Jurus Antam Usai Ada Larangan Ekspor Bauksit Mulai Juni 2023

Presiden Jokowi mengumumkan melarang ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Des 2022, 20:54 WIB
Diterbitkan 22 Des 2022, 20:54 WIB
Ilustrasi Bauksit. Foto: Kementerian ESDM
Ilustrasi Bauksit. Pemerintah menghentikan ekspor bijih bauksit pada Juni 2023. Foto: Kementerian ESDM

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mengumumkan melarang ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023. Langkah tersebut seiring pemerintah yang terus menggencarkan hilirisasi hasil tambang untuk mendapatkan nilai tambah.

"Mulai Juni 2023 pemerintah akan melarang ekspor bijih bauksit," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Desember 2022.

Larangan ekspor bauksit ini akan mendapatkan penolakan dari negara lain sebagaimana yang terjadi saat melarang ekspor nikel. Bahkan saat ini Indonesia tengah digugat ke WTO karena melarang ekspor nikel mentah.

"Kita digugat ya enggak apa-apa. Nikel digugat, dan kita akan stop komoditas lain, nanti digugat lagi. Suruh aja gugat aja terus, kita stop lagi, gugat lagi. Iya enggak apa-apa," ungkapnya saat memberikan sambutan di acara Outlook Ekonomi Indonesia 2023 di Hotel Ritz Calton, Jakarta Selatan, Rabu, 21 Desember 2022.

Jokowi menuturkan, tugasnya sebagai kepala negara mencari nilai tambah dari produk yang dihasilkan dari dalam negeri. Sebab hilirisasi produk telah terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

"Tugas kita adalah mencari nilai tambah sebesar-besarnya," kata dia.

Lalu bagaimana langkah emiten tambang dengan kebijakan tersebut?

Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang, Syarif Faisal Alkadrie menuturkan,  Antam akan mendukung dan mengikuti aturan tersebut.

Saat ini, dalam kaitannya dengan pengelolaan komoditas bauksit, selain digunakan untuk umpan di pabrik pengolahan alumina yang dikelola anak usaha yaitu PT Indonesia Chemical Alumina (ICA), Antam juga fokus menjual di pasar domestik. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan smelter yang membutuhkan bauksit sebagai bahan baku.

“Kami optimis karena kami sudah punya pabrik pengolahan sendiri yang bisa menyerap bijih bauksit. Selain itu, sudah ada beberapa smelter domestik yang sudah beroperasi dan engage dengan kami,” kata dia.

Hingga September 2022, segmen bauksit dan alumina Antam berkontribusi positif bagi profitabilitas perseroan. 

 

Produksi

Bauksit. Foto: AFP
Bauksit. Foto: AFP

Produksi bauksit pada 9M22 tercatat sebesar 1,34 juta wmt dengan tingkat penjualan bauksit mencapai 936 ribu wmt, atau meningkat 3 persen jika dibandingkan volume penjualan akhir kuartal III 2021sebesar 910 ribu wmt.

Pada 2022, selain penjualan ekspor, Perusahaan berfokus pula dalam pengembangan penjualan bauksit di pasar dalam negeri.

Terkait dengan produk Chemical Grade Alumina (CGA), pada periode akhir September 2022 tingkat produksi alumina mencapai 115.875 ton alumina, tumbuh 108 persen dari produksi alumina sembilan bulan pertama 2021 sebesar 55.814 ton alumina.

Sedangkan capaian penjualan produk alumina pada akhir September 2022 mencapai 114.422 ton alumina, tumbuh 22 persen dibandingkan volume penjualan sembilan bulan pertama 2021 sebesar 93.869 ton alumina.  

Pada sembilan bulan pertama 2022, kontribusi penjualan segmen bauksit dan alumina mencapai Rp1,44 triliun, tumbuh 50 persen YoY dari periode sembilan bulan pertama 2021 sebesar Rp959,24 miliar.

Penguatan profitabilitas segmen tercermin pula pada capaian laba bersih periode berjalan segmen bauksit dan alumina yang mencapai Rp227,16 miliar hingga September 2022, di mana Perusahaan berhasil membalikkan arah dari keadaan rugi bersih pada sembilan bulan pertama 2021 sebesar Rp507,38 miliar.

Kinerja Kuartal III 2022

Komoditas Bauksit Naik 187%, Catatan Manis Antam di Akhir Tahun
Kinerja penjualan komoditas nikel, emas dan bauksit mencatatkan kenaikan year on year. Bahkan Bauksit mengalami peningkatan hingga 187%.

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan kinerja keuangan positif hingga September 2022. PT Aneka Tambang Tbk mencatat pertumbuhan penjualan dan laba bersih hingga akhir kuartal III 2022.

PT Aneka Tambang Tbk meraup penjualan Rp 33,68 triliun hingga September 2022. Penjualan tersebut tumbuh 27,22 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 26,47 triliun.Beban pokok penjualan tercatat Rp 27,69 triliun hingga kuartal III 2022, tumbuh 28,9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 21,47 triliun.

Di tengah tantangan kenaikan biaya energi, bahan baku, jasa pengangkutan serta jasa pengapalan, komoditas pertambangan, Antam meraih laba kotor Rp 5,99 triliun hingga akhir kuartal III 2022. Laba kotor tersebut tumbuh 19,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5 triliun. Beban usaha naik 22,3 persen menjadi Rp 3,24 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,65 triliun.

Dengan demikian, laba usaha perseroan tumbuh 16,7 persen menjadi Rp 2,74 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,34 triliun.

Total penghasilan lain-lain Antam mencapai Rp 910 miliar hingga akhir kuartal III 2022, tumbuh signifikan dari total penghasilan lain-lain bersih sembilan bulan pertama 2021 sebesar Rp 182 miliar.

Dengan melihat kondisi itu, PT Aneka Tambang Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,62 triliun hingga akhir September 2022. Laba tersebut meroket 53,57 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,71 triliun.

Laba bersih per saham dasar dan dilusi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi 109,31 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya 71,18.

 

 

Aset

KESDM Beri Antam Rekomendasi Perpanjangan Ekspor 2018
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menyetujui rekomendasi perpanjangan ekspor untuk Antam tahun ini. Untuk nikel kadar rendah sebesar 2,7 juta wet metric ton (wmt) dan bauksit tercuci 840 ribu wmt.

Total ekuitas perseroan tercatat Rp 22,56 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 20,83 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 11,22 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 12,07 triliun.

Perseroan mencatat aset Rp 33,79 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 32,91 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 4,61 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,06 triliun.

Hingga September 2022, Perusahaan mampu menurunkan tingkat pinjaman berbunga (interest-bearing debt) yang terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman investasi sebesar total Rp1,65 triliun.

Tingkat pinjaman ber-bunga ANTAM pada akhir periode 9M22 mencapai Rp4,22 triliun, turun 28 persen dari posisi pinjaman pada 31 Desember 2021 sebesar Rp5,87 triliun. Soliditas posisi keuangan ini juga diapresiasi oleh pihak independen yang tercermin dari Corporate Credit Rating S&P Global ANTAM tahun 2022 dengan capaian rating “B+/outlook positif”.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya