BP Lepas 19,75 Persen Saham Perusahaan Minyak Rusia Rosneft

BP telah bekerja di Rusia selama lebih dari 30 tahun, tetapi invasi Rusia ke Ukraina telah memaksa perusahaan untuk evaluasi kembali kepemilikan saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Mar 2022, 04:31 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2022, 04:31 WIB
Ilustrasi saham di Bursa Efek London (Foto: Unsplash/Jamie Street)
Ilustrasi saham di Bursa Efek London (Foto: Unsplash/Jamie Street)

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa energi Inggris BP mengumumkan melepas 19,75 persen saham di Rosneft, perusahaan minyak yang dikendalikan Rusia.

Selain itu, CEO BP Bernard Looney dan mantan eksekutif Bob Dudley juga segera efektif mengundurkan diri dari dewan Rosneft.Dudley telah menjadi direktur sejak 2013. Sementara itu, Looney telah menjadi direktur Rosneft sejak 2020.

BP telah bekerja di Rusia selama lebih dari 30 tahun, tetapi invasi Rusia ke Ukraina telah memaksa perusahaan untuk evaluasi kembali kepemilikan saham.

"Aksi militer ini merupakan perubahan mendasar. Ini telah membuat dewan BP menyimpulkan, setelah proses menyeluruh, keterlibatan kami dengan Rosneft, sebuah perusahaan milik negara tidak dapat dilanjutkan,” kata Chairman BP Helge Lund, dilansir dari CNBC, ditulis Selasa (1/3/2022).

Wall Street Journal melaporkan BP telah hadapi tekanan besar dari pemerintah Inggris untuk melepas kepemilikan saham di Rosneft. Pejabat Inggris menuding Rosneft memicu perkembangan invasi ke Ukraina.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Peringatan bagi Pelaku Usaha

UK’s Business Secretary Kwasi Kwarteng mengadakan pembicaraan pekan lalu dengan BP menyebutkan di Twitter kalau menyambut baik keputusan perusahaan.

"Invasi Rusia yang tidak berlasan ke Ukraina harus menjadi peringatan bagi bisnis Inggris dengan kepentingan komersial di Rusia milik Putin," ujar Kwarteng.

Rosneft telah berkontribusi sekitar sepertiga dari produksi dan minyak gas BP, menurut laporan Journal. Sebagai hasil dari pelepasan sahamnya, BP berharap untuk melaporkan biaya non tunai pada kuartal I 2022 tepatnya Mei.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya