Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengantisipasi potensi kenaikan harga komoditas dan bahan baku di tengah inflasi global. Diakui, kondisi itu turut berimbas pada perseroan.
Meski begitu, Direktur Customer Operation PT Unilever Indonesia Tbk, Enny Hartati Sampurno mengatakan, perseroan masih mampu mencatatkan profitabilitas hingga paruh pertama pada 2022. Dia menilai, hal itu ditunjang oleh sejumlah strategi yang dijalankan perseroan.
Baca Juga
"Jadi di semester I ini memang cost inflasi dari material itu sangat tinggi. Tapi profitabilitas Unilever Indonesia masih bisa kita maintenance. Hal itu ditunjang oleh beberapa hal. Pertama kita mengadakan press increase to cover the material price inflation. yang kedua cost saving," kata dia dalam paparan kinerja perseroan, Selasa (26/7/2022).
Advertisement
Pada semester I 2022, perseroan melakukan cost saving cukup signifikan hingga 7 persen dari total pengeluaran. Sehingga dampak inflasi masih dapat dimitigasi, hingga perseroan berhasil membukukan laba.
Meski begitu, perseroan masih harus bersiap diri untuk paruh kedua tahun ini yang tak kalah menantang. Perseroan akan mengamati situasi makro ekonomi, sembari masih mengimplementasikan cost saving yang terbukti berhasil untuk efisiensi kinerja perseroan.
"Kuncinya adalah wait and see, bagaimana impact high inflation ini ke consumer purchasing power. Tapi yang akan dilakukan oleh Unilever tetap sama, nomor satu adalah cost saving program,” kata dia.
Selain itu, perseroan juga akan memaksimalkan availability dari produk kemasan sachet yang menawarkan harga lebih murah. Sehingga Jika terjadi penurunan daya beli atau downgrading, konsumen masih akan tetap menggunakan produk Unilever.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan laporan kinerja hingga Juni 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 21,4 triliun dengan penjualan domestik bertumbuh 7,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sejalan dengan itu, perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 12,6 persen yoy menjadi Rp 3,4 triliun hingga Juni 2022.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Ira Noviarti mengatakan, kinerja positif ini didorong oleh beberapa hal. Di antaranya fundamental yang solid melalui penguatan pondasi di distributive trade, penguatan di channel masa depan (e-commerce), serta investasi pada kategori dan brand-brand kunci.
"Sejalan dengan pulihnya perekonomian Indonesia dan mobilitas masyarakat, kami juga melihat loyalitas konsumen yang semakin kukuh pada brand-brand andalan kami,” kata Ira dalam paparan kinerja perseroan, Selasa (26/7/2022).
Meningkatnya loyalitas konsumen pada beberapa brand andalan tersebut sejalan dengan salah satu dari lima strategi prioritas perseroan. Yaitu memperkuat serta unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi dan program marketing terdepan.
Upaya itu dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan pasar. Pada kuartal kedua 2022, divisi foods dan refreshment (F&R) mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,5 persen. Brand-brand kunci Unilever Indonesia misalnya Royco, Bango, Sariwangi dan Buavita yang juga terus menjadi penopang utama pertumbuhan divisi F&R.
Di tengah kompetisi dan banyaknya alternatif produk pesaing, brand-brand tersebut berhasil mencatatkan pembelian ulang secara berkala dari konsumen. “Kami berharap daya beli masyarakat semakin membaik dan loyalitas konsumen terhadap brand-brand kami akan semakin kuat, dengan begitu kami akan terus bertumbuh bersama Indonesia,” ujar Ira.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Unilever Indonesia Siap Tebar Dividen Final Rp 84 per Saham, Catat Jadwalnya
Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 150 per saham. Dengan demikian, total dividen 2021 yang dibagikan Rp 5,72 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (20/6/2022), PT Unilever Indonesia Tbk akan membagikan dividen final dari laba bersih 2021 sebesar Rp 84 per saham. Total dividen final itu sebesar Rp 3,20 triliun yang dibagikan kepada pemegang atau pemilik 38.150.000.000 saham perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 27 Juni 2022 pukul 16.00 WIB.
Adapun sebelumnya perseroan telah membagikan dividen interim untuk tahun buku 2021 dari laba bersih perseroan pada 31 Desember 2021 sebesar Rp 66 per saham. Total dividen interim yang diberikan tersebut Rp 2,51 triliun kepada pemegang atau pemilik 38.150.000.000 saham perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 1 Desember 2021.
Berikut jadwal pembagian dividen 2021:
-Cum dividen di pasar regular dan negosiasi pada 23 Juni 2022
-Ex dividen di pasar regular dan negosiasi pada 24 Juni 2022
-Cum dividen di pasar tunai pada 27 Juni 2022
-Ex dividen di pasar tunai pada 28 Juni 2022
Pembayaran dividen final kepada pemegang saham yang berhak akan dilaksanakan selambatnya pada 13 Juli 2022.
Pada perdagangan Senin, 20 Juni 2022 pukul 13.54 WIB, saham UNVR melonjak 7,31 persen ke posisi Rp 4.990 per saham. Saham UNVR dibuka naik 30 poin ke posisi Rp 4.680 per saham.
Saham UNVR berada di level tertinggi Rp 5.000 dan terendah Rp 4.660 per saham. Total frekuensi perdagangan 12.331 kali dengan volume perdagangan 422.222 saham. Nilai transaksi Rp 204,8 miliar.
Kenaikan Harga Komoditas Bayangi Unilever Indonesia
Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengakui adanya imbas kenaikan harga komoditas saat ini. Direktur Customer Operation PT Unilever Indonesia Tbk, Enny Hartati Sampurno mengatakan, kenaikan harga komoditas mempengaruhi hingga 20 persen biaya (cost) perseroan.
"Sebenarnya harga-harga ini volatile banget, dan naiknya di luar perkiraan. Impactnya ke Unilever Indonesia itu, sekitar 15 persen sampai 20 persen dari komponen cost kita itu terpengaruh oleh pergerakan dari harga tersebut,” ungkap Enny dalam wawancara eksklusif bersama PT Unilever Indonesia Tbk, Kamis, 28 April 2022.
Namun demikian, Enny mengatakan perseroan telah memiliki sejumlah strategi untuk memitigasi pembengkakan biaya akibat kenaikan harga komoditas.
Salah satunya dengan melakukan penghematan internal dari seluruh lini usaha perseroan hingga 9 persen untuk tahun ini. Angka itu naik sekitar dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya, di mana perseroan melakukan penghematan biaya di kisaran 5 persen.
"Jadi kalau di tahun-tahun sebelumnya, setiap tahun kita harus save sekitar 4-5 persen dari cost. Target saving tahun ini dinaikkan cukup tinggi, 7–9 persen," kata Enny.
Selain itu, perseroan juga melakukan penghematan eksternal. Yakni bekerja sama dengan supplier dalam rangka mendapatkan alternatif dari bahan baku. Pada saat bersamaan, Unilever Indonesia berupaya untuk tidak membebankan kenaikan tersebut seluruhnya kepada konsumen.
"Kita tidak akan pass on a whole of kenaikan commodity cost itu kepada konsumen,” tandasnya.
Advertisement