Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih kurang bergairah memasuki pekan kedua Januari 2023. IHSG yang masih tertekan itu dibayangi aliran dana investor asing yang keluar dari bursa saham Indonesia dan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (14/1/2023), IHSG merosot 0,64 persen ke posisi 6.641,83. Pada pekan lalu, IHSG merosot 2,4 persen ke posisi 6.684,55. Kapitalisasi pasar bursa pun terpangkas pada 9-13 Januari 2023. Kapitalisasi pasar saham susut 0,82 persen menjadi Rp 9.182,35 triliun dari pekan sebelumnya Rp 9.258,26 triliun. Meski demikian, pekan ini, rata-rata nilai transaksi harian melompat tajam.
Baca Juga
Rata-rata nilai transaksi harian bursa naik 24,04 persen menjadi Rp 11,53 triliun dari Rp 9,30 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian bursa bertambah 4,77 persen menjadi 17,23 miliar saham dari 16,45 miliar saham pada pekan lalu. Kenaikan juga terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian bursa 0,48 persen menjadi 1.109.809 transaksi selama sepekan dari 1.104.455 transaksi pada pekan sebelumnya.
Advertisement
Investor asing melakukan aksi jual Rp 551,59 miliar pada Jumat, 13 Januari 2023. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 2,97 triliun. Sepanjang 2023, investor asing sudah menjual saham Rp 5,16 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG masih melemah 0,64 persen dipengaruhi beberapa sentimen yang sama pada pekan lalu. Koreksi IHSG terjadi dipengaruhi shifting aset dari aset berisiko yang ke aset yang minim risiko karena ada kebijakan hawkish the Federal Reserve (the Fed) yang masih akan diterapkan untuk menekan laju inflasi.
“Kemudian ada re-opening China yang diperkirakan terjadinya outflow ke negara tersebut.,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Pada pekan depan, ia memperkirakan IHSG masih bergerak menguat untuk menguji 6.677-6.728. Untuk sektor saham yang dapat dicermati yaitu sektor teknologi dan industri.
Pencatatan Saham dan Obligasi
Sementara itu, selama sepekan pada 9-13 Januari 2023, terdapat pencatatan perdana empat saham dan satu obligasi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada Senin, 9 Januari 2023, PT Sunindo Pratama Tbk. (SUNI) mulai mencatatkan sahamnya pada Papan Utama BEI.
SUNI merupakan perusahaan tercatat ke-5 pada 2023 di BEI. SUNI bergerak pada sektor Energy dengan subsektor Gas, Air & Coal. Adapun industri SUNI adalah Oil, Gas & Coal Support dengan subindustri Oil, Gas & Coal Equipments & Services.
Selanjutnya, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. (CBRE) mencatatkan sahamnya pada Papan Pengembangan BEI. CBRE merupakan perusahaan tercatat ke-6 pada 2023 di BEI. CBRE bergerak pada sektor Energy dengan subsektor Oil, Gas & Coal. Adapun industri CBRE adalah Coal dengan subindustri Coal Distribution.
Pada Selasa, 10 Januari 2023, PT Hatten Bali Tbk. (WINE) mencatatkan sahamnya pada Papan Pengembangan BEI dan menjadi perusahaan tercatat ke-7 pada 2023 di BEI. WINE bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan subsektor Food & Beverages. Adapun industri WINE adalah Beverages dengan subindustri Liquors.
Advertisement
Total Emisi Obligasi
Selanjutnya pada Rabu, 11 Januari 2023, PT Lavender Bina Cendikia Tbk. (BMBL) mencatatkan saham pada Papan Akselerasi BEI. BMBL merupakan perusahaan tercatat ke-8 pada tahun 2023 di BEI. BMBL bergerak pada sektor Consumer Cyclicals dengan subsektor Consumer Services. Adapun industri BMBL adalah Education & Support Services dengan subindustri Education Services.
Pada Kamis, 12 Januari 2023, obligasi berkelanjutan III MNC Kapital Indonesia Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT MNC Kapital Indonesia Tbk. mulai dicatatkan di BEI senilai Rp 450 miliar yang terdiri dari Seri A (BCAP03ACN1), Seri B (BCAP03BCN1), dan Seri C (BCAP03CCN1). Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi adalah idBBB+ (Triple B Plus). Bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2023 adalah 2 emisi dari 2 emiten senilai Rp1,05 triliun.
Dengan pencatatan tersebut total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 509 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp446,35 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 124 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp5.310,43 triliun dan USD438,31 juta. EBA sebanyak 11 emisi senilai Rp5,36 triliun.
Penutupan IHSG pada 13 Januari 2023
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham, Jumat (13/1/2023). IHSG menguat tersebut juga didukung sektor saham teknologi dan energi.
Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,18 persen ke posisi 6.641,83. Indeks LQ45 melemah 0,02 persen ke posisi 905,49. Sebagian besar indeks acuan bervariasi. Menjelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.658,47 dan terendah 6.600,59.
Sebanyak 250 saham menguat dan 268 saham melemah. 196 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.060.051 kali dengan volume perdagangan 20,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 10,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.272.
Secara sektoral, indeks sektor saham dominan menguat. Sektor saham energi mendaki 1,69 persen, sektor saham basic menguat 0,65 persen, sektor saham nonsiklikal bertambah 0,04 persen, dan sektor saham kesehatan menanjak 0,44 persen. Selain itu, sektor saham properti bertambah 0,05 persen, sektor saham teknologi melonjak 1,83 persen, dan sektor saham transportasi mendaki 0,45 persen.
Sementara itu, sektor saham industri melemah 0,42 persen, sektor saham siklikal tergelincir 0,43 persen, sektor saham keuangan susut 0,28 persen, dan sektor saham infrastruktur merosot 0,57 persen.
Advertisement