Liputan6.com, Jakarta - PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) menambah kepemilikannya atas saham perusahaan.
Melansir data PT Kustordian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/10/2022), Nippon Indosari Corpindo melakukan pembelian kembali (buyback) 15.295.600 lembar dari publik.
Baca Juga
Usai transaksi, kepemilikan perusahaan per 30 September 2022 bertambah menjadi sebanyak 466.065.900 lembar sajam atau setara 7,53 persen. Adapun per 29 September 2022, kepemilikam perseroan yakni sebanyak 450.770.300 lembar atau setara 7,29 persen.
Advertisement
Sebelumnya, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk mengumumkam rencana pembelian kembali (buyback) saham periode keenam. Pembelian kembali saham produsen Sari Roti ini dilaksanakan terhitung mulai 21 Juli 2022 hingga 20 Oktober 2022. Perkiraan nilai nominal saham yang akan dibeli kembali adalah maksimum sebesar Rp 214,21 miliar dengan jumah saham sebanyak-banyaknya 125.007.599 saham.
Perseroan membatasi harga pembelian saham atau buyback maksimal sebesar Rp 1.700 per lembar saham. Informasi saja, pada perdagangan 30 September 2022, saham ROTI ditutup turun 20 poin atau 1,57 persen ke posisi 1.250.
Saham ROTI dibuka pada posisi 1.270 dan bergerak pada rentang 1.250-1.280. Berdasarkan asumsi harga tersebut, transaksi buyback yang dilakukan perseroan berkisar antara Rp 19.12 miliar hingga Rp 19,58 miliar.
Harga Bahan Baku Naik, Nippon Indosari Dongkrak Harga Jual Produk
Sebelumnya, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) telah menaikkan harga jual produk seiring kenaikan harga bahan baku seperti harga tepung terigu. Perseroan mencatat biaya bahan baku dan kemasan naik sekitar 31,6 persen.
Head Investor&Public Relations PT Nippon Indosari Corpindo Tbk Hadi Susilo menuturkan,  kenaikan harga bahan baku yang terjadi sejak tahun lalu menjadi tantangan perseroan. Sejumlah langkah dilakukan dengan efisiensi dan meningkatkan harga jual kepada konsumen. Namun, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk menilai kenaikan harga jual juga belum cukup seiring margin laba kotor tetap turun dari level 54 ke 51. Perseroan pun mengkaji strategi pricing ke depan.
"Pada kuartal I 2022 (naikkan harga jual-red), cek di minimarket (kenaikan-red) kisaran 10 persen, tapi dirasa belum cukup. Kinerja first half sudah naikkan harga pada kuartal I, margin laba kotor tetap turun dari 54 ke 51, akhirnya manajemen memutuskan strategi pricing naik sedikit lagi pada Agustus 2022," kata dia saat public expose live, Kamis, 15 September 2022, ditulis Jumat (16/9/2022).
Perseroan pun akan terus memonitor perkembangan harga tepung terigu. Hal ini seiring kontribusi tepung terigu mencapai 25 persen dari cost of good sold (COGS) atau harga pokok penjualan. COGS merupakan komponen biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk hasilkan produk atau jasa.
Â
Advertisement
Kinerja Perseroan
Hingga semester I 2022, perseroan mencatat penjualan Rp 1,79 triliun. Penjualan tersebut tumbuh 15,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Berdasarkan pemetaan operasional, wilayah barat dan timur terus meningkatkan penjualan hingga mencapai Rp 798,2 miliar yang naik 19,3 persen YoY. Sedangkan wilayah tengah tetap menjadi kontributor terbesar dengan mencatat penjualan Rp 993,6 miliar, atau tumbuh 11,9 persen.
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 12,7 persen menjadi Rp 137,28 miliar hingga semester I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan catat laba Rp121,78 miliar.
Kontribusi Penjualan
Direktur PT Nippon Indosari Tbk, Arlina Sofia mengatakan, pertumbuhan penjualan signifikan pada semester I 2022 didorong dari penerapan strategi perusahaan yang akurat untuk menambah pabrik serta perluas sebaran distribusi baik pada kanal modern dan kanal tradisional.
Berdasarkan paparan publik perseroan, kanal modern memasok 40.000 outlet distribusi perkotaan melalui lebih dari 50 jaringan minimarket, supermarket dan hypermarket. Selain itu, kanal tradisional mencakup 30.000 gerai warung, motor, dan sepeda melalui kerja sama dengan lebih dari 1.000 distributor dan agen.
Dari kanal modern pada semester I 2022 membukukan penjualan Rp 1,27 triliun atau naik 17,4 persen yang didorong meningkatnya aktivitas konsumen untuk mengunjungi minimarket dan supermarket.
Sementara itu, penjualan kanal tradisional mencapai Rp 520,4 miliar atau tumbuh 9,8 persen YoY. Kontribusi penjualan kanal modern dan tradisional masing-masing 71 persen dan 29 persen."Kanal modern mendominasi seiring distribusi lebih kuat dan baik, jam operasional lebih panjang dan sekarang lebih banyak. Kontribusi lebih tinggi dibandingkan tradisional," kata Hadi.
Dari rencana belanja modal 2022 sebesar Rp 150 miliar, perseroan telah merealisasikan belanja modal Rp 75 miliar hingga semester I 2022. Hadi menuturkan, belanja modal itu untuk pembangunan pabrik di Pekan Baru, Riau, selesai akhir tahun dan paling lambat awal 2023 serta belanja modal rutin.
Advertisement