO antara lain sekitar Rp 72 miliar untuk pengembangan usaha dengan 30 persen untuk program eksplorasi lanjutan berupa pengeboran spasil detail terkait penambahan cadangan bijih nikel perseroan pada area blok kerja dengan nama BCL, Raisa, Kartini, Tiara dan Syahrini  dengan total luas sekitar 51 hektar.

Kemudian 70 persen akan digunakan untuk entitas anak, IBM, untuk program eksplorasi lanjutan pengeboran spasi detail terkait penambangan cadangan bijih nikel IBM di Kolaka, Cendana, Longori, Silae, Komia, Kuma, Kondole dengan total luas sekitar 183 hektar. Sedangkan sisanya untuk modal kerja antara lain 72 persen untuk operasional perseroan dan 28 persen untuk entitas anak.

Selain itu, perseroan akan menawarkan waran sebanyak 2,6 miliar waran seri I yang menyertai penerbitan saham baru adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama.

Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar penjatahan Penawaran Umum yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang 10 saham baru Perseroan berhak memperoleh 13  waran dengan setiap satu waran memberikan hak kepada pemegang untuk membeli satu saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portapel. Waran yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama dua tahun. Adapun harga pelaksanaan waran Rp 300.

Perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek PT Danatama Makmur Sekuritas. Selain itu, penjamin emisi efek antara lain PT Artha Sekuritas Indonesia, PT Henan Putihrai Sekuritas, PT Waterfront Sekuritas Indonesia, PT Panca Global Sekuritas, PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Nilai Inti Sekuritas.

Mengutip prospektus perseroan, pemegang saham setelah IPO dan pelaksanaan waran antara lain PT Artha Perdana Investama sebesar 24,99 persen, PT Pam Metalindo sebesar 37,50 persen dan masyarakat sebesar 37,51 persen.

Perseroan mencatat penjualan Rp 195,44 miliar dan laba tahun periode berjalan sebesar Rp 28,45 miliar pada 2020 berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit.

Mengutip laman Pam Mineral, perseroan bergerak di bidang tambang yang berdiri sejak 2008. Perseroan memiliki dua wilayah operasional antara lain di Sulawesi Tenggara Desa Lameruru Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara dan Desa Laroenai Kecamatan Bungku Pesisir Sulawesi Tengah.

Jadwal IPO dan Waran

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jadwal IPO antara lain:

Masa penawaran umum pada 2-5 Juli 2021

Tanggal penjatahan pada 7 Juli 2021

Tanggal pengembalian uang pemesanan pada 9 Juli 2021

Tanggal distribusi saham dan waran secara elektronik pada 8 Juli 2021

Pencatatan saham dan waran di BEI pada 9 Juli 2021

Awal perdagangan waran seri I pada 9 Juli 2021

Akhir perdagangan waran seri I di pasar regular dan negosiasi pada 3 Juli 2023, pasar tunai pada 5 Juli 2023.

Periode pelaksanaan waran seri I pada 10 Januari 2022-7 Juli 2023

Tanggal berakhirnya masa berlaku waran seri I pada 7 Juli 2023

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya