Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Hal ini untuk mengakomodasi investor ritel, terutama usia muda tanah air yang mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Corporate Secretary BCA, Raymon Yonarto mengatakan, harga saham BBCA saat ini dinilai cukup mahal untuk investor muda. Sehingga Perseroan akan melakukan stock split dengan rasio 1:5.
Baca Juga
"Karena harga saat ini sudah Rp 30.000, sepertinya buat mereka jumlahnya cukup signifikan, terlalu tinggi. Jadi manajemen akhirnya memutuskan untuk melakukan stock split,” kata Raymon dalam public expose live, Rabu (8/9/2021).
Advertisement
Upaya ini dilakukan Perseroan untuk memberikan kesempatan kepada investor ritel dan juga terutama investor yang masih muda agar bisa berpartisipasi untuk membeli saham Perseroan. Selama ini kepemilikan saham Perseroan didominasi oleh investor institusi.
"Jadi saham kita akan lebih likuid,” imbuhnya. Seperti yang telah disampaikan Perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Perseroan mengusulkan pemecahan nilai nominal saham perseroan atau stock split dengan rasio 1:5.
Dengan demikian, nilai nominal saham perseroan yang semula Rp 62,5 per saham akan menjadi Rp 12,5 per saham. Rencana dimintakan restu pemegang saham dalam RUPS LB pada 23 September 2021.
"Dengan pecahan 1:5, jadi banyak investor dalam negeri yang bisa lebih banyak berpartisipasi karena sebelumnya banyak sekali perdagangan dikuasai oleh investor institusi,” tandas Raymond.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gelar RUPSLB pada 23 September 2021
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan atas pemecahan nilai nominal saham atau stock split.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis, 2 September 2021, perseroan akan gelas RUPSLB pada Kamis, 23 September 2021. Perseroan meminta persetujuan pemegang saham atas rencana stock split.
Dalam rapat ini perseroan mengusulkan pemecahan nilai nominal saham perseroan atau stock split dengan rasio 1:5. Dengan demikian, nilai nominal saham perseroan yang semula Rp 62,5 per saham akan menjadi Rp 12,5 per saham.
“Pemecahan nilai nominal saham ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di BEI,” tulis perseroan.
Harga saham perseroan menjadi lebih terjangkau bagi para investor ritel termasuk demografi investor muda sehingga diharapkan akan meningkatkan jumlah pemegang saham perseroan.
Advertisement