Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (Hartadinata)/HRTA melaporkan kinerja keuangan Perseroan sepanjang 2020 yang tumbuh positif baik penjualan dan laba bersih. Meski menjadi tahun yang sulit, perseroan mencatatkan pertumbuhan penjualan menjadi Rp 4,13 triliun.
Pendapatan ini meningkat Rp 903 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 3,23 triliun. Produsen dan penyedia perhiasan emas ini memperoleh laba bersih hingga Rp 171 miliar.Realisasi laba ini tumbuh 13,79 persen dari periode 2020 sebesar Rp 150,10 miliar.
Baca Juga
“Pertumbuhan pendapatan tidak hanya didorong kenaikan harga emas, tetapi juga tambahan penjualan dari produk logam mulia. Hasil penjualan kepada pihak wholesaler memberikan kontribusi sebesar 91,3 persen dan dari toko milik sendiri serta imbalan waralaba sebesar 8,1 persen selain dari itu adanya tambahan pendapatan dari hasil usaha pegadaian sebesar 0,6 persen," kata Chief Financial Officer Hartadinata Abadi, Deny Ong, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (17/8/2021).
Advertisement
Sepanjang 2020, volume penjualan masih didominasi oleh produk perhiasan kadar rendah untuk segmen kelas menengah bawah karena berkontribusi 62,9 persen. Sedangkan produk logam mulia memberikan kontribusi sebesar 13,4 persen terhadap total produk yang dipasarkan Perseroan.
“PT Hartadinata Abadi, Tbk berhasil mempertahankan kinerja yang cukup baik dengan beberapa langkah strategis yang dilakukan seperti memperkuat kerjasama dengan pihak e-commerce, ujar Chief Executive Officer Hartadinata, Sandra Sunanto.
Ia menambahkan, pihaknya terus menambah jaringan toko milik perseroan, serta melakukan product and market development dengan memperkuat divisi research and design guna meningkatkan kualitas produk.
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tambah 21 Toko Perhiasan
Tahun lalu, perseroan telah menambah 21 toko perhiasan emas baru, yang terdiri dari 16 toko Aurum Collection Centre (ACC) di Jawa Barat, Banten dan Jawa Timur, serta 5 toko ACC yang bekerja sama dengan Matahari Department Store di wilayah Jakarta, Depok, Palembang, Bekasi dan Surabaya.
Perseroan juga telah meluncurkan produk Logam Mulia (LM) dengan pecahan kecil yakni 0.1, 0.25, 0.5, 5 dan 10 gram. Tidak hanya sebagai alat investasi jangka panjang, LM pun digemari untuk hadiah pernikahan dan ulang tahun.
Perseroan juga merambah bisnis Gadai melalui pendirian anak Perusahaan yakni PT Gemilang Hartadinata Abadi (GHA) dan telah melebarkan sayap dengan mendirikan beberapa anak usaha GHA yakni PT Gadai Cahaya Dana Abadi (GCDA) di Jawa Barat PT Gadai Terang Abadi Mulia (GTAM) di Jawa Timur.
Selain itu, PT Gadai Cahaya Abadi Mulia (GCAM) di Nusa Tenggara Timur, dan PT Gadai Cahaya Terang Abadi (GCTA) di Nusa Tenggara Barat dan telah mengantongi izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sampai saat ini GHA telah memiliki 66 outlet gadai di 4 provinsi. Atas kinerja dan strategi yang telah dilakukan, PT Hartadinata Abadi Tbk masuk dalam 50 perusahaan terbaik di Indonesia untuk tahun 2021 versi Forbes yang dirilis Agustus 2021.
Forbes menulis perusahaan telah mampu meningkatkan minat publik terhadap investasi emas dan mencetak 28 persen Year on Year pertumbuhan penjualan atau setara dengan Rp 4,14 triliun.
Advertisement
Gerak Saham HRTA
Pada penutupan perdagangan Senin, 16 Agustus 2021, saham HRTA stagnan di posisi Rp 266 per saham. Saham HRTA dibuka stagnan Rp 266.
Saham HRTA berada di level tertinggi Rp 270 dan terendah Rp 262 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 859 kali dengan volume perdagangan 55.389. Nilai transaksi Rp 1,5 miliar.