Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan investasi dan pasar modal dinilai bakal tumbuh pada tahun ini. Dengan demikian, Mandiri Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 7.510 pada 2023.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana optimistis pertumbuhan investasi dan pasar modal pada 2023.
Baca Juga
"Memang banyak concern mengenai kondisi perekonomian dunia dan Indonesia pada 2023, tapi kami tetap optimis bahwa pertumbuhan investasi dan pasar modal Indonesia akan terus naik. Tahun ini kita proyeksikan IHSG di 7.510," kata Oki di sela acara Mandiri Investment Forum, ditulis Kamis (2/2/2023).
Advertisement
Di sisi lain, Oki menyebutkan, IHSG sedikit terdampak dengan adanya rotasai dana investor asing ke China.
"Memang ada IHSG sedikit terdampak dengan adanya rotasi dana investor asing ke China, karena China reopening lebih awal dari yang kita perkirakan tapi kita yakin pertumbuhan perusahaan-perusahaan dari sisi EPS kita prediksi 17 persen di luar komoditas," kata dia.
Dia mengatakan, Indonesia dinilai masih sangat baik dibandingkan dengan emerging market lainnya.
"Jadi ini sangat baik sekali dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di emerging market lain. Ini yang membuat kita sangat optimis," ujar dia.
Sementara itu, Oki melihat animo investor baik ritel, institusi, investor strategis sangat besar.
"Kita melihat animo investor baik ritel dan institusi sangat besar dan juga strategis investor. Tahun ini berbeda dengan tahun lalu di mana strategic investor benar-benar khususnya di middle east datang ke Indonesia untuk investasi di Indonesia," katanya.
Bakal Bawa BUMN IPO pada 2023
Sebelumnya, PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) sudah mengantongi sejumlah perusahaan yang siap gelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana mengatakan kebanyakan calon emiten yang IPO lewat Mandiri Sekuritas memiliki nilai emisi di atas Rp 1 triliun. Dia sempat mengungkap perusahaan pelat merah yang akan IPO lewat Mandiri Sekuritas.
"Kita perkirakan semua (calon emiten) di atas Rp 1 triliun.Pokoknya perusahaannya bagus-bagus. BUMN ada. Dan itu gede-gede semua,” kata Oki di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman menyebutkan terdapat entitas anak dan cucu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pipeline IPO di Bursa. Adapun BEI memasang target 55 perusahaan tercatat pada 2022. Realisasinya sampai dengan tahun ini sudah mencapai 54 perusahaan. Total perusahaan tercatat di BEI saat ini sebanyak 820 perusahaan.
"Jadi sisa (pipeline) sebanyak 39 perusahaan akan dibawa (IPO) ke tahun depan. Termasuk anak BUMN. Ada beberapa anak BUMN. Tapi ada kerahasiaan, saya tidak bisa sebut nama sebelum proses bookbuilding,” kata dia.
Namun, sebagai gambaran, Iman memastikan empat perusahaan yang siap IPO tahun ini semuanya merupakan perusahaan swasta. Sehingga kemungkinan IPO anak cucu BUMN akan terjadi pada tahun depan.
"Jadi, untuk IPO anak cucu BUMN tahun ini bisa mungkin ataupun tidak. Tapi lebih ke tahun depan karena empat perusahaan yang mau IPO swasta semua,” pungkas Iman.
Advertisement
Mandiri Sekuritas Bidik Investor Baru Tumbuh 45 Persen hingga Akhir 2022
Sebelumnya, PT Mandiri Sekuritas (Mansek) optimistis tren peningkatan investor masih akan berlanjut hingga akhir 2022. Sejalan dengan keyakinan itu, Mandiri Sekuritas menargetkan pertumbuhan investor sebesar 45 persen.
"Sampai akhir tahun target kami 45 persen. Mudah-mudahan ini tercapai karena per Juni sudah tercapai 22 persen. Sehingga target kami masih on track,” kata Direktur Mandiri Sekuritas, Theodora VN Manik dalam konferensi pers MOST Carnaval di Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Adapun jumlah nasabah Mandiri Sekuritas sampai dengan paruh pertama tahun ini tercatat sebanyak 210 ribu nasabah atau investor. Secara keseluruhan, Dora mencatat terdapat 270 ribu nasabah Mandiri Sekuritas, tetapi sekitar 60 ribu lainnya tercatat sebagai nasabah pasif.
Oleh sebab itu, Mandiri Sekuritas menginisiasi MOST Carnaval satunya untuk memperluas literasi dan inklusi keuangan pasar modal yang dapat mendukung peningkatan kualitas investor ritel di Indonesia.
Di sisi lain, optimisme Mandiri Sekuritas untuk mencapai target pertumbuhan investor baru 45 persen juga merujuk pada tren pertumbuhan investor di pasar modal yang masih berlanjut.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal per 31 Desember 2020 ke 31 Desember 2021 meningkat signifikan 92,9 persen atau dari 3,88 juta menjadi 7,48 juta.
Tren peningkatan itu berlanjut hingga paruh pertama tahun ini. Di mana jumlah investor pasar modal Indonesia tercatat menjadi 9,1 juta per 30 Juni 2022 atau naik 21,68 persen dibandingkan dengan akhir 2021.