Pengembangan Teknologi Makin Dominan, Kompetisi Bisnis Sekuritas Meningkat

BEI menilai, bisnis sekuritas masih menarik tapi membutuhkan komitmen dan permodalan yang tidak sedikit.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Okt 2021, 11:39 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2021, 11:39 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bisnis sekuritas masih menjanjikan. BEI pun membenrikan subsidi dan bantuan kepada perusahaan sekuritas untuk mendukung industri pasar modal Indonesia.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menuturkan, bisnis sekuritas masih menarik tapi membutuhkan komitmen dan permodalan yang tidak sedikit. Hal ini seiring kebutuhan bisnis online dan otomasi.

"Kompetisi juga semakin meningkat dengan pengembangan teknologi yang semakin dominan," ujar dia kepada wartawan, ditulis Minggu (24/10/2021).

Meski demikian, Laksono menuturkan, pihaknya juga memberikan bantuan dan subsidi kepada perusahaan sekuritas. Selain itu, BEI juga memberikan bantuan dalam hal menyelenggarakan sosialisasi dan edukasi kepada investor dan pemangku pasar modal.

Laksono juga menilai, jumlah investor dengan perusahaan sekuritas akan berubah-ubah. Hal ini sesuai dengan kebutuhan pasar dan teknologi.

Sebelumnya, pada 2019, terdapat sekitar 105 anggota bursa. Di sisi lain sejumlah perusahaan sekuritas asing yang menjalankan kegiatan usaha broker menghentikan bisnisnya tersebut di Indonesia.

Perusahaan sekuritas asing itu antara lain PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia, PT Merrill Lynch Sekuritas Indonesia, PT Deutsche Bank Sekuritas Indonesia, PT Nomura Sekuritas Indonesia dan terbaru ada Citigroup Sekuritas Indonesia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Investor Pasar Modal Naik 65,73 Persen hingga September 2021

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, jumlah investor di pasar modal sepanjang sembilan bulan pada 2021 meningkat sebesar 65,73 persen menjadi sebanyak 6.431.444 investor. Sementara pada akhir 2020, jumlah investor di pasar modal hanya 3.880.753 investor.

Data tersebut berdasarkan informasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang dikutip Liputan6.com, Jumat, 8 Oktober 2021.

Jumlah investor reksa dana juga melonjak sebesar 82,18 persen menjadi sebanyak 5.784.899 investor. Sementara pada akhir 2020 lalu, jumlah investor reksa dana tercatat sebanyak 3.175.429 investor.

Sementara itu, jumlah investor C-BEST juga tercatat meningkat sebesar 71,59 persen menjadi 2.908.954 investor, dari sebelumnya 1.695.268 investor di akhir 2020.

Namun, investor di efek Surat Berharga Negara (SBN) hanya naik 24,20 persen menjadi sebanyak 571.794 investor. Pada akhir tahun 2020, jumlah investor SBN tercatat sebesar 460.372 investor.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya