Saham Evergrande Merosot ke Level Terendah dalam 11 Tahun

Pada pengajuan Jumat malam, 3 Desember 2021, Evergande telah menerima permintaan dari kreditur untuk bayar utang USD 260 juta.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2021, 00:03 WIB
Diterbitkan 07 Des 2021, 00:03 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Hong Kong - Saham China Evergrande Group anjlok 12 persen ke level terendah selama 11 tahun usai perusahaan menyampaikan tidak ada jaminan mempunyai cukup dana untuk melunasi pembayaran utang. Otoritas China segera panggil pimpinan perusahaan.

Saham Evergrande jatuh di masa tenggang 30 hari pembayaran kupon obligasi senilai USD 82,5 juta atau Rp 1,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.425 per dolar AS). Batas waktu berakhir pada Senin, 6 Desember 2021.

Evergrande pernah menjadi pengembang terlaris di China, kini bergulat dengan kewajiban lebih dari USD 300 miliar (atau Rp 4.327,7 triliun). Keruntuhan raksasa properti Chian berpotensi mengirimkan gelombang buruk di sektor properti negara hingga tahun-tahun berikutnya.

Pada pengajuan Jumat malam, 3 Desember 2021, perusahaan pengembang paling berhutang di dunia mengatakan telah menerima permintaan dari kreditur untuk bayar utang sebesar USD 260 juta, atau setara Rp 3,7 triliun.

Pemerintah provinsi Guangdong  memanggil Chairman Evergrande Hui Ka Yan. Dalam pengumuman regulator akan mengirim kelompok kerja ke pengmbas atas permintaan Evergrande guna mengawasi manajemein risiko, memperkuat kontril internal dan mempertahankan operasionalnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sinergi Regulator China

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Langkah ini nampaknya telah terkoordinasi dengan baik di antara pemegang kebijakan Beijing. Bank sentral China, regulator perbankan dan asuransi serta sekuritas berupaya meyakinkan pasar seiring pemerintah dapat mengatasi segala risiko apapun terkait sektor properti .

Risiko jangka pendek yang disebabkan oleh satu perusahaan real estat tidak akan merusak penggalangan dana pasar dalam jangka menengah dan panjang. People's Bank of China menambahkan penjualan perumahan, pembelian tanah dan pembiayaan  kembali normal di China.

Saham Evergrande turun lebih dari 12 persen di posisi USD 1,98. Nilai ini merupakan terendah sejak Mei 2010. Pada penutupan, saham Evergrande susut 19,56 persen menjadi 1,81 per dolar Hong Kong (Ayesha Puri)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya