KreditPlus Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun, Catat Jadwalnya

Berikut rencana jadwal Penawaran Umum Obligasi I KB Finansia Multi Finance atau KreditPlus 2022

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Jun 2022, 19:44 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2022, 19:44 WIB
Ilustrasi Obligasi
Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - PT KB Finansia Multi Finance yang dikenal dengan merek dagang KreditPlus, mengumumkan penawaran umum obligasi I KB Finansia Multi Finance tahun 2022 dengan nominal maksimal sebesar Rp 1 triliun.

Obligasi yang telah memperoleh peringkat AA+(idn) dari PT Fitch Ratings Indonesia tersebut akan dibagi dalam dua seri yaitu seri A dan seri B. seri A akan memiliki tenor 370 hari dengan kupon indikatif sebesar 4,60—5,10 persen, sementara seri B akan memiliki tenor 3 tahun dengan kupon indikatif 6,50—7 persen.

Obligasi akan ditawarkan dalam satuan pemesanan Rp 5 juta. Suku bunga obligasi I KB Finansia Multi Finance akan dibayarkan setiap triwulan atau periode per tiga bulan.

Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 22 Oktober 2022, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masing‐masing adalah pada 2 Agustus 2023 untuk obligasi seri A, dan 22 Juli 2025 untuk obligasi seri B.

"Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi tersebut setelah dikurangi dengan biaya‐biaya, dan pengeluaran‐pengeluaran sehubungan dengan emisi, seluruhnya akan digunakan perseroan untuk penyaluran pembiayaan konsumen,” ungkap Direktur Keuangan KB Finansia Multi Finance, Kisup Wi dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Selasa (14/6/2022).

Perusahaan tidak melakukan penyisihan dana (sinking fund) atas obligasi ini. Namun, untuk menjamin pembayaran seluruh jumlah utang yang wajib dibayar kepada pemegang obligasi, perseroan memberikan jaminan melalui wali amanat, berupa piutang (performing) yang merupakan bagian dari aset perseroan.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jadwal Penawaran Obligasi

Syariah, Dolar AS, Saham, Obligasi? Optimalkan Potensi Tumbuh Dana Anda.
(Foto:Ilustrasi)

Piutang (performing) yang dijaminkan merupakan piutang yang tidak terdapat keterlambatan dalam pembayaran pokok dan atau bunga, melewati 90 hari kalender.

Sedangkan total nilai piutang (performing) yang akan diikat dalam akta jaminan fidusia adalah sekurang‐kurangnya 20 persen dari nilai pokok obligasi pada saat tanggal emisi.

Selambat‐lambatnya lima bulan sejak tanggal emisi obligasi menjadi sekurang‐kurangnya 60 persen dari nilai pokok obligasi. Yang bertindak menjadi wali amanat dalam penawaran umum obligasi I KB Finansia Multi Finance adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Sementara yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi adalah PT Korea Investment And Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Berikut rencana jadwal Penawaran Umum Obligasi I KB Finansia Multi Finance Tahun 2022:

Masa penawaran awal: 14—29 Juni 2022

Perkiraan tanggal efektif: 14 Juli 2022

Perkiraan masa penawaran umum: 15–19 Juli 2022

Perkiraan penjatahan: 20 Juli 2022

Perkiraan pengembalian uang pemesanan: 22 Juli 2022

Perkiraan tanggal distribusi obligasi secara elektronik: 22 Juli 2022

Perkiraan pencatatan pada Bursa Efek Indonesia: 25 Juli 2022

 

Potensi Penggalangan Dana dari Pasar Modal Masih Ramai

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, sejalan dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19, penggalangan dana di pasar modal, baik melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) maupun right issue, diperkirakan masih ramai.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total potensi penghimpunan dana dari pasar modal mencapai Rp 84,2 triliun. Penghimpunan dana itu dari penawaran saham perdana (IPO), rights issue dan penerbitan surat utang.

Sebelumnya, BEI kantongi 43 perusahaan dalam proses IPO dengan perkiraan total dana yang dihimpun Rp 14,1 triliun. Kemudian terdapat 33 perusahaan yang akan melakukan aksi korporasi itu hingga 3 Juni 2022. Perkiraan dana yang akan dihimpun dari rights issue mencapai Rp 25,2 triliun.

Selanjutnya pada pipeline pencatatan efek bersifat utang dan sukuk terdapat 36 emisi yang akan diterbitkan oleh 30 perusahaan dengan perkiraan total dana yang akan dihimpun Rp 44,9 triliun

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan menilai baik dari sisi emiten, selaku pihak yang membutuhkan dana, maupun investor selaku penyedia dana, akan mengacu pada seberapa besar pertumbuhan ekonomi pada paruh kedua tahun ini.

"Karena dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut, emiten akan berani ekspansi sehingga akan mencari pendanaan di pasar modal. Sementara dari sisi investor dengan kondisi ekonomi yang baik maka dana yang mereka berikan baik melalui penawaran saham maupun obligasi bisa digunakan oleh emiten secara produktif. Sehingga investasi investor berjalan dengan baik,” ujar Alfred kepada Liputan6.com, Rabu, 8 Juni 2022.

Dibayangi Dampak Kenaikan Suku Bunga

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Memang, Alfred mencermati ekonomi Indonesia pada semester II ini akan diperhadapkan pada dampak kenaikan suku bunga. Namun, pihaknya melihat belum ada dampak atau tekanan yang besar yang bisa menghambat pertumbuhan ekonomi, konsumsi, maupun belanja masyarakat.

Ia menilai, Indonesia memiliki modal nilai tukar yang kuat, berkaca pada performa nilai tukar Rupiah secara year to date (ytd) yang masih kuat di tengah sentimen kenaikan suku bunga The Fed.

“Sentimen ini menjadi ukuran bagaimana pasar global masih optimis dengan ekonomi Indonesia in line dengan kondisi inflasi, pertumbuhan ekonomi, surplus neraca perdagangan, dan sentimen harga komoditi,” ujar dia.

Tak hanya itu, sentimen lainnya seperti aksi beli investor asing juga dinilai memberikan kepercayaan diri bagi investor lokal untuk masuk ke pasar modal, baik melalui pembelian instrumen saham maupun obligasi.

Di sisi lain, Alfred mengatakan stabilitas politik di semester II juga relatif kondusif. Sehingga perhitungan pasar sepenuhnya akan fokus kepada respon ekonomi terhadap kenaikan suku bunga, dan konflik geopolitik yang eksposurenya sudah semakin menurun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya