IHSG Berpotensi Turun Terbatas, Simak Rekomendasi Saham BNI Sekuritas

Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar menuturkan, secara teknikal momentum penurunan IHSG masih terbuka tetapi hanya terbatas.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jun 2022, 08:50 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2022, 08:50 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi koreksi pada perdagangan Selasa, 14 Juni 2022. Di tengah koreksi IHSG tersebut, empat saham menjadi pilihan PT BNI Sekuritas.

Saham itu antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE).

Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar menuturkan, secara teknikal momentum penurunan masih terbuka tetapi hanya terbatas. Hal ini terlihat dari signal indikator teknikal di area netral. IHSG juga berpotensi dalam trend bullish apabila di atas level 6.932.

"Indeks terlihat berpeluang koreksi jangka pendek ke 6.924. IHSG closing di bawah 5 day MA (7.119). Indikator MACD netral, Stochastic menuju area netral. Selama di atas 6.930, berpeluang menuju (sebelumnya target 6.888 - 7.209 gap tercapai) next 7.140/7.257. Range breakout berada di 6.924 - 7.140,” ujar Andri dalam riset nya, Selasa (14/6/2022).

Adapun level resistance akan berada di 7.051/7.140/7.196/7.257 dan level support 6.959/6.924//6.834/6.717. Perkiraan IHSG pada level 6.820 - 7.050.

Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Leisyaputra menuturkan, Indeks Dow Jones Industrial Average pada perdagangan kemarin ditutup melemah tajam 2,79 persen, sementara indeks S&P 500 terkoreksi lebih dalam 3,88 persen, begitu juga dengan indeks Nasdaq yang melemah sangat signifikan sebesar 4,68 persen.

“Bursa Eropa juga mencatatkan koreksi yang cukup dalam. Angka inflasi Amerika Serikat (AS) yang tinggi menimbulkan kekhawatiran bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga lebih agresif,” ujar  Maxi.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham Pilihan

Awal 2019 IHSG
Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, bursa regional mencatat pelemahan yang dalam mengikuti koreksi tajam bursa AS pada Jumat lalu akibat inflasi AS yang melebihi perkiraan. Hang Seng dan Nikkei turun lebih dari 3 persen, sementara IHSG terkoreksi 1,29 persen.

Seiring dengan kondisi pasar saat ini, investor dapat mencermati saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan rekomendasi buy 4.250/4.300 target 4.400/4.470 stop loss di bawah 4.150/4.060.

Kemudian saham GOTO, direkomendasikan buy pada level 372-378 target 394/404 stop loss di bawah 360/350. Aksi buy juga bisa dilakukan pada saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) di atas level 1.625 target 1.680/1.700 stop loss di bawah 1.560.

Investor juga dapat mencermati saham PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) dengan rekomendasi trading buy, target 500/505 stop loss di bawah 470.

Penutupan IHSG Senin 13 Januari 2022

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan Senin (13/6/2022). Namun, pelemahan IHSG berkurang dan investor asing masih melakukan aksi beli saham.

Pada penutupan perdagangan, IHSG merosot 1,29 persen ke posisi 6.995,44. Indeks LQ45 turun 0,89 persen ke posisi 1.010,13. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.996,71 dan terendah 6.924. Sebanyak 484 saham melemah sehingga menekan IHSG. 96 saham menguat dan 117 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.578.540 kali dengan volume perdagangan 27,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16,8 triliun. Investor asing beli saham Rp 376,82 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.588.

Seluruh sektor saham tertekan. Indeks sektor saham IDXtransportasi merosot 3,45 persen, dan catat koreksi terbesar.

Diikuti indeks sektor saham IDXtechno melemah 3,43 persen dan indeks sektor saham IDXenergy turun 3,05 persen. Selain itu, indeks sektor saham IDXbasic tergelincir 2,96 persen, indeks sektor saham IDXindustry tergelincir 2,24 persen dan indeks sektor saham IDXsiklikal melemah 2,19 persen.

Penutupan Wall Street Senin 13 Juni 2022

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya aksi jual saham pada 2022 meningkat pada perdagangan Senin, 13 Juni 2022. Hal itu juga membuat indeks S&P 500 jatuh ke level terendah baru pada 2022, dan ditutup di wilayah bearish. Koreksi di wall street terjadi karena kekhawatiran resesi tumbuh menjelang pertemuan kunci the Federal Reserve pada pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 turun 3,8 persen menjadi 3.749,63, dan menandai level terendah sejak Maret 2021. Penurunan indeks acuan itu mendorong kerugian dari rekor Januari menjadi lebih dari 21 persen. Indeks saham acuan ditutup di wilayah pasar bearish atau turun lebih dari 20 persen dari level tertingginya. Terakhir kali saham berada di pasar bearish pada Maret 2020 saat awal pandemi COVID-19.

Indeks acuan Dow Jones pun turun 876,05 poin atau 2,79 persen ke posisi 30.516,74 atau sekitar 17 persen dari rekor tertinggi. Indeks Nasdaq susut 4,68 persen ke posisi 10.809,23 sehingga membawa koreksi lebih dari 33 persen.

 

 

Selanjutnya

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Rata-rata indeks acuan mencapai sesi terendah daalm 30 menit terakhir setelah laporan Wall Street Journal menyarankan the Federal Reserve atau the Fed akan mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga 0,75 persen pada Rabu,15 Juni 2022, lebih dari kenaikan 50 basis poin yang saat ini diharapkan.

Di sisi lain, harga treasury atau surat utang pemerintah AS turun mendorong imbal hasil bertenor 10 tahun mencatat pergerakan kenaikan terbesar sejak Maret 2020. Selain itu, bitcoin ambles 15 persen.

Dalam satu titik, setiap saham di indeks S&P 500 bergerak melemah. Hanya lima saham yang ditutup di zona hijau.

Pergerakan itu terjadi karena investor terus mencerna laporan inflasi yang lebih panas dari perkiraan pada Jumat pekan ini. The Fed juga bersiap menaikkan suku bunga pada akhir pekan ini.

“Siapa pun yang ingin menjadi bullish tidak dapat menemukan apa pun untuk dijadikan pegangan,” ujar Founding Partner Cresset Capital Jack Ablik dikutip dari laman CNBC, Selasa (14/6/2022).

Ia menambahkan, dengan suku bunga naik, arah ekonomi tidak pasti. “Tidak ada apa pun di luar sana saat ini dengan valuasi yang dipertanyakan,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya