Triniti Land Pastikan Proses Rights Issue Tetap Jalan

PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land menargetkan pelaksanaan rights issue paling lambat Desember 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 27 Sep 2022, 16:28 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2022, 16:28 WIB
Salah satu proyek PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land (Dok: Perintis Triniti Properti)
Salah satu proyek PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land (Dok: Perintis Triniti Properti)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land melakukan aksi korporasi melalui penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (rights issue). Aksi korporasi tersebut ditargetkan November atau Desember dengan menggunakan laporan keuangan Juni 2022. 

"Pasti jadi karena, rights issue salah satu corporate action untuk pengambilalihan tanah di Lampung. Harus jadi,” kata Presiden Direktur Perintis Triniti Properti, Ishak Chandra dalam Exclusive Media Gathering bersama PT Perintis Triniti Properti Tbk, Selasa (27/9/2022).

Ia mengatakan,  keterlambatan aksi korporasi tersebut lantaran ada sejumlah hal yang direspons lambat.

“Kenapa terlambat? Ada beberapa hal yang responnya lambat. Mudah-mudahan bisa on time. Target November atau Desember, kita pakai laporan keuangan Juni 2022,” ujar dia.

Sebelumnya, PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau disebut Triniti Land berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PHMETD) I atau rights issue. Rencana ini telah mendapatkan persetujuan dari RUPSLB yang digelar 27 Mei 2022.

Dalam aksi tersebut, PT Perintis Triniti Properti Tbk akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 147.795.558 lembar saham atau 3,09 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue. Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 1 Juni 2022, saham-saham tersebut ditawarkan dengan nilai nominal Rp 100 dengan harga pelaksanaan Rp 900 per lembar.

Sehingga jumlah dana yang diperoleh dari PMHMETD I dalam rangka penerbitan HMETD seluruhnya berjumlah sebanyak-banyaknya Rp 133 miliar. HMETD ini diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dilaksanakan mulai 20 Juli 2022-27 Juli 2022.

Bersamaan dengan itu, perseroan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 147.795.558 waran seri II. Pada setiap 1 saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 waran seri II yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang HMETD yang melaksanakan haknya.

 

Penerbitan Waran

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Waran seri II adalah efek yang memberikan kepada pemegangnya hak untuk melakukan pembelian saham yang bernilai nominal Rp 100 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan Rp 1.100 per saham yang dapat dilaksanakan selama masa berlakunya pelaksanaan. Yaitu mulai 20 Januari 2023-18 Juli 2025.

PT Kunci Daud Indonesia (KDI) dan PT Intan Investama Internasional (III) selaku pemegang saham utama perseroan telah menyatakan akan mengalihkan sebagian haknya dalam PMHMETD I kepada Muhammad Kemal Dinata, Mawardi, Paryan, Jumino, Nadya Raisya Setia Murti, dan PT Manggarai Anugerah Semesta.

Pihak-pihak tersebut akan mengambil sebagian hak KDI dan III dengan cara pembayaran dalam bentuk lain selain uang atau inbreng.

Pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan dalam PMHMETD I sesuai dengan HMETD yang dimilikinya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya (dilusi) dalam jumlah yang cukup material yaitu sebesar 3,85 persen setelah HMETD dilaksanakan dan maksimum sebesar 3,70 persen setelah waran seri II seluruhnya dilaksanakan.

Dari seluruh dana yang berhasil dihimpun, perseroan berencana mengalokasikan Rp 43,1 miliar untuk pengambilalihan aset berupa tanah di Labuan Bajo seluas 193.400 meter persegi yang dimiliki oleh PT Manggarai Anugerah Semesta (MAS).

Pembayaran akan dilakukan dalam bentuk selain uang, yaitu melalui pelaksanaan atau penyetoran sebagian HMETD PT KDI yang dialihkan ke MAS sejumlah 47.892.223 lembar saham baru.

 

Prapenjualan hingga Akhir Agustus 2022

Proyek Triniti Land terbaru di Sentul, Sequoia Hills (Foto: Triniti Land)
Proyek Triniti Land terbaru di Sentul, Sequoia Hills (Foto: Triniti Land)

Sebelumnya, PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau disebut Triniti Land mencatatkan marketing revenue atau prapenjualan Rp 624,2 miliar hingga Agustus 2022.

Mengutip keterangan tertulis perseroan, ditulis Selasa (13/9/2022), pencapaian prapenjualan hingga Agustus 2022 sudah melampaui perolehan 2021 sebesar Rp 492,3 miliar. Prapenjualan Triniti Land tersebut naik 26 persen.

Prapenjualan ini sudah mencapai 69,3 persen dari target tahunan perseroan hingga akhir 2022 sebesar Rp 900 miliar. Bahkan perseroan prediksi hingga akhir tahun dapat mencatat prapenjualan hingga Rp 1,05 triliun. Prapenjualan itu naik 220 persen dibandingkan prapenjualan pada 2021.

Presiden Direktur & CEO Triniti Land (PT Perintis Triniti Properti Tbk), Ishak Chandra menuturkan, setelah 2.5 tahun tidak bisa membukukan pendapatan sama sekali, sehingga mengharapkan akhir tahun 2022 ini bisa membukukan pendapatan dan keuntungan karena proses serah terima Collins Boulevard sudah dimulai sejak September 2022.

“Kontribusi marketing revenue Perseroan terutama diperoleh dari proyek terbaru Perseroan yang berlokasi di Sentul, Sequoia Hills sebesar Rp 300,2 miliar. Kontribusi ini setara dengan 48 persen dari seluruh Marketing Revenue Perseroan hingga Agustus 2022,” kata dia.

Sementara itu Proyek Collins Boulevard memiliki kontribusi sebesar 24 persen bagi seluruh pendapatan Perseroan pada 2022.

Belum Bisa Dicatatkan karena PSAK 72

PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land (Foto: Triniti Land)
PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land (Foto: Triniti Land)

Meski mencatatkan prapenjualan yang sesuai target, pendapatan Perseroan belum bisa dibukukan sejak 2020 yang lalu karena implementasi PSAK 72. Pencatatan Penjualan baru dapat dilakukan setelah serah terima unit. Saat ini kebanyakan proyek Perseroan sedang dalam tahap pembangunan, sehingga Perseroan belum dapat mencatatnya sebagai pendapatan sejak 2020 hingga semester I 2022.

“Kerugian Perseroan sebesar Rp 29,36 miliar saat ini, bukan dikarenakan utang yang menumpuk terlebih karena Debt to Equity Ratio (DER) Perseroan masih memiliki kemampuan pembayaran yang cukup baik,” tutur dia.

Sementara itu, peningkatan liabilitas dikarenakan penjualan perseroan pada 2022 yang naik tinggi, sehingga uang muka pelanggan masuk ke dalam komponen utang lancar.

“Karena Perseroan belum dapat membukukan sebagai pendapatan, sehingga posisinya  masih di uang muka,” ujar dia.

Ishak menambahkan, Pendapatan Perseroan diprediksi sudah bisa dicatatkan mulai kuartal III-2022 karena sudah dimulainya serah terima unit Collins Boulevard secara bertahap yang dimulai pada Agustus 2022. Hal ini diprediksi akan membuat laporan keuangan Perseroan sepanjang 2022 mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba yang signifikan dikarenakan Perseroan sudah dapat mengakui penjualan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya