HK Metals Utama Siapkan Belanja Modal Rp 5 Miliar pada 2021

PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) akan menjalankan strategi untuk fokus pada unit bisnis manufaktur, peningkatan kompetensi dan sumber daya manusia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Agu 2021, 22:33 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2021, 21:18 WIB
Paparan publik PT HK Metals Utama Tbk (Foto: Liputan6.com/Pipit Ika Ramadhani)
Paparan publik PT HK Metals Utama Tbk (Foto: Liputan6.com/Pipit Ika Ramadhani)

Liputan6.com, Jakarta - PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 5 miliar pada 2021.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan HKMU, Jodi Pujiyono mengatakan, HKMU akan menjalankan strategi untuk fokus pada unit bisnis manufaktur, peningkatan kompetensi dan sumber daya manusia untuk good manufacturing practice, serta perbaikan-perbaikan operasional.

Hal ini menjadi perhatian perseroan, karena merupakan faktor yang juga mendukung peningkatan produksi HK Metals Utama, meskipun di sisi lain terus menjaga upaya atas risiko pelemahan permintaan.

Dalam aspek teknis, Perusahaan secara berkala memelihara mesin secara terencana, memperkuat penjadwalan produksi dan penjualan, memperkuat supply chain dari bahan baku sampai dengan produk jadi dan memberikan pelatihan bagi pekerja untuk menambah keterampilan pekerja untuk membentuk winning tim organisasi.

"Untuk tahun ini kita tidak mengalokasikan capex secara dominan. Kurang lebih hanya sekitar Rp 5 miliar. Ini kita optimalkan untuk maintenance dan peremajaan mesin agar efisiensi dari produksi bisa tercapai,” ujar Jodi dalam paparan publik usai RUPS, Senin (16/8/2021).

Selanjutnya, tahun depan Perseroan akan mengkaji ulang penyusunan belanja modal yang lebih optimal, sejalan dengan asumsi tumbuhnya permintaan.

Secara garis besar, tahun ini merupakan awal transformasi bagi Perseroan. Di mana manajemen berkomitmen untuk ”fix the basic”. Antara lain dalam hal peningkatan margin operasional, penurunan beban dalam rangka efisiensi, dan inovasi strategi pemasaran untuk menangkap peluang atas perubahan demografi pasar pada sektor bahan bangunan.

“Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang mulai pulih dan juga sektor properti yang mulai kembali bergeliat, manajemen menilai bahwa nantinya perusahaan akan lebih siap untuk kembali mencetak pertumbuhan bisnis,” kata Jodi.

Sepanjang 2020 Perseroan mencatatkan penurunan penjualan hingga 53,98 persen. Dari Rp 1,22 triliun pada 2019, menjadi Rp 559,95 miliar pada 2020. Akibat dari penurunan penjualan itu, Perseroan membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp 235,70 miliar pada 2020. Berbanding terbalik dengan posisi tahun sebelumnya yang mencatatkan laba sebesar Rp 89,23 miliar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bidik Pendapatan Rp 600 Miliar pada 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) menyatakan tidak menargetkan peningkatan pendapatan signifikan pada 2021. Hal ini lantaran pandemi COVID-19 yang belum berakhir.

Perseroan bidik pendapatan Rp 600 miliar hingga 2021. Pada 2020, perseroan mencatat penjualan turun 53,98 persen dari Rp 1,22 triliun pada 2019 menjadi Rp 559,95 miliar pada 2020. Perseroan pun membukukan rugi tahun berjalan menjadi Rp 235,70 miliar pada 2020.

Perseroan pun memutuskan tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2020. Direktur PT HK Metals Utama, Jodi Pujiyono menuturkan, hal tersebut sesuai keputusan RUPS Tahunan. “Tahun ini, kita tidak ada pembagian dividen dikarenakan Perseroan yang masih mencatatkan kerugian pada tahun buku 2020,” kata dia, dalam paparan publik, Senin, 16 Agustus 2021. 

PT HK Metals Utama Tbk pun lebih fokus memperbaiki neraca keuangan di dalam perusahaan pada segmen manufaktur akibat dampak dari pandemi COVID-19. Selain itu, perseroan melakukan efisiensi dalam manufaktur dan produk yang ada untuk menjaga marjin perusahaan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

"Laba bersih akan kita coba optimalkan di semester II-2021,” ujar dia.

Perseroan akan fokus pada dua hal. Yakni terkait dengan permintaan pasar diharapkan sudah mulai pulih. Kedua, yakni efisiensi operasional Perusahaan sehingga diharapkan mulai bisa mencatatkan profitabilitas.

"Kami optimis terhadap upaya dari pemerintah dalam memulihkan perekonomian nasional sejak pertengahan tahun 2020 lalu. Di mana pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 tercatat tumbuh 7 persen, pertanda bagus untuk pemulihan ekonomi,” ujar Jodi.

Ia menuturkan, dengan harapan tersebut akan terus berusaha seoptimal mungkin memperbaiki laba pada 2021.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya