Konflik Rusia-Ukraina Memanas, Investor Diimbau Tak Panik

Founder of GaleriSaham.com Rio Rizaldi mengimbau investor di dalam negeri jangan panik menghadapi sentimen konflik Rusia-Ukraina terhadap pasar.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Feb 2022, 16:12 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2022, 16:12 WIB
Ciptakan Investor Pasar Modal Berkualitas Lewat Kompetisi Saham
Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Investor dalam negeri diimbau tidak panik menghadapi sentimen konflik Rusia-Ukraina terhadap pasar saham yang kemudian menjual sahamnya.

Hal itu disampaikan Founder of GaleriSaham.com Rio Rizaldi saat webinar oleh D 'ORIGIN Financial & Business Advisory dan IGICO Advisory, Minggu, 27 Februari 2022.

Rio menekankan, investor di dalam negeri jangan panik menghadapi sentimen konflik Rusia-Ukraina terhadap pasar, yang kemudian menjual sahamnya. Investor dinilai sebaiknya selalu melihat kondisi fundamental usaha emiten.

"Sebagai investor harus mengikuti konsep pebisnis yaitu mencari jalan supaya survive. Mereka berusaha tetap bertahan bahkan growing dalam kondisi apapun. Mungkin trader bisa mengikuti pebisnis. Sehingga lebih siap dengan segala keadaan dan berusaha terus tumbuh," tutur dia dikutip dari keterangan tertulis.

Rio mengimbau investor untuk bersikap lebih hati-hati saat investasi. Kendati ekonomi Indonesia lebih dipenuhi sentimen optimisme pascapandemi, dia menilai jangan reaktif dengan sentimen akibat gejolak geopolitik.

Analisa pasar, rekam jejak data, kondisi makro dan mikro perlu lebih dipahami dalam menyikapi perkembangan ekonomi. Indikator-indikator ekonomi menurutnya harus dilihat untuk menentukan price action.

Pasokan dan permintaan sangat berpengaruh termasuk sentimen positif maupun pesimisme. Oleh karena itu, sebenarnya lebih baik jika kondisi ekonomi bertumbuh pada kondisi ideal tanpa adanya konflik seperti yang sedang terjadi di Benua Biru.

"Investor harus tahu konsep dasar pergerakan harga. Market juga kompleks, tidak hanya melihat impact perang Rusia vs Ukraina, tapi proyeksi ekonomi Indonesia, defisit neraca perdagangan, dan lainnya. Untuk itu, investor perlu aware untuk sentimen market sekarang dan akan datang tetapi tidak perlu reaktif terhadap berita-berita sekarang," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rekomendasi Saham

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Founder of Syariah Saham Asep M. Saepul Islam atau akrab disapa Mang Amsi dalam acara tersebut memberikan rekomendasi saham emiten dalam konteks sentimen masalah geopolitik Rusia-Ukraina.

Dia mengatakan investor bisa berinvestasi pada saham-saham emiten yang terimbas dampak positif dari isu tersebut. Antara lain PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), hingga PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

"Ini karena mereka sudah rilis laporan akhir tahun dan kinerjanya signifikan naik. Kalau yang full year 2021 membukukan kinerja moncer, terlebih lagi ditopang kenaikan harga CPO, nikel dan batu bara untuk ITMG, AALI, INCO dan UNTR. Rasio utangnya masih di bawah 1 (DER < 1)," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya