Alasan Perusahaan Online Gandeng Offline untuk Genjot Bisnis

Executive Director grup Lippo John Riady menyampaikan perusahaan online seperti di China dan Amerika Serikat juga menggandeng jaringan ritel konvensional.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Sep 2021, 20:20 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2021, 19:57 WIB
Ilustrasi Hypermart (Dok: PT Matahari Putra Prima Tbk/MPPA)
Ilustrasi Hypermart (Dok: PT Matahari Putra Prima Tbk/MPPA)

Liputan6.com, Jakarta - Executive Director grup Lippo John Riady menyampaikan latar belakang kerja sama PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dengan GoTo dan perusahaan e-commerce lainnya. Salah satunya berkaitan dengan omnichannel.

Ia melihat, perusahaan online atau e-commerce yang membeli supermarket dan department store juga menjadi tren yang menarik. Hal ini ditunjukkan dari kondisi di China dan Amerika Serikat (AS). Salah satunya di China, Alibaba membeli department store terbesar Intime. 

"Contoh di China dan Amerika Serikat. Amazon beli Whole Food, Walmart investasi di JD, perusahaan online dan offline berkolaborasi," ujar dia saat webinar yang digelar Indonesia Investment Education (IIE) ditulis Minggu (12/9/2021).

Perusahaan online berkolaborasi dengan perusahaan offline untuk saling mengisi. Seiring tidak semua kategori bisnis dikuasai online. John menuturkan, kalau masyarakat beli barang elektronik di online sudah biasa. Demikian juga pakaian.

"Sudah bagus dalam kategori masing-masing. Tetapi bicara kategori makanan, fresh grocery itu kecil sekali. Jadi ibu rumah tangga shopping online tetapi tetap ke supermarket,” kata dia.

Oleh karena itu, menurut John, e-commerce menyadari kalau mau besar di fresh grocery harus bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki gerai-gerai.

"MPPA sudah memiliki gerai di 76 kota dengan logistik infrastruktur. Ini yang terjadi starting point dari kerja sama kita. Tahap awal ada di platform mereka itu akan meningkatkan online sales MPPA. Dari zero sekarang 8,9, 10 persen dalam waktu singkat, di mana kita gunakan toko hypermarket sebagai warehouse untuk serving perumahan,” ujar dia.

Selain itu, John melihat ada konsep drug store yang tidak ada konsumen. Akan tetapi, toko tersebut menerima pesanan-pesanan online dan kemudian diambilkan. Kemudian toko offline pun digenjot oleh perusahaan e-commerce tersebut.  "Jadi perusahaan online beli offline, offline digenjot buka toko. Seperti Store X oleh Alibaba, Seven Fresh oleh JD,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

MPPA Perluas Kemitraan dengan Tokopedia

Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

Sebelumnya, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), pengelola Hypermart siap memperkuat dan memperluas kemitraannya dengan Tokopedia. Dalam hal ini, terdapat 95 toko virtual yang aktif beroperasi di platform toko online terebut.

Dilansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 2 Juni 2021, kemitraan yang kuat diharapkan mampu membawa lebih banyak produk makanan dan rumah tangga ke platform Tokopedia.

Saat pandemi, tercatat lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan pada platform ini. Hal ini juga menempatkan Matahari Putra Primasebagai perusahaan ritel makanan terbesar di platform online di Indonesia.

Dimulai dengan 23 gerai di sekitar Jabodetabek pada awal Desember 2020, MPPA dan Tokopedia telah memperluas kemitraan menjadi 47 toko pada April 2021 yang tumbuh menjadi 82 toko pada Mei 2021 dan hingga saat ini 95 toko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya