Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) persiapkan pembangunan untuk pelaksanaan kejuaraan dunia F1H2O yang berlokasi di Danau Toba, Sumatera Utara.
Pada 2023, Indonesia untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah dalam kegiatan Kejuaraan Dunia Perahu Super Cepat atau Powerboat yang diselenggarakan oleh Union Internationale Motonautique dengan nama F1H2O.
Baca Juga
Direktur Operasi I Adhi Karya, A Suko Widigdo mengatakan, hal ini menjadi kebanggaan tersendiri untuk ADHI karena turut andil dibalik layar perhelatan event dunia pertama kali di Indonesia.
Advertisement
"Kami pastinya turut bangga karena ada di balik layar acara besar ini dan kami akan memberikan yang terbaik untuk mendukung acara ini”, kata A Suko Widigdo dalam keterbukaan informasi, Jumat (3/2/2023).
Pada saat ini, Adhi Karya mendapatkan mandat untuk mengerjakan beberapa persiapan antara lain lahan parkir container seluas 12 Ha, dermaga wet paddock, plaza landscape, serta bangunan utilitas prasarana pendukung event di kawasan tersebut.
Secara keseluruhan progres pembangunan kawasan F1H20 Danau Toba sudah mencapai 88 persen, saat ini sedang tahap penyelesaian direncanakan selesai pada Februari 2023.
Dalam proses pembangunan, ADHI juga turut melibatkan pekerja-pekerja lokal untuk membangun kawasan yang akan menjadi kebanggaan Indonesia dan masyarakat sekitar.
"Dengan adanya proyek ini, kawasan sekitar menjadi lebih tertata, nama daerah lebih dikenal mancanegara dan meningkatkan pertumbuhan UMKM serta dapat membuka lapangan kerja baru," tutupnya.
Adhi Karya Bidik Kontrak Baru Tumbuh hingga 15 Persen pada 2023
Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp 23,7 triliun (di luar pajak) sepanjang 2022. Raihan itu tumbuh 57 persen dibandingkan perolehan kontrak baru selama 2021 sebesar Rp 15,2 triliun.
Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Farid Budiyanto menjabarkan, kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru selama 2022, meliputi lini bisnis Engineering & Construction sebesar 88 persen, properti sebesar 6 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak Adhi Karya terdiri dari proyek Jalan dan Jembatan sebesar 38 persen, gedung sebesar 19 persen, serta proyek Infrastruktur lainnya seperti perkeretaapian, SPAM dan bendungan sebesar 43 persen.
"Berdasarkan sumber pendanaan, realisasi kontrak baru dari Pemerintah sebesar 27 persen, BUMN sebesar 9 persen, Swasta dan lainnya sebesar 64 persen,” ungkap Farid dalam keterangan resmi, Kamis (26/1/2023).
Beberapa tambahan kontrak baru yang didapatkan Adhi Karya pada Desember 2022 di antaranya berupa hunian tetap di Sulawesi Tenggara, Hunian Khusus Pejuang Timor Timur, dan Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai di Pesisir Teluk Jakarta. Untuk tahun ini, Adhi Karya mengincar pertumbuhan kontrak baru sebesar 10 persen-15 persen dari realisasi kontrak baru 2022.
"Perolehan kontrak tersebut ditargetkan diperoleh dari proyek pembangunan infrastruktur jalan tol, pengelolaan air dan limbah, serta proyek infrastruktur lainnya dengan sumber dana baik dari Pemerintah, BUMN, maupun swasta,” tutup Farid.
Advertisement
Garap Tol Patimban
Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menjadi salah satu anggota konsorsium BUMN dalam pembangunan jalan Tol Akses Patimban. Hal itu ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), Perjanjian Penjaminan serta Perjanjian Regres Jalan Tol Akses Patimban di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Selasa, 24 Januari 2023.
Direktur Utama Adhi Karya, Enthus Asnawi menyatakan, pembangunan akses Tol Patimban ini adalah akses penghubung, baik untuk jalur alternatif pergerakan masyarakat maupun keperluan mobilitas logistik barang.
"Selain itu, jalan tol Akses Patimban yang akan meningkatkan konektivitas Pelabuhan Patimban sebagai salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2024," kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (25/1/2023).
Penandatanganan PPJT Jalan Tol Akses Patimban dilakukan oleh Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit dan Direktur Utama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Konsorsium PT Jasamarga Akses Patimban (JAP) Victor Nazarenko Mahandre.
Sementara itu untuk penandatanganan dua perjanjian lainnya, yaitu Perjanjian Penjaminan dilakukan oleh Direktur Utama PT Penjaminan dan Infrastruktur (PII) Muhammad Wahid Sutopo dan Direktur Utama PT JAP Victor Nazarenko Mahandre serta Perjanjian Regres dilakukan oleh Menteri PUPR M. Basuki Hadimuljono dan Direktur Utama PT PII Muhammad Wahid Sutopo.
Jalan Tol Akses Patimban adalah jalan tol yang akan menghubungkan akses antara Kawasan Industri di Jawa Barat dengan Pelabuhan Patimban, selain itu juga akan menjadi jalur alternatif masyarakat di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Karawang. Jalan Tol ini memiliki total panjang 37,05 Km, dengan nilai investasi sebesar Rp 5,02 triliun dan masa konsesi selama 50 tahun.
Incar Dana Segar Rp 2,6 Triliun
Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berhasil menyerap dana Rp 2,6 triliun lewat penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk, Enthus Asnawi mengatakan, dana yang didapatkan dari PMN dan rights issue ini akan digunakan untuk pekerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Penerimaan dana PMN dan rights issue ini mampu memperbaiki rasio keuangan Adhi Karya. ini ditandai dengan menguatnya ekuitas yang dimiliki Perseroan. Selain itu, dana yang dihasilkan dari PMN dan rights issue ini juga akan kami gunakan untuk mendanai percepatan pekerjaan PSN," ujar dia dalam keterangan resmi, Jumat (11/11/2022).
Adapun proyek yang masuk dalam pendanaan rights issue antara lain; Tol Solo—Yogyakarta—YIA Kulonprogo, Tol Yogyakarta—Bawen, dan SPAM Karian—Serpong Timur.
Dengan pendanaan ini, terjadi pula penambahan ekuitas Adhi Karya senilai Rp 8,8 triliun yang juga akan memperbaiki struktur permodalan Adhi Karya serta rasio DER Perseroan. Terlebih, hal ini mampu menguatkan kinerja dengan potensi proyek- proyek baru yang dimiliki.
PT Adhi Karya Tbk menggelar penawaran umum terbatas (PUT) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue setelah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Jumat, 14 Oktober 2022.
Adhi Karyamenargetkan perolehan dana Rp 3,87 triliun yang berasal dari penyertaan modal negara (PMN) Rp 1,97 triliun dan publik Rp 1,89 triliun. Dalam rights issue ini, perseroan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 7.004.510.932 saham baru seri B.
Pemegang 10 juta saham lama perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) Perseroan pada tanggal terakhir pencatatan atau recording date pada 26 Oktober 2022 berhak atas 19.783.232 saham HMETD dengan harga pelaksanaan Rp 550 per saham.
Advertisement