Liputan6.com, Jakarta - PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) absen membagikan dividen 2021 karena masih mengalami kerugian pada 2021.
"Untuk tahun ini kita belum membagikan dividen, karena walaupun kita sudah pencapaian target melampaui target. Tetapi dalam pembukuan kita masih mengalami kerugian sekitar 5 miliar-an,” kata Direktur Utama Hotel Fitra International Joni Rizal dalam paparan publik secara virtual, Senin (20/6/2022).
Baca Juga
Direktur Keuangan Hotel Fitra, Sukino mengatakan, kinerja keuangan perusahaan mulai membaik dengan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 37 persen pada kuartal I 2022 menjadi Rp 2,13 miliar dari periode sama 2021 Rp 1,56 miliar. Rugi bersih entitas induk juga diturunkan 1,05 persen menjadi Rp 1,88 miliar dari periode yang sama tahun lalu rugi bersih Rp 1,90 miliar.
Advertisement
"Aset kami naik menjadi Rp 67,51 miliar pada Maret 2022 dari Desember 2021, ekuitas naik menjadi Rp 39,32 miliar dari Rp 38,09 miliar, liabilitas mampu diturunkan menjadi Rp 28,19 miliar dari Rp 28,48 miliar sehingga rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio [DER] masih rendah di 0,72 kali,” kata Sukino.
Sukino menambahkan, pada 2021, FITT mencatatkan pendapatan naik 62 persen menjadi Rp 8,76 miliar dari 2020 Rp 5,40 miliar, rugi bersih juga berkurang 37 persen dari Rp 8,54 miliar menjadi Rp 5,42 miliar, sementara beban usaha turun 10 persen menjadi Rp 6,34 miliar dari Rp 7 miliar.
Joni menuturkan, pihaknya tidak memakai dana belanja modal sejak 2021 hingga kini. Perseroan memakai dana operasional.
"Dana yang ada kita gunakan untuk operasional, jadi untuk tahun ini dan tahun kemarin kita tidak menggunakan dana belanja modal,” ujar dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target 2022
Manajemen PT Hotel Fitra International Tbk juga menargetkan pendapatan Rp 9,82 miliar pada 2022. Hingga Mei 2022, perseroan mencatat pendapatan Rp 4 miliar.
"Target kita di 2022 naik dari 2020, di 2020 kita target Rp 6 miliar pencapaian kita melampaui target. Sementara 2022 ini menargetkan pendapatan Rp 9,82 miliar. Itu menjadi target kita di tahun ini, mudah-mudahan target itu akan tercapai pada akhir tahun,” ungkapnya.
Untuk mencapai target itu, perseroan berharap aktivitas ekonomi termasuk perhotelan membaik dengan tidak ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
"Mudah-mudahan tidak ada lagi PPKM yang ketat sehingga aktivitas perhotelan dan strategi kita bisa dijalankan dengan baik,” ujar dia.
PT Hotel Fitra International Tbk memiliki dua anak usaha yaitu PT Bumi Majalengka Permai dan PT Fitra Amanah Wisata. Saat ini, PT Bumi Majalengka Permai mengelola Fitra Hotel.
Pada penutupan perdagangan Senin, 20 Juni 2022, saham FITT merosot 5,5 persen ke posisi Rp 206 per saham. Saham FITT dibuka stagnan Rp 218 per saham. Saham FITT berada di level tertinggi Rp 218 dan terendah Rp 206 per saham. Total frekuensi perdagangan 39 kali dengan volume perdagangan 3.796 saham. Nilai transaksi Rp 81 juta.
Advertisement
Catatkan Saham di BEI pada 2019
Sebelumnya, PT Hotel Fitra International Tbk akan mencatatkan saham perdana dengan kode saham FITT di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Selasa (11/6/2019).
Direktur Keuangan PT Hotel Fitra International Tbk, Sukino mengatakan, harga penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) FITT sebesar Rp 102 per unit.
Adapun jumlah saham Perseroan yang dilepas ke publik mencapai 220 juta unit. Penawaran itu sebesar 36,67 persen dari modal disetor dan ditempatkan FITT setelah IPO.
Dari aksi korporasi ini, Perseroan mengincar dana segar sebesar Rp 22,44 miliar. 50 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk mengakuisisi tambahan landbank. Setelah itu 30 persen untuk membangun convention hall di Hotel Fitra, sisanya untuk modal kerja.
Perusahaan juga akan memberikan pemanis berupa waran sebanyak 132 juta waran seri I. Rasio pembagiannya, lima saham baru akan mendapat tiga waran.
"Kami optimistis untuk perolehan laba Perseroan dapat membukukan sebesar Rp3,2 miliar," terangnya. Sebagai informasi, Perseroan telah menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas sebagai penjamin emisi (lead underwriter) untuk IPO ini.