Liputan6.com, Jakarta - PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) menyatakan bisnis properti terdampak pandemi COVID-19. Namun, perseroan melihat akan ada pertumbuhan ke depan seiring berkurangnya kasus paparan COVID-19.
"Bisnis properti berimbas dengan adanya pandemi, perseroan melihat ke depan berkurangnya COVID-19 ada arah pertumbuhan,” kata Direktur Keuangan Maha Properti Indonesia, Iwan Kurniawan dalam Public Expose Insidentil, Jumat (4/11/2022).
Baca Juga
Maha Properti Indonesia membukukan pendapatan sembilan bulan pertama 2022 mencapai Rp 13,5 miliar. Perseroan memproyeksikan pendapatan meningkat menjadi Rp 14,8 miliar hingga akhir tahun ini.
Advertisement
"Pendapatan perseroan sembilan bulan terakhir ini Rp 13,5 miliar, dan kita memproyeksikan sampai akhir tahun meningkat menjadi Rp 14,8 miliar,” kata dia.
Sementara itu, laba bruto hingga kuartal III 2022 mencapai Rp 4,1 miliar dan diproyeksikan akan meningkat menjadi Rp 4,8 miliar hingga akhir 2022. "Dengan laba bruto meningkat dari Rp 4,1 miliar menjadi Rp 4,8 miliar,” imbuhnya.
Meski demikian, emiten properti dengan kode MPRO ini masih membukukan rugi usaha hingga kuartal III 2022 sebesar Rp 10 miliar. "Perseroan masih membukukan rugi usaha sembilan bulan terakhir menjadi Rp 10 miliar dan akan meningkat Rp 13,5 miliar,” ujar dia.
Perseroan mengaku, masih belum bisa membukukan laba pada 2022. Seiring dengan pandemi COVID-19 yang sudah mulai mereda, perseroan berharap agar tahun mendatang kinerja keuangan menjadi lebih baik.
Tak hanya itu, Maha Properti Indonesia berencana untuk membangun rumah tapak yang akan diberi nama Mahamaya di komplek The Kahyangan di Solo Baru, Sukoharjo.
Di sisi lain, entitas anak perseroan, PT Trixindo Selaras akan melanjutkan kembali pembangunan Apartemen Thames dalam kawasan hunian yang berlokasi di Ciledug Raya, Cipulir, Jakarta Selatan yang bernama Simprug Signature.
BEI Suspensi Saham MPRO, Ini Kata Manajemen Maha Properti Indonesia
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) di pasar reguler dan pasar tunai. Hal itu dikarenakan terjadi peningkatan harga kumulatif.
Dengan demikian, pihak manajemen perseroan pun angkat bicara. Direktur Maha Properti Indonesia Suwandy mengaku, pihaknya tidak mengetahui apa yang terjadi dengan harga saham MPRO.
"Bagi kami manajemen tidak tahu apa yang terjadi, apa yang dipikirkan investor itu tergantung investor,” kata Suwandy dalam Public Expose Insidentil, Jumat (4/11/2022).
Selain itu, perseroan tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu. Dia menambahkan, saat ini banyak pengamat yang mengatakan pada 2023 akan terjadi krisis di banyak negara. Namun, menurut Dana Moneter Internasional (IMF), saat ini Indonesia dianggap paling baik di dunia karena pertumbuhan ekonominya baik di atas 5 persen.
"Indonesia saat ini dianggap paling baik di dunia karena pertumbuhan ekonomi baik di atas 5 persen. Pada 2023 IMF menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 persen, sehingga investor merasa perkembangan negara bagus properti akan ikut,” kata dia.
Advertisement
Selanjutnya
Meski demikian, ia mengaku, sektor properti ini sudah menurun sejak lima tahun sebelum terjadi COVID-19. "Properti menurun sejak lima tahun sebelum COVID-19, jadi mungkin bagi funder maupun investor ini peluang, bisa-bisa saja,” ujar dia.
Sementara itu, saat ini perseroan belum memiliki rencana terkait aksi korporasi dalam waktu dekat. Akan tetapi, MPRO akan menjalankan sesuai dengan rencana bisnis yang sudah disiapkan.
"Yang ada sesuai bisnis plan itu yang kita jalankan, kita bangun di Solo, Simprug, sebetulnya sudah dilaporkan. Makassar dan Maja adalah proyek jangka panjang bukan saat ini,” imbuhnya.
Mengutip keterbukaan informasi, BEI menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham MPRO pada 3 November 2022 hingga pengumuman bursa lebih lanjut.
Suspensi dilakukan lantaran peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham MPRO. Bursa pun mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.
Pembukaan IHSG 4 November 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Jumat (4/11/2022). Mayoritas sektor saham tertekan sehingga bebani IHSG.
Mengutip data RTI, IHSG dibuka stagnan di posisi 7.034,57. Pada pukul 09.29 WIB, IHSG melemah 0,19 persen ke posisi 7.020. Indeks LQ45 melemah 0,09 persen ke posisi 1.000.
Sebagian besar indeks acuan merosot. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.038,20 dan terendah 7.015,56. Sebanyak 262 saham melemah sehingga menekan IHSG. 171 saham menguat dan 187 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 234.575 kali dengan volume perdagangan 4,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.735.
Advertisement