Liputan6.com, Bandung- Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 43 perusahaan yang tengah antre dalam pipeline penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengatakan, perusahan dalam pipeline itu termasuk entitas anak dan cucu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Baca Juga
"Kalau lihat pipeline IPO ada 43 perusahaan. Yang sudah 4 pasti IPO tahun ini. Dengan jumlah perusahaan IPO saat ini sebanyak 54 perusahaan, akhir tahun bisa 58 perusahaan. Tapi saya kasih range sampai 60 perusahaan IPO hingga akhir 2022,” kata Iman dalam Media Gathering di Bandung, Sabtu (26/11/2022).
Advertisement
Adapun BEI memasang target 55 perusahaan tercatat pada 2022. Realisasinya sampai dengan tahun ini sudah mencapai 54 perusahaan. Total perusahaan tercatat di BEI saat ini sebanyak 820 perusahaan.
“Jadi sisa (pipeline) sebanyak 39 perusahaan akan dibawa (IPO) ke tahun depan. Termasuk anak BUMN. Ada beberapa anak BUMN. Tapi ada kerahasiaan, saya tidak bisa sebut nama sebelum proses bookbuilding,” kata dia.
Namun,sebagai gambaran, Iman memastikan empat perusahaan yang siap IPO tahun ini semuanya merupakan perusahaan swasta. Sehingga kemungkinan IPO anak cucu BUMN akan terjadi pada tahun depan.
"Jadi, untuk IPO anak cucu BUMN tahun ini bisa mungkin ataupun tidak. Tapi lebih ke tahun depan karena empat perusahaan yang mau IPO swasta semua,” pungkas Iman.
Bagaimana Perkembangan IPO BUMN pada 2022?
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyiapkan 14 perusahaan pelat merah untuk gelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Namun, hingga 27 September 2022, hanya ada satu dari 14 perusahaan yang direncanakan, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, saat ini masih ada 35 perusahaan yang antre di pipeline IPO Bursa. Dari 35 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, terdapat perusahaan afiliasi BUMN.
“Dalam dua tahun terakhir, perusahaan terafiliasi dengan BUMN yang telah mencatatkan sahamnya di BEI, selain PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), juga ada PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP). Kami berharap semakin banyak perusahaan termasuk BUMN dan entitas anak yang memanfaatkan pasar modal Indonesia utk mendukung pertumbuhannya,” kata dia kepada awak media, Rabu (28/9/2022).
Sayangnya, Nyoman enggan membeberkan entitas BUMN yang akan melantai itu. “Nanti apabila sdh waktunya akan disampaikan,” imbuh dia.
BUMN yang direncanakan IPO itu terdiri dari beragam klaster. Terbanyak berasal dari klaster energi sebanyak lima perusahaan. Disusul klaster pertambangan tiga perusahana. Kemudian klaster kesehatan dan klaster IT masing-masing dua perusahaan. Serta kluster keuangan dan kluster pertanian masing-masing satu perusahaan. Berikut daftar 14 BUMN tersebut:
-Klaster Energi:
1. PT Pertamina International Shipping (Persero)
2. PT Pertamina Geothermal Energi (Persero)
3. PT Pertamina Hulu Energi (Persero)
4. PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Persero)
5. PT Pertamina Hilir (Persero)
-Klaster Pertambangan:
1. PT Inalum Operating (Persero)
2. PT MIND ID (Persero)
3. PT Logam Mulia (Persero)
-Klaster Kesehatan:
1. PT Indonesia Healthcare Corporation (Persero)
2. PT Bio Farma (Persero)
-Klaster IT:
1. PT PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel (Persero)
2. PT Telkom Data Center (Persero)
-Klaster Keuangan:
1. PT EDC and Payment Gateway (Persero)
Klaster Pertanian: 1. PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero)
Advertisement
Bakal Ada 60 Emiten Baru hingga Akhir 2022
Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman optimistis target pencatatan saham baru tahun ini akan tercapai. Bahkan ia menyebutkan akan sekitar 58—60 emiten baru tercatat hingga akhir tahun.
"Tahun ini saja sudah mencapai 54 perusahaan baru. Jadi target kami di tahun ini sebenarnya 55 emiten. Apabila ada satu emiten saja yang akan listing di tahun ini, target kami tercapai. Tapi prognosa kami di akhir tahun di tempat Pak Nyoman (Direktur Penilaian BEI), ada 58-60 di akhir tahun,” kata Iman dalam acara CEO Networking 2022, Kamis (24/11/2022).
Sementara berdasarkan informasi yang dikantongi Iman, saat ini masih ada 41 perusahaan yang antre di pipeline pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO). Adapun total perusahaan tercatat di BEI saat ini sebanyak 820 perusahaan. Angka itu terbagi dalam 3 papan, yakni papan utama, papan pengemabangan, dan papan akselerasi.
"Papan akselerasi ini dibuat untuk UMKM. Jumlah emitennya saat ini 23 perusahaan,” ungkap Iman.
Papan pengembangan kontribusi 53 persen dari total perusahaan tercatat atau sekitar 450 emiten. Sedangkan papan utama berkontribusi 43 persen atau sekitar 350 emiten. Untuk akomodasi perkembangan ekonomi terkini, BEI juga berencana menambah papan pencatat yakni papan new economy pada akhir tahun ini atau paling lama awal tahun depan.
"Banyak perusahaan teknologi atau e-commerce yang sebenarnya eligible secara market cap untuk masuk papan utama tapi financial masih rugi. Jadi belum bisa masuk papan utama, maka disediaka papan new economy,” imbuh Iman.
43 Perusahaan Antre IPO
Sebelumnya, sejumlah perusahaan berencana melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, calon-capon perusahaan tercatat itu mengincar dana hingga Rp 47,2 triliun.
"Sampai dengan siang ini tanggal 21 November 2022, terdapat 43 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp 47,2 triliun," kata Nyoman kepada wartawan, Senin (21/11/2022).
Dari 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham, ada sekitar 33 persen yang merencanakan pencatatan pada 2023. Sedangkan sisanya berencana dicatatkan tahun ini. Berdasarkam sektornya, sektor Consumer Cyclicals, Technology, dan Energy paling banyak pada pipeline pencatatan saham. Sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya.
"Beberapa di antara perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham, ada yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun yaitu dua perusahaan pada sektor energy dan satu perusahaan pada sektor financials," ungkap Nyoman.
Lebih lanjut, berikut adalah perincian sektor perusahaan:
• 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals
• 6 Perusahaan dari sektor Technology
• 5 Perusahaan dari sektor Energy
• 4 Perusahaan dari sektor Industrials
• 4 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic
• 4 Perusahaan dari sektor Healthcare
• 4 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures
• 2 Perusahaan dari sektor Financials
• 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials
Saat ini terdapat empat perusahaan yang telah berada pada sistem e-IPO, yaitu PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE), PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP), PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX) dan PT Personel Alih Daya Tbk (PADA).
Adapun sampai dengan 21 November 2022, perusahaan yang telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia berjumlah 54 perusahaan.
Advertisement