Hartadinata Abadi Kantongi Kredit Rp 2,4 Triliun dari BNI

PT Hartadinata Abadi Tbk menandatangani perjanjian kredit sindikasi dengan BNI sebesar Rp 2,4 triliun pada 27 Desember 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Des 2022, 14:49 WIB
Diterbitkan 31 Des 2022, 14:49 WIB
Gedung BNI
Gedung BNI (Dok: BNI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) meraih kredit sindikasi dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) senilai Rp 2,4 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (31/12/2022), PT Hartadinata Abadi Tbk menandatangani perjanjian kredit sindikasi dengan BNI sebesar Rp 2,4 triliun pada 27 Desember 2022. Perseroan akan memakai dana pinjaman ini untuk melunasi pinjaman Bank BJB, Bank Woori, obligasi dan sisanya untuk tambahan modal kerja perseroan.

“Dampak kejadian, informasi atau fakta material ini akan memperkuat modal kerja dan kemampuan likuiditas perseroan sehingga akan meningkatkan kinerja operasional dan finansial perseroan,” tulis Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk, Sandra Sunanto dalam keterbukaan informasi, 29 Desember 2022.

Adapun ketentuan fasilitas kredit antara lain:

1.Trance 1 kredit modal kerja dengan limit kredit senilai Rp 300 miliar. Bentuk kredit itu aflopend dengan jangka waktu 48 bulan. Suku bunga kredit JIBOR 1 bulan +3 persen p.a (reviewable).

2.Tranche 2 kredit modal kerja dengan limit kredit Rp 1,45 triliun dalam bentuk plafond revolving. Kredit tersebut berjangka waktu 12 bulan dan suku bunga JIBOR 1 bulan +3 persen p.a (reviewable).

3.Trancbe 3 kredit modal kerja (rekening koran) dengan limit kredit Rp 250 miliar dalam bentuk KMK RC. Kredit tersebut berjangka waktu 12 bulan dan suku bunga JIBOR 1 bulan +3 persen p.a (reviewable)

4.Tranche 4 accordion-term loan dengan limit kredit Rp 400 miliar dengan bentuk aflopend. Kredit tersebut berjangka waktu 36 bulan dengan suku bunga JIBOR 1 bulan +3 persen p.a (reviewable).

 

Transaksi Pinjaman

Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)
Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)

Adapun pihak yang melakukan transaksi tersebut antara lain perseroan dan beberapa entitas anak yaitu PT Aurum Digital Internusa, PT Emas Murni Abadi, PT Anugrah Cahaya Sentosa, PT Terang Anugrah Abadi, PT Gemilang Hartadinata Abadi, PT Gadai Cahaya Dana Abadi, PT Gadai Terang Abadi Mulia, PT Gadai Cahaya Terang Abadi, PT Gadai Hartadinata Terang Sentosa sebagai peminjam,penjamin dan sponsor.

Sedangkan BNI ditunjuk oleh perseroan sebagai sole structuring dan mandated lead arranger bank (MLAB), agen fasilitas, agen penampungan dan agen jaminan.

Adapun transaksi tersebut merupakan transaksi material karena nilai transaksi lebih dari 20 persen ekuitas perseroan. Namun, transaksi itu tidak lebih dari 50 persen dari ekuitas perseroan.

Transaksi tersebut merupakan Transaksi Material yang dikecualikan berdasarkan Pasal 11 huruf b dan huruf c POJK No. 17/POJK.04/2020, sehingga berdasarkan ketentuan tersebut, Perseroan hanya diwajibkan untuk melakukan keterbukaan informasi.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 30 Desember 2022, saham HRTA stagnan di posisi Rp 202 per saham. Saham HRTA dibuka naik dua poin ke posisi Rp 204 per saham. Saham HRTA berada di level tertinggi Rp 204 dan terendah Rp 202 per saham. Total frekuensi perdagangan 72 kali dengan volume perdagangan 19.245 saham. Nilai transaksi Rp 391,3 juta.

Hartadinata Abadi Dirikan Anak Usaha di Bidang Industri Pembuatan Logam Dasar Mulia

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mendirikan entitas anak perusahaan baru, yaitu PT Emas Murni Abadi pada 20 Oktober 2022. Perusahaan tersebut terletak di Bandung, Jawa Barat dan bergerak di bidang usaha industri pembuatan logam dasar mulia.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Selasa (25/10/2022), PT Emas Murni Abadi ini bergerak di bidang industri pembuatan logam dasar mulia. Usaha tersebut mencakup usaha pemurnian, peleburan, pemaduan dan penuangan logam mulia dalam bentuk dasar (ingot, billet, slab, batang, pellet, block, sheet, pig, paduan dan bubuk) seperti ingot perak, ingot emas, pellet platina dan sebagainya.

Kemudian, modal dasar mendirikan PT Emas Murni Abadi senilai Rp 8 miliar dengan modal ditempatkan dan disetor penuh Rp 2 miliar.

Hartadinata Abadi memiliki sebanyak 99 persen saham PT Emas Murni Abadi atau setara dengan Rp 1,98 miliar. Kemudian, sisanya dimiliki Firstania Claudia sebanyak 1 persen saham atau setara dengan Rp 20 juta.

Adapun total seluruh saham dalam PT Emas Murni Abadi berjumlah 2.000 lembar saham atau dengan nilai nominal sebesar Rp 2 miliar. 

Selain itu, pendirian entitas anak usaha ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Hartadinata Abadi.

"Pendirian entitas anak usaha ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Perseroan,” tulis Sekretaris Perusahaan Hartadinata Abadi, Ong Deny, dikutip Selasa (25/10/2022).

 

Realisasi Belanja Modal

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) telah merealisasikan belanja modal Rp 15 miliar dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar pada 2022.

Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk,  Ong Denny menuturkan, belanja modal pada 2022 digunakan untuk mesin dan pengembangan toko. Dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar, yang terserap baru Rp 15 miliar.

Untuk mengantisipasi harga emas yang naik, PT Hartadinata Abadi Tbk juga berupaya memperkuat posisi untuk persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan. Ong Denny menuturkan, harga emas ke depan dapat dibilang masih stabil di kisaran USD 1.800-USD 1.900 per troy ounce. Kisaran harga itu menurut Denny cukup baik dukung kinerja perseroan saat ini.

“Banyak yang prediksi harga emas akan kembali melonjak seiring inflasi sehingga kami anggap perlu juga perkuat posisi dari persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan, ia menambahkan.

Mengutip paparan publik perseroan, realisasi pembukaan toko sendiri mencapai 10 toko atau setara dengan 71 persen dari target 14 toko baru menjadi 78 toko hingga awal Juni 2022. Pada akhir 2022, perseroan menargetkan penambahan jaringan toko sendiri menjadi 82 toko.

Adapun distribusi perhiasan emas perseroan dari toko milik sendiri antara lain ACC, ACC Premium, Celine Jewellrey, dan Claudia Perpect Jewelry.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya