BEI Rombak Jajaran Penghuni Indeks LQ45, Analis Sebut Cermati Lagi Fundamental Emiten

Ada sejumlah saham yang keluar dari indeks LQ45 periode Februari 2022. Lalu bagaimana potensi saham tersebut?

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Jan 2022, 13:30 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2022, 13:30 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) merombak susunan saham penghuni indeks LQ45. Dalam daftar teranyar yang berlaku efektif 2 Februari 2022, terdapat lima saham emiten yang masuk serta lima yang keluar.

Lima emiten yang kini berada di indeks LQ45, yakni; PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

Sedangkan saham yang keluar dari penghitungan indeks antara lain PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Perubahan ini menyebabkan tidak ada saham properti yang tergabung dalam LQ45. Pengamat pasar modal sekaligus Founder Bageur Stock, Andy Wibowo Gunawan menerangkan, perubahan indeks ini akan menjadi sentimen negatif bagi emiten-emiten yang terdepak dari indeks tersebut.

Sebaliknya, akan menjadi sentimen positif bagi emiten-emiten yang masuk indeks LQ45. Namun, sentimen tersebut relatif berlangsung dalam jangka pendek.

"Dalam jangka pendek, keluarnya saham dari Indeks LQ45 akan memberikan sentimen negatif terhadap pergerakan harga sahamnya. Untuk strategi sahamnya, menurut saya adalah investor harus kembali lagi melihat fundamental masing-masing emiten yang keluar dari LQ45,” kata Andy kepada Liputan6.com, Senin (31/1/2022).

Seperti diketahui, indeks seperti LQ45 biasanya digunakan sebagai salah satu acuan oleh banyak investor institusi. Sehingga perubahan susunan anggota emiten berpotensi menyebabkan perubahan volume transaksi yang signifikan pada emiten tersebut, hingga dapat mempengaruhi harga saham.

"Sementara untuk saham yang masuk, dalam jangka pendek akan menarik. Tetapi dalam jangka panjang harus melihat masing-masing fundamental emitennya. Rekomendasi kembali lagi kepada investment style masing-masing investor,” imbuh Andy.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Indeks LQ45

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hingga penutupan perdagangan Jumat, 28 Januari 2022, indeks saham LQ45 sudah naik 1,97 persen ke posisi 949,77. Kinerja indeks LQ45 mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 0,97 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya