IHSG Naik 2,5 Persen Sepanjang 2021

Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, salah satu faktor utama meningkatnya kinerja IHSG karena optimisme pasar untuk menghadapi pandemi COVID-19.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 10 Agu 2021, 10:36 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2021, 10:34 WIB
FOTO: Jelang Tutup, Nilai Perdagangan Saham Lebih dari Rp 7,7 Triliun
Pialang memantau jalannya perdagangan saham di galeri Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (8/7/2020). Sembilan sektor tercatat berkinerja baik dipimpin sektor finance yang melonjak 3,76 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 masih terjadi pada 2021 tak membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) justru mencatat kenaikan sebesar 2,5 persen sepanjang tahun ini.

Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, salah satu faktor utama meningkatnya kinerja IHSG karena optimisme pasar untuk menghadapi pandemi COVID-19.

"Memasuki tahun kedua pandemi COVID-19, sepanjang tahun 2021 ini kinerja IHSG mengalami kenaikan 2,5 persen yang dipengaruhi oleh bangkitnya optimisme pasar dalam menghadapi pandemi Covid-19," katanya, Selasa (10/8/2021).

Untuk kinerja tertinggi di tahun ini, Uriep menyebut pada 13 Januari 2021 terjadi kenaikan laju IHSG hingga 7,6 persen atau mencapai 6.435.

"Pada 2021 level tertinggi IHSG terjadi pada 13 Januari yakni 6.435 atau naik 7,6 persen dibandingkan akhir tahun 2020 bertepatan dengan vaksinasi COVID-19 di Indonesia," ujarnya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ada 28 IPO

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selama 2021 pasar modal Indonesia berhasil memfasilitasi 28 perusahaan tercatat baru, sehingga secara total, perusahaan terbuka yang bisa menjadi pilihan investor mencapai 740 perusahaan.

"Ini merupakan pencapaian tertinggi di ASEAN selama 4 tahun berturut turut. Minggu lalu kita juga mencatat perusahaan unicorn pertama yakni Bukalapak," tuturnya.

Untuk nilai efek yang tersimpan di pasar modal meningkat 16,33 persen dan didominasi oleh investor domestik dengan persentase mencapai 59,95 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya