Garudafood Kantongi Pinjaman Rp 1 Triliun dari BTPN

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) kantongi pinjaman Rp 1 triliun dari BTPN untuk belanja modal dan lainnya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Jun 2022, 16:32 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2022, 16:32 WIB
Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)
Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank BTPN Tbk (BTPN) senilai Rp 1 triliun.

Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), tujuan transaksi yakni untuk refinancing keseluruhan kredit sindikasi Garudafood Putra Putri Jaya yang telah ada. Selain itu, transaksi ditujukan untuk membiayai belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2021 dan 2022.

"Pada 6 Juni 2022, perseroan dan PT Bank BTPN Tbk telah menandatangani perjanjian fasilitas mengenai perolehan fasilitas kredit dari BTPN kepada perseroan,” ungkap Sekertaris Perusahaan Garudafood, I Made Astawa dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/6/2022).

Adapun jangka waktu fasilitas kredit tersbeut yakni 60 bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan perjanjian pada 6 Juni 2022.

Pertimbangan dilakukannya transaksi ini lantaran perseroan mendapatkan alternatif pembiayaan yang lebih baik untuk menggantikan saldo pinjaman yang telah ada, dalam rangka terus mencari terobosan yang lebih baik, lebih efisien namun tetap menjaga kualitas untuk memaksimalkan nilai bagi pemegang saham.

Fasilitas kredit tersbeut tidak melanggar peraturan dan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga dan tidak berdampak negatif terhadap kondisi keuangan perseroan. Lebih lanjut, perolehan fasilitas kredit ini kan menunjang secara langsung pengembangan usaha perseroan dari waktu ke waktu.`

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja Kuartal I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) merilis laporan keuangan kuartal I-2022. Pada periode tersebut, laba bersih perseroan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 24 persen dari periode yang sama tahun lalu. Yakni menjadi Rp 90,06 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 118,34 miliar.

Penurunan tersebut utamanya dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas bahan baku serta bahan kemas sebagai dampak kondisi pandemi yang panjang. Sehingga memicu kelangkaan kontainer, tingginya freight cost dan kelangkaan bahan baku. Hal tersebut semakin diperburuk dengan krisis Rusia dan Ukraina yang menimbulkan multiplier effects yang sangat luas.

Padahal, dari sisi penjualan mengalami pertumbuhan 22,2 persen. Menjadi Rp 2,78 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,27 triliun.

Penjualan perseroan pada kuartal I 2022 ditopang oleh kategori makanan yang tumbuh 22 persen, dan memberikan kontribusi sebesar 88,8 persen dari seluruh porsi penjualan perseroan. Sedangkan sisanya, yakni kategori minuman tumbuh 23,3 persen.

 

Aset Perseroan

Ilustrasi laporan keuangan.
Ilustrasi laporan keuangan. (Photo by Serpstat from Pexels)

Penjualan domestik perseroan naik sebesar 22,4 persen sementara di pasar ekspor naik 17,4 persen dari tahun sebelumnya.

"Kami bersyukur atas pertumbuhan penjualan di kuartal I tahun ini yang jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Hal ini ditunjang dengan semakin pulihnya ekonomi Indonesia karena penanganan Covid-19 yang semakin baik oleh pemerintah sehingga mobilitas masyarakat juga semakin tinggi,” ujar Direktur PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, Paulus Tedjosutikno.

Dari sisi liabilitas perseroan pada 31 Maret 2022 tercatat menjadi Rp 4,13 triliun atau naik 10,64 persen dari Rp 3,74 triliun pada akhir Desember 2021. Sementara ekuitas perseroan turun 3,59 persen menjadi Rp 2,92 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 3,03 triliun.

Adapun total aset Garudafood hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 7,06 triliun, naik 4,27 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 6,77 triliun. perseroan juga memiliki kas dan setara kas lebih dari Rp 856 miliar di akhir 31 Maret 2022.

Strategi Hadapi Kenaikan Harga Bahan Baku

Ilustrasi logo Garudafood (GOOD) (Dok: Istimewa)
Ilustrasi logo Garudafood (GOOD) (Dok: Istimewa)

Untuk menghadapi kenaikan harga bahan baku dan bahan kemas yang belum dapat diprediksi kapan akan berakhir, perseroan melakukan berbagai upaya. Antara lain kontrak jangka panjang untuk mendapatkan harga yang stabil dan jaminan pasokan, meningkatkan persediaan untuk mengantisipasi gangguan di jalur logistik bahan baku sehingga kelangsungan proses produksi tidak sampai terganggu.

"Perseroan juga melakukan langkah-langkah inovasi untuk meredam dampak kenaikan bahan baku dan kemasan sehingga meminimalkan dampak kepada para konsumen setia kami,” ia menambahkan.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 28 April 2022, saham GOOD melemah 2,65 persen ke posisi Rp 550 per saham. Saham GOOD berada di level tertinggi Rp 570 dan terendah Rp 550 per saham. Total volume perdagangan 6.279.100. Nilai transaksi Rp 3,5 miliar. Total frekuensi perdagangan 873 kali.

Sepanjang 2022, saham GOOD menguat 4,76 persen ke posisi Rp 550 per saham. Saham GOOD berada di level tertinggi Rp 635 dan terendah Rp 478 per saham. Total volume perdagangan 695.847.000 saham dengan nilai transaksi Rp 359,4 miliar. Total frekuensi perdagangan 81.929 kali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya