Akuisisi 51 Persen Saham Produsen Alat Suntik Terbesar di Asia, IRRA Bakal Gelar Rights Issue

Saham Oneject yang akan dibeli Itama Ranoraya terdiri dari saham lama dan juga saham baru.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Sep 2021, 13:32 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2021, 13:32 WIB
Vaksinasi Covid-19 Nakes Lansia Tahap Pertama
Petugas medis menunjukkan jarum suntik dan vaksin Covid-19 di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/2/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi Sinovac untuk tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah BPOM mengeluarkan izin penggunaan vaksin untuk lansia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) melakukan perjanjian pengikatan jual beli saham bersyarat (PPJB) untuk pembelian atau akuisisi PT Oneject Indonesia (Oneject). Akuisisi ini merupakan bagian dari transformasi perseroan untuk menjadi manufacturing high tech di sektor kesehatan.

Oneject merupakan produsen alat suntik Auto Disable Syringe (ADS) terbesar di Asia. Saat ini, Oneject sudah menjual produknya ke negara-negara di Eropa, Asia dan juga UNICEF.

Pasca akuisisi, IRRA akan menjadi pemegang saham mayoritas di Oneject dengan porsi kepemilikan mencapai 51 persen. Transaksi pembelian akan dilakukan dalam dua tranche.

Pertama pembayaran di awal senilai Rp 198,8 miliar yang dibayarkan saat penandatanganan PJBB. Pendanaan untuk pembayaran awal ini berasal dari penjualan saham treasury sebanyak 100 juta lembar di harga Rp 1.988 per lembar saham. Harga penjualan saham treasury tersebut telah memenuhi aturan POJK No.30/POJK.04/2017.

Kemudian pembayaran final sebesar nilai total akuisisi yang disepakati dikurangi nilai pembayaran awal. Untuk pembayaran ini, Perseroan akan melakukan penerbitan saham baru (rights issue).

Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk Heru Firdausi Syarif menjelaskan saham Oneject yang akan dibeli terdiri dari saham lama dan juga saham baru. Penerbitan saham baru tersebut ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja dan juga belanja modal Oneject.

Heru mengatakan, tahun depan penjualan ekspor alat suntik akan naik signifikan. Selain alat suntik, awal tahun depan Oneject juga sudah mulai produksi alat kesehatan lainnya. Seperti kantung darah untuk kebutuhan PMI dan juga produksi produk Reagen test (Covid & non Covid) milik Abbott.

“Jadi dana akuisisi juga digunakan untuk pendanaan modal kerja dan belanja modal Oneject”, jelas Heru, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa, Kamis (30/9/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Selesai Semester I 2022

Ekspresi Para Lansia Saat Jalani Vaksinasi COVID-19
Petugas kesehatan saat mengisi serum vaksin ke dalam jarum suntik untuk lansia di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Selasa (23/2/2021). Vaksinasi untuk Lansia akan dimulai di ibu kota provinsi untuk seluruh provinsi di Indonesia, di prioritaskan di Jawa-Bali. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Proses akuisisi selambat-lambatnya selesai di semester I 2022. Sehingga di tahun buku 2022, Oneject sudah bisa dikonsolidasikan ke dalam IRRA.

IRRA akan meminta persetujuan dari pemegang saham untuk akuisisi Oneject dan juga persetujuan penerbitan saham baru (rights Issue) dalam rangka pendanaan akuisisi. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk kedua agenda tersebut dilaksanakan pada kuartal I 2022.

“Dalam 2 tahun terakhir kami mampu meraih pertumbuhan dalam rentang 80-100 persen setiap tahunnya baik untuk pendapatan dan juga perolehan laba bersih. Akuisisi ini akan menjadi sumber pertumbuhan baru bagi IRRA kedepan”, ungkap Heru.

Roadmap transformasi bisnis yang dilakukan IRRA tidak hanya menjadi manufacturing high tech di sektor kesehatan. Namun juga masuk ke layanan jasa kesehatan (services). Dengan transformasi bisnis tersebut, IRRA akan memiliki bisnis yang lengkap di sektor kesehatan yaitu distribusi, manufacturer dan layanan kesehatan (services).

IRRA fokus untuk perdagangan dan services, sementara Oneject fokus manufacturing high tech dan inovasi healthcare.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya