Bank Permata Optimistis Capai Target Penyaluran Kredit pada 2022

Direktur Wholesale Banking Bank Permata Darwin Wibowo mengatakan, tren profitabilitas dari NIM dan laba juga masih sesuai jalur.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 07 Sep 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2022, 06:00 WIB
Bank Permata
Bank Permata

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) optimistis memenuhi target kredit sampai akhir tahun 2022.

"Kalau kita melihat bagaimana perjalanan kita sampai akhir tahun ini kita masih cukup optimis. Walaupun BI rate baru naik, BBM naik, tapi kami melihat bahwa sampai dengan akhir tahun ini kita cukup optimis apa yang kita wacanakan bisa penuhi, targetnya masih bisa dicapai," ujar Direktur Retail Banking Bank Permata Djumariah Tenteram dalam paparan publik, Selasa, 6 September 2022.

Sementara itu, Direktur Wholesale Banking Bank Permata Darwin Wibowo mengatakan, tren profitabilitas dari NIM dan laba juga masih sesuai jalur.

"Mungkin kalau melihat perkembangan sampai akhir tahun masih on track. Kita punya pertumbuhan masih on track. Kita tidak melihat ada pertumbuhan yang super spesial ini, kita mempertahankan di level saat ini," kata dia.

Meski demikian, Darwin mengaku dari sisi margin terdapat kecenderungan terjadi kontraksi.

"Di sisi margin ada kecenderungan kontraksi, kita akan upayakan mempertahankan margin kita. Namun, kita mesti melihat kondisi pasar yang bergerak di beberapa bulan terakhir," imbuhnya.

Tak hanya itu, Bank Permata juga memiliki prioritas strategi bank antara lain, menciptakan deposit dan wealth franchise terkemuka, menjadi mitra ekosistem

pilihan bagi bisnis dan pemain teknologi dan enjadi pemimpin dalam inovasi solusi perbankan digital untuk memberikan layanan nasabah yang terbaik.

Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Bank Permata Tbk (BNLI) kembali mencetak pencapaian kinerja yang solid sepanjang semester I 2022 yang merupakan hasil penerapan strategi bisnis secara pruden, konsisten dan berkesinambungan yang tercermin dari pertumbuhan aset, likuiditas dan laba bersih. 

Di tengah upaya Pemerintah Indonesia menjaga stabilitas ekonomi nasional dalam menghadapi ketidakpastian kondisi ekonomi global serta optimisme dari presidensi G20 di Indonesia, Bank Permata mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,4 triliun atau tumbuh 123,7 persen secara tahunan. 

Pertumbuhan laba bersih ini dikontribusi dari pendapatan operasional sebesar Rp5,6 triliun atau tumbuh sebesar 13,6 persen secara tahunan didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 6,7 persen secara tahunan. Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi Bank Permata sebagai universal bank dalam memberikan produk dan layanan pada seluruh segmen lintas generasi serta memperkuat posisi Bank di jajaran 10 bank komersial terbesar di Indonesia.

 

Selanjutnya

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli mengungkapkan, keberhasilan Bank Permata dalam semester pertama ini merupakan usaha bersama pihaknya dalam menerapkan strategi perusahaan untuk terus perkuat inovasi produk dan jasa perbankan digital, memperdalam kemitraan strategis, dan menjadi bagian dari keseharian nasabah dalam melakukan transaksi keuangan. 

“Ke depannya kami akan terus menjaga pertumbuhan dan  profitabilitas berkelanjutan melalui pertumbuhan kredit sehat serta manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian yang baik,” kata Meliza dalam keterangan resminya, Selasa (6/9/2022).

Bank Permata juga mencapai pertumbuhan aset sebesar 7,9 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 230 triliun.  Lebih lanjut, biaya pencadangan kredit menurun sebesar 33,9 persen menjadi Rp 994 miliar dibandingkan Rp1,5 triliun tahun lalu seiring dengan perbaikan kualitas kredit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  

Dampak penurunan biaya pencadangan kredit ini juga terlihat dalam perbaikan rasio beban operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) menjadi sebesar 74,2 persen atau membaik 11,8 persen dibandingkan rasio BOPO pada semester pertama tahun lalu sebesar 86,0 persen.   

 

Penyaluran Kredit

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Bank Permata berkomitmen dalam penyaluran kredit kepada masyarakat yang tumbuh 11,4 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp134,7 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 14,2 persen dan 19,5 persen.  

Sejalan dengan hal ini, rasio RIM Bank juga mengalami perbaikan menjadi 78 persen dari sebelumnya 70 persen pada kuartal I tahun 2022.  Namun demikian, Bank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan mengingat ketidakpastian kondisi ekonomi global dan dampak pandemi yang masih terus berlanjut dimana hal ini berpengaruh terhadap risiko kredit inheren.   

Rasio NPL gross pada akhir Juni 2022 terjaga pada level 3,1 persen membaik dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2021 sebesar 3,2 persen.  Rasio NPL net yang mencerminkan prudensi dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,5 persen dibandingkan dengan 0,7 persen pada akhir Desember 2021 lalu.  

Rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran 230 persen, atau meningkat dibandingkan 218 persen di periode yang sama tahun lalu. Bank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset.  

Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah tumbuh solid sebesar 10,3 persen (secara tahunan) terutama dikontribusi dari pertumbuhan Giro sebesar 37,7 persen dan Tabungan sebesar 11,2 persen sesuai dengan strategi Bank untuk terus memfokuskan pertumbuhan CASA yang merupakan sumber dana murah dan stabil, dalam upaya pengembangan waralaba deposito Bank. 

Rasio CASA

Ilustrasi laporan keuangan.
Ilustrasi laporan keuangan. (Photo by Serpstat from Pexels)

Sejalan dengan hal ini, rasio CASA Bank meningkat menjadi 58,7 persen, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar 54 persen.  Dengan demikian posisi likuiditas Bank terjaga dengan baik untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih kompetitif dalam jangka panjang.  

Rasio permodalan Bank adalah salah satu yang terkuat di antara 10 besar Bank Komersial, dengan rasio CAR dan CET-1 masing-masing sebesar 33 persen dan 25 persen, dimana hal ini menjadi key enabler bagi Bank untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun anorganik.  

Lebih lanjut, dengan tetap menjaga keseimbangan di antara tingkat pengembalian yang menarik bagi pemegang saham dan menjaga struktur permodalan Bank yang optimal, pada kuartal II 2022 ini, Bank Permata telah membagikan dividen sebesar Rp307 miliar atau sebesar Rp8,5 per lembar saham dalam bentuk dividen tunai untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 kepada para pemegang saham yang berhak.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya