Laba Sido Muncul Merosot 16,76 Persen hingga Kuartal III 2022

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) membukukan penurunan penjualan dan laba hingga September 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Okt 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2022, 12:00 WIB
Pabrik Sido Muncul
Pabrik Sido Muncul (Foto: Arthur Gideon/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp 2,61 triliun, turun 5,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,78 triliun.

Sementara beban pokok penjualan naik menjadi Rp 1,22 triliun dari Rp 1.21 triliun per September 2022. Alhasil, laba bruto perseroan turun menjadi Rp 1,39 triliun pada September 2022 dari Rp 1,56 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Beban penjualan dan pemasaran pada periode ini tercatat sebesar Rp 339,89 miliar, beban umum dan administrasi Rp 171,89 miliar, beban lain-lain Rp 11 juta, dan pendapatan lain-lain Rp 24,17 miliar. Dari rincian tersebut, laba usaha per September 2022 tercatat sebesar Rp 905,89 miliar dari Rp 1,08 triliun pada September 2022.

Perseroan juga mencatatkan penghasilan keuangan Rp 20,03 miliar dan biaya keuangan Rp 743 juta pada periode ini. Setelah dikurangi pajak penghasilan, perseroan mengukuhkan laba periode berjalan sebesar Rp 720,45 miliar, turun 16,76 persen dibandingkan September 2021 sebesar Rp 865,5 miliar.

Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Leonard menuturkan, penurunan kinerja ini disebabkan oleh normalisasi permintaan produk-produk kesehatan konsumen dari basis yang tinggi pada kuartal III 2021 karena adanya penyebaran varian Delta.

"Namun dengan melihat peningkatan kinerja pada kuartal III dibandingkan kuartal II 2022, kami optimis permintaan produk kesehatan terutama herbal masih terus bertumbuh," kata Leonardo dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (26/10/2022).

 

Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Memang, kinerja perseroan mengalami perbaikan jika dibandingkan secara kuartalan. Penjualan naik 37 persen dan laba bersih 83 persen dibandingkan kuartal II 2022. Dalam perspektif jangka panjang, Leonardo menguraikan kinerja perseroan masih mencerminkan perusahaan yang solid dengan CAGR (2019–2021) tercatat dua digit, yaitu 14 persen pada penjualan dan 25 persen pada laba bersih.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 3,87 triliun, turun dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 4,07 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 2,05 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,82 triliun.

Liabilitas perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 340,19 miliar, turun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 597,79 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 298,07 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 42,13 miliar. Sementara ekuitas hingga September 2022 naik menjadi Rp 3,52 triliun dari Rp 3,47 triliun pada akhir tahun lalu.

Sido Muncul Perluas Ekspor hingga ke Kenya

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Sebelumnya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) melakukan inisiatif bisnis internasional dengan memperluas jaringan pasar ekspor ke sejumlah negara. Hal tersebut dilakukan SIDO dalam rangka meningkatkan kinerja Perseroan.

Direktur Keuangan Industri Jamu dan Farmasi Sido MunculLeonard menuturkan, salah satu strategi utama perseroan dalam meningkatkan laba yakni dengan ekspor ke pasar global antara lain Ghana, China, dan Kenya.

“Kami sedang progres memasuki tujuan ekspor baru Ghana, Cameroon,China, Kenya, Vietnam,” kata Leonard dalam Public Expose Live secara virtual, Jumat (16/9/2022).

Di sisi lain, Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul juga ingin menggaet generasi muda sebagai fokus target utama. Upaya SIDO dalam mencapai hal tersebut, dilakukan melalui sejumlah platform digital dengan memberikan edukasi produk Sidomuncul, salah satunya berkolaborasi dengan para influencer.

Sementara itu, Leonard juga menjelaskan terkait strategi utama yang dilakukan SIDO dalam meningkatkan kinerja Perseroan.

“Mendorong ketersediaan barang kami di pasar, juga menambah wholesaler, mendorong pertumbuhan online channel profitabilitas lebih bagus, kita ekspor market ke Ghana, China, Kenya dan fokus distribusi di Nigeria dan Malaysia, kita new product launch, digital marketing,” kata dia.

Dengan demikian, perseroan berharap pendapatan hingga akhir tahun ini bisa lebih baik dari sebelumnya.

“Pendapatan Juni kemarin agak turun, tapi sampai akhir tahun berharap bisa lebih baik dari semester I, tidak bisa janji berapa karena dampak BBM dan juga inflasi. Semester II akan lebih baik, secara umum semester II selalu lebih baik, apalagi saat musim hujan, laba akan lebih baik,” ujar dia.

Kinerja Semester I 2022

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Sebelumnya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau disebut Sidomuncul mencatatkan penurunan kinerja sepanjang semester I 2022.

Pada periode tersebut, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 11,23 persen menjadi Rp 445,6 miliar dibanding semester I 2021 sebesar Rp 502 miliar.

Raihan itu sejalan dengan penjualan Sidomuncul yang turun 2,58 persen menjadi Rp 1,61 triliun pada semester I 2022, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,65 triliun.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Senin, 1 Agustus 2022, turunnya pendapatan utamanya disebabkan penjualan segmen jamu herbal dan suplemen yang turun signifikan menjadi Rp 988,73 miliar pada semester I 2022, dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,06 triliun.

Sementara dua segmen lainnya tercatat mengalami kenaikan. Seperti segmen makanan dan minuman yang naik menjadi Rp 544,82 miliar dibanding semester I 2021 sebesar Rp 526,24 miliar. Serta segmen farmasi yang masih tumbuh menjadi Rp 78,55 miliar dibanding sebelumnya Rp 67 miliar.

 

 

Liabilitas

Ilustrasi laporan keuangan.
Ilustrasi laporan keuangan. (Photo by Serpstat from Pexels)

Saat penjualan turun, beban pokok penjualan justru naik 4,54 persen menjadi Rp 757,61 miliar. Sehingga laba bruto turun 8,13 persen menjadi RP 845,49 miliar. Pada semester I 2022, perseroan mencatatkan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 195,25 miliar, beban umum dan administrasi Rp 119,87 miliar, dan beban lain-lain Rp 11 juta, dan pendapatan lain-lain Rp 19,25 miliar.

Pada saat bersamaan, perseroan mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 14,76 miliar dan biaya keuangan Rp 474 juta.

Dari rincian tersebut, setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mampu mengantongi laba periode berjalan sebesar Rp 445,6 miliar. Turun 11,23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 502 miliar.

Dari sisi aset Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul sampai dengan paruh pertama tahun ini tercatat sebesar Rp 3,57 triliun, turun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 4,07 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 1,77 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,81 triliun.

Liabilitas juga mengalami penurunan menjadi Rp 337,18 miliar dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 597,79 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 284,34 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 52,85 miliar. Sementara ekuitas hingga Juni 2022 juga turun menjadi Rp 3,24 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 3,47 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya