Genjot Edukasi Pasar Modal, Komposisi Investor di Luar Jawa Terus Meningkat

Direktur Pengawasan Lembaga Efek OJK, Ridwan mengungkapkan persebaran investor juga lebih baik.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Des 2021, 11:07 WIB
Diterbitkan 15 Des 2021, 11:07 WIB
Direktur Pengawasan Lembaga Efek OJK Ridwan dalam kegiatan sinergi dan kolaborasi pasar modal untuk negeri, Rabu (15/12/2021) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Direktur Pengawasan Lembaga Efek OJK Ridwan dalam kegiatan sinergi dan kolaborasi pasar modal untuk negeri, Rabu (15/12/2021) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah investor pasar modal terus mengalami pertumbuhan yang menggembirakan. Merujuk data KSEI, investor pasar modal telah mencapai 7,15 juta SID sampai dengan November 2021. Angka itu naik 84,28 persen dibandingkan posisi akhir 2020.

Tak hanya dari sisi pertumbuhan, Direktur Pengawasan Lembaga Efek Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ridwan mengungkapkan persebaran investor juga lebih baik. Meski masih dominan di Pulau Jawa yang mencapai 70 persen.

"Namun saat terjadi pula peningkatan untuk komposisi sebaran investor di luar pulau jawa sebesar 7 persen dari sebelumnya 28,10 persen menjadi 30,3 persen pada posisi November 2021,” kata Ridwan dalam sambutannya pada acara Penghargaan Galeri Investasi BEI 2021 - Sinergi dan Kolaborasi Pasar Modal untuk Negeri, Rabu (15/12/2021).

Ridwan mengatakan, salah satu penyebab persebaran investor pasar modal yang belum merata adalah rendahnya tingkat literasi dan inklusi di pasar modal.

"Berdasarkan survei nasional literasi dan inklusi keuangan yang dilakukan oleh OJK, tingkat literasi di pasar modal masih berkisar di tataran 5 persen atau masih jauh jika kita bandingkan dengan sektor perbankan mencapai 36 persen," kata dia.

Selain itu saluran distribusi daerah juga masih sangat terbatas. Hal ini karena cabang perusahaan efek lebih banyak berada di pulau Jawa dan belum optimalnya infrastruktur pemasaran dalam rangka menambah jumlah investor domestik.

“Oleh karena itu OJK sangat mendukung berdirinya galeri investasi ini di berbagai daerah di seluruh Indonesia,” kata Ridwan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Galeri Investasi Bursa

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sarana untuk memperkenalkan Pasar Modal sejak dini kepada dunia akademisi. 

Galeri Investasi BEI berkonsep 3 in 1 yang merupakan kerjasama antara BEI, Perguruan Tinggi dan Perusahaan Sekuritas diharapkan tidak hanya memperkenalkan Pasar Modal dari sisi teori saja akan tetapi juga prakteknya.

Ke depan, melalui Galeri Investasi BEI yang menyediakan real time information untuk belajar menganalisa aktivitas perdagangan saham, diharapkan dapat menjadi jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan beserta prakteknya di pasar modal.

Ridwan beranggapan, salah satu profesi yang berada di posisi terdepan dalam peningkatan jumlah investor adalah orang perseorangan sebagai wakil perusahaan efek.

Pada posisi saat ini, jumlah pemegang izin WPPE (wakp perusahaan efek) yang aktif encapi 23 ribu lebih. Dari jumlah tersebut sekitar 60 persen pemegang izin berdomisili di Jakarta dan 40 persen pemegang izin berdomisili di luar Jakarta.

Pulau Jawa masih mendominasi kepemilikan izin WPE yang mencapai 82 persen pemegang izin dan hanya 18 persen pemegang izin WPE berada di luar Jawa.

“Oleh karena itu OJK dan seluruh pemangku kepentingan terus berupaya untuk meningkatkan jumlah sebaran investor pasar modal di seluruh Indonesia,” tandasnya,

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya