Zoom Batal Akuisisi Produsen Perangkat Lunak Five9 Senilai Rp210,39 Triliun

Zoom kini telah kehilangan kesempatan untuk memperluas kemampuannya dengan cepat setelah sahamnya reli selama pandemi COVID-19.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Okt 2021, 10:32 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2021, 10:32 WIB
Ilustrasi Zoom
Ilustrasi Zoom. Kredit: Zoom

Liputan6.com, Jakarta - Perjanjian Zoom untuk membeli produsen perangkat lunak berbasis cloud, Five9 dibatalkan. Hal itu setelah pemegang saham Five9 menolak kesepakatan itu pada Kamis, 30 September 2021.

Pemegang saham Five9 tidak puas dengan premi kecil. Pada harga yang disepakati, mereka hanya akan menerima kenaikan 13 persen. Mengingat momentum dalam perangkat lunak cloud dan semua uang yang telah dicurahkan investor ke rekan-rekan Five9, mereka kemungkinan mengharapkan premi yang jauh lebih tinggi.

Pada Juli 2021, Zoom mengatakan akuisisi Five9 dalam pembelian seluruh saham seharga USD 14,7 miliar atau sekitar Rp 210,39 triliun (asumsi kurs Rp 14.312 per dolar AS). Perusahaan kini telah kehilangan kesempatan untuk memperluas kemampuannya dengan cepat setelah sahamnya reli selama pandemi COVID-19.

Dilansir dari CNBC, Jumat (1/10/2021), saham Five9 turun 2 persen dalam perdagangan yang diperpanjang menyusul pernyataan dari perusahaan. Departemen Kehakiman AS sedang meninjau kesepakatan itu karena khawatir tentang potensi partisipasi asing.

Akan tetapi, Zoom mengatakan pekan lalu masih mengharapkan kesepakatan itu selesai pada paruh pertama 2022. Zoom dan Five9, yang memiliki kemitraan produk sebelum perjanjian akuisisi, mengatakan akan mempertahankan dukungan untuk integrasi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Wall Street pada 30 September 2021

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Kamis, 30 September 2021 waktu setempat. Wall Street mencatat kinerja buruk pada September 2021.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 1,59 persen ke posisi 33.843,92. Indeks S&P 500 susut 1,19 persen menjadi 4.307,54. Indeks Nasdaq tergelincir 0,4 persen menjadi 14.448,58.

Pelemahan wall street terjadi pada hari terakhir September 2021 seiring kekhawatiran kenaikan sukung bunga, inflasi dan pasar properti China yang mengguncang saham. Indeks S&P 500 turun 4,8 persen, dan mendorong indeks acuan alami bulan terburuk sejak Maret 2020. Pada saat itu, bursa saham alami aksi jual besar-besaran. Indeks acuan juga ditutup lima persen di bawah rekor tertinggi untuk pertama kali pada 2021.

Indeks Nasdaq susut 5,3 persen dan membukukan kinerja buruk sejak Maret 2020. Indeks Dow Jones turun 4,3 persen, alami bulan terburuk pada 2021.

“September sesuai dengan reputasinya dan pengembangan portofolio saham yang lesu, tetapi tidak terlalu buruk,”Ed Yardeni dari Yardeni Research.

Ia menambahkan, ada banyak kekhawatiran upah, harga energi dan biaya transportasi lebih tinggi akan membebani pendapatan untuk sisa 2021 dan hingga 2022. “Ini tentu sesuatu yang kami telusuri. Namun sejauh ini, para analis tetap relatif optimistis,” kata dia.

Kekhawatiran tentang inflasi dan masalah rantai pasokan terus menekan wall street pada Kamis pekan ini. Saham Bed Bath & Beyond turun 22,1 persen. Saham tersebut turun setelah perseroan mengatakan, kekhawatiran inflasi dan rantai pasokan menekan kinerja kuartal II 2021.

Saham Wall Greens Boots Alliance dan Home Depot masing-masing turun 3,4 persen dan hampir 2,6 persen dan mencatat kinerja terburuk di Dow Jones.

Saham energi dan keuangan yang telah menjadi salah satu saham yang membukukan kinerja terbaik dalam beberapa pekan terakhir, alami pelemahan pada Kamis pekan ini. Saham Goldman Sach turun 1,7 persen, sementara JPMorgan susut 1,3 persen.

Saham teknologi mencetak kinerja positif. Akan tetapi, indeks Nasdaq masih turun selama sesi lima berturut-turut. Saham-saham teknologi telah terpukul oleh lonjakan baru-baru ini dan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun yang menembus di atas 1,567 persen pada awal pekan ini.

Bursa saham AS yang melemah selama September juga menyebabkan  pasar saham lesu selama kuartal III 2021. Selama kuartal III 2021, indeks Dow Jones turun 1,9 persen, sedangkan indeks Nasdaq tergelincir 0,4 persen. Indeks S&P 500 mempertahankan kenaikan moderat dan masih naik hampir 15 persen pada 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya