Jurus BRI Cetak Kinerja Positif hingga Kuartal III 2021

Perseroan memiliki dua strategi besar yang mengantarkan BRI mencatatkan kinerja cemerlang hingga kuartal III 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Okt 2021, 12:07 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2021, 12:04 WIB
Gedung BRI
Gedung BRI.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mampu mencatatkan kinerja yang sehat dan kuat hingga akhir kuartal III 2021. Sinyal positif kinerja konsolidasian BRI tercermin dari penyaluran kredit pada akhir September 2021 sebesar Rp 1.026,42 triliun, tumbuh 9,74 persen year on year (yoy).

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, angka itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 2,21 persen.

Dana Pihak Ketiga BRI berhasil tumbuh positif menjadi sebesar Rp 1.135,31 triliun. Tabungan tercatat mendominasi DPK BRI dengan total mencapai Rp 470,16 triliun, tumbuh 7,12 persen yoy.

Proporsi dana murah (CASA) BRI pun terus merangkak naik, yang pada akhir kuartal III 2021 tercatat 59,60 persen atau lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,02 persen.

Dalam situasi pandemi COVID-19, Sunarso mengatakan, Perseroan memiliki dua strategi besar yang mengantarkan BRI mencatatkan kinerja cemerlang hingga kuartal III 2021. Pertama, yakni menyelamatkan UMKM melalui berbagai program restrukturisasi.

"Pertama adalah fokus kepada penyelamatan UMKM yang notabenenya  itu adalah tulang punggung kita. Itu harus diselamatkan melalui berbagai program restrukturisasi,” kata Sunarso dalam press conference Laporan Keuangan Triwulan III, Rabu (27/10/2021).

Upaya tersebut dimaksudkan untuk menjaga agar UMKM tidak jatuh, sehingga Perseroan bisa tetap bertahan.

“Kalaupun tidak tumbuh, tapi tidak tumbuh negatif,” imbuhnya.

Kedua, Sunarso mengatakan Perseroan harus tetap tumbuh dengan mengikuti stimulus yang digulirkan pemerintah selama pandemi covid-19, atau disebut strategi business follow the stimulus.

Namun, Sunarso menegaskan strategi yang satu ini bersifat sementara. Mengingat dana stimulus berasal dari APBN.

"Sampai kapan, pasti tidak boleh lama-lama karena stimulus membutuhkan anggaran pemerintah, membutuhkan APBN. Kita juga enggak ingin merepotkan pemerintah untuk terus-terusan memberikan stimulus dan kemudian menekan APBN,” ujar dia.

Solidnya kinerja BRI dari sisi penyaluran kredit dan pendanaan membuat aset perseroan terus tumbuh. Hingga akhir kuartal III tercatat aset BRI mencapai Rp 1.619,77 triliun atau tumbuh 11,87 persen yoy.

Sementara itu, laba BRI per September 2021 tercatat Rp 19,07 triliun atau tumbuh 34,74 persen yoy. “Ini merupakan buah dari hasil strategi BRI yang terus menekankan pada sustainability dan pencadangan pada saat kondisi ekonomi belum pulih sepenuhnya akibat pandemi,” ujarnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja BRI hingga Kuartal III 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan laba sebesar Rp 19,07 triliun. Angka itu tumbuh 34,74 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari sisi aset Perseroan hingga September 2021,  mencapai Rp 1.619,77 triliun atau tumbuh 11,87 persen yoy.

"Ini merupakan buah dari hasil strategi BRI yang terus menekankan pada sustainability dan pencadangan pada saat kondisi ekonomi belum pulih sepenuhnya akibat pandemi,” ujar Direktur Utama BRI, Sunarso dalam konferensi pers paparan kinerja BRI, Rabu, 27 Oktober 2021.

Penyaluran kredit BRI pada akhir September 2021 sebesar Rp 1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74 persen year on year (yoy). Di mana angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 2,21 persen.

Sunarso mengatakan, salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit konsolidasian BRI yakni penyaluran kredit segmen UMKM yang tumbuh 12,50 persen yoy atau mencapai Rp 848,60 triliun pada akhir September 2021. Capaian tersebut membuat proporsi kredit UMKM dibanding total kredit BRI pun meningkat dari semula 80,65 persen pada akhir September 2020 menjadi 82,67 persen pada akhir September 2021.

"Peningkatan penyaluran kredit UMKM yang sangat signifikan pada kuartal III 2021 tidak terlepas dari pembentukan sinergi holding Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM, disamping pemulihan kondisi ekonomi akibat kian melandainya pandemi,” ujar Sunarso.

Secara rinci, penyaluran kredit mikro BRI tercatat Rp 464,66 triliun, kredit konsumer sebesar Rp. 147,16 triliun, kredit kecil dan menengah Rp 236,77 triliun dan kredit korporasi Rp 177,83 triliun.

BRI juga berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan, tercermin dari rasio NPL BRI yang manageable di kisaran 3,28 persen pada akhir kuartal III 2021 dengan NPL Coverage mencapai 252,94 persen.

Dari sisi liabilities, Dana Pihak Ketiga BRI berhasil tumbuh positif menjadi sebesar Rp 1.135,31 triliun. Tabungan tercatat mendominasi DPK BRI dengan total mencapai Rp 470,16 triliun, tumbuh 7,12 persen yoy. Proporsi dana murah (CASA) BRI pun terus merangkak naik. 

Pada akhir kuartal III 2021 tercatat 59,60 persen atau lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,02 persen. Keberhasilan perseroan dalam meningkatkan proporsi dana murah membuat biaya dana atau Cost of Fund (COF) BRI terus menurun.

“Hingga akhir September 2021 COF BRI tercatat 2,14 persen, lebih rendah dibandingkan COF BRI pada September 2020 sebesar 3,45 persen,” tandas Sunarso.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya