Bursa Saham Asia Semringah Jelang Akhir 2022

Indeks Hang Seng Hong Kong melompat 0,84 persen yang didorong saham teknologi dan sentimen dari wall street

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Des 2022, 10:31 WIB
Diterbitkan 30 Des 2022, 10:31 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Jumat, (30/12/2022) mengikuti wall street yang menghijau. Penguatan bursa saham tersebut memulihkan koreksi pada perdagangan sebelumnya.

Indeks Hang Seng Hong Kong melompat 0,84 persen yang didorong saham teknologi dan sentimen dari wall street. Di China, indeks Shanghai menanjak 0,55 persen dan indeks Shenzhen bertambah 0,62 persen. Indeks ASX 200 menguat 0,46 persen. Di Jepang, indeks Nikkei 225 dan Topix masing-masing melesat 0,2 persen. Yen menguat terhadap dolar AS di posisi 132,42.

Bursa saham Korea Selatan libur untuk menyambut Tahun Baru 2023. Bursa saham Korea Selatan akan buka pada 2 Januari 2023. Demikian mengutip dari laman CNBC, Jumat pekan ini.

Pada Kamis, 29 Desember 2022, Amerika Serikat (AS) mengumumkan pengajuan pengangguan naik pekan lalu. Hal ini di tengah upaya bank sentral AS mendinginkan ekonomi dan khususnya pasar tenaga kerja. Pengajuan pertama kali untuk tunjangan pengangguran mencapai 225.000 pada 24 Desember 2022, berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja. Pengajuan pengangguran naik 9.000 dari pekan sebelumnya dan sedikit di atas perkiraan 223.000 dari Dow Jones.

Klaim pengangguran berkelanjutan melonjak menjadi 1,71 juta, atau naik 41.000 ke level tertinggi sejak awal Februari.

Korea Selatan melaporkan indeks harga konsumen naik lima persen pada Desember 2022, menurut data dari Bank of Korea.  Indeks harga konsumen tersebut mempertahankan tingkat lebih dingin pada Desember, dan tidak berubah dari November. Ini sejalan dengan ekonom yang disurvei Reuters.

Penutupan Bursa Saham Asia pada 29 November 2022

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia Pasifik anjlok pada perdagangan saham Kamis, 29 Desember 2022 seiring wall street yang tertekan. Hal itu mengingat investor bersiap hadapi tantangan 2023.

Indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok 0,94 persen ke posisi 26.093,67, dan indeks Topix melemah 0,72 persen ke posisi 1.895,27. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,93 persen ke posisi 2.236,4. Penjualan ritel di Korea Selatan jatuh 1,8 persen, dan alami penurunan ketiga secara bulanan.

Indeks ASX 200 melemah 0,97 persen ke posisi 7.020,1. Indeks Hang Seng melemah 0,97 persen. Koreksi indeks Hang Seng terjadi di tengah pelonggaran pembatasan COVID-19. Di China, indeks Shanghai melemah 0,44 persen menjadi 3.073,7. Indeks Shenzhen turun ke posisi 10.996,4.

Penutupan Wall Street pada 29 Desember 2022

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) melonjak pada perdagangan Kamis, 29 Desember 2022 seiring investor bersiap untuk sambut perdagangan saham terakhir pada 2022.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 345,09 poin atau 1,05 persen menjadi 33.220,80 memulihkan hampir semua koreksi dari sesi sebelumnya. Indeks S&P 500 naik 1,75 persen ke posisi 3.849,28. Indeks Nasdaq bertambah 2,59 persen ke posisi 10.478,09.

Pada pekan ini, indeks Dow Jones dan S&P 500 sedikit menguat masing-masing 0,05 persen dan 0,12 persen. Indeks Nasdaq melemah 0,19 persen.

Pendiri dan Chief Investment Officer Growth Investing Navellier and Associates, Louis Navellier menuturkan, perdagangan Kamis, 29 Desember 2022 merupakan versi singkat reli santa dalam satu hari.

“Kami terlambat untuk rebound, dan banyak kelemahan baru-baru ini dapat dijelaskan oleh penjualan rugi pajak lebih lanjut setelah reli santa tidak terwujud,” ujar dia dikutip dari laman CNBC, Jumat (30/12/2022)

Ia menambahkan, pelaku pasar akan hadapi volatilitas lebih lanjut memasuki tahun baru dengan banyak ketidakpastian tentang apakah soft landing mungkin terjadi atau tidak. “Seberapa besar tekad the Fed untuk tidak berputar jika mengarah ke resesi yang serius,” ujar dia.

Sementara itu, saham Apple menguat setelah empat hari berturut-turut melemah. Saham Apple naik 2,83 persen.

Adapun wall street menguat pada perdagangan Kamis pagi ini setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan peningkatan klaim pengganguran dari pekan lalu. Hal ini terjadi di tengah upaya the Federal Reserve untuk mendinginkan ekonomi terutama pasar tenaga kerja.

 

Data Ekonomi AS

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Pengajuan pertama kali untuk tunjangan pengangguran mencapai 225.000 untuk pekan yang berakhir pada 24 Desember 2022, menurut laporan itu. Pengajuan tunjangan pengangguran itu naik 9.000 dari pekan sebelumnya dan sedikit di atas perkiraan 223.000 dari Dow Jones.

“Pasar tampaknya mengapresiasi laporan pekerjaan yang menunjukkan peningkatan moderat dalam melanjutkan klaim pengguaran sejalan dengan harapan dan memberikan bukti soft landing mungkin terjadi,” ujar Chief Investment Strategist The Colony Group Jason Blackwell.

Aksi pasar mengikuti aksi jual selama sesi regular pada sesi perdagangan Rabu, 28 Desember 2022 karena kekhawatiran resesi membebani sentimen investor secara bulanan dan tahunan. Indeks Dow Jones melemah 365,85 poin atau 1,1 persen. Indeks S&P 500 merosot 1,2 persen dan indeks Nasdaq tergelincir 1,35 persen.

Rata-rata indeks acuan menuju tahun terburuk sejak 2008. Indeks Dow Jones anjlok 8,58 persen. Indeks S&P 500 terpangkas 19,24 persen. Indeks Nasdaq tumbang 33,03 persen seiring investor melepas growth stock di tengah kenaikan suku bunga.

“Investor antisipasi resesi ekonomi yang akan terjadi pada awal 2023, sebagaimana dibuktikan oleh laba S&P 500 yang turun selama tiga kuartal dan berlanjunya sektor defensi. Tingkat keparahan resesi masih dipertanyakan, kami berharap itu ringan,” ujar Chief Investment Strategist CFRA Research, Sam Stovall.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya