Wall Street Lesu, Inflasi AS Tetap Tinggi dan Klaim Pengangguran Turun

Wall street melemah pada perdagangan Kamis, 16 Februari 2023. Indeks Nasdaq mencatat penurunan terbesar di antara indeks acuan lainnya.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Feb 2023, 07:47 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2023, 07:47 WIB
Wall Street Tertekan pada Kamis 16 Februari 2023
Wall street kompak tertekan pada perdagangan Kamis, 16 Februari 2023. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Kamis, 16 Februari 2023 seiring data ekonomi yakni laporan inflasi yang memanas, penurunan klaim pengangguran. Rilis data ekonomi AS itu menunjukkan ekonomi bertahan di tengah kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed).

Dikutip dari CNBC, Jumat (17/2/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 431,20 poin atau 1,26 persen ke posisi 33.696,85. Indeks S&P 500 merosot 1,38 persen menjadi 4.090,41. Indeks Nasdaq tergelincir 1,78 persen menjadi 11.855.

Saham Microsoft dan Disney memberikan kontribusi terbesar terhadap penurunan Dow Jones masing-masing melemah 2,66 persen dan 3,12 persen. Saham Tesla tergelincir 5,69 persen setelah menarik kendaraan sehingga bebani S&P 500.

Saham tergelincir setelah indeks harga produsen Januari, ukuran inflasi lainnya naik 0,7 persen berdasarkan laporan Kamis, 16 Februari 2023. Realisasi indeks harga produsen itu lebih tinggi dari yang disurvei Dow Jones sebesar 0,4 persen. Klaim pengangguran awal secara tak terduga turun pada pekan yang berakhir 11 Februari 2023, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja.

Data baru muncul setelah indeks harga konsumen Januari dan laporan penjualan ritel keduanya lebih tinggi dari yang diharapkan menunjukkan the Fed mungkin harus melangkah lebih jauh untuk menjinakkan inflasi.

“Kedua pembacaan inflasi pekan ini menunjukkan kekakuan inflasi dan pertarungan belum berakhir, terutama ketika mempertimbangkan pembacaan indeks harga produsen hari ini adalah kenaikan bulan ke bulan tertinggi sejak awal musim panas,” ujar Head of Model Portfolio Construction Morgan Stanley, Mike Loewengart.

 

Pasar Tenaga Kerja AS Tetap Kuat

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Ia menambahkan, klaim pengangguran yang menurun menunjukkan pasar tenaga kerja tetap ketat. “Seharusnya tidak mengejutkan melihat pasar mengambil nafas karena harapan the Fed yang dovish dalam beberapa bulan mendatang memudar,” ujar Loewengart.

Ia mengatakan, intinya adalah investor harus menyadari inflasi mungkin tidak kembali ke tingkat normal secepat harapan banyak orang. “Dan dengan itu mungkin akan lebih banyak volatilitas,” kata dia.

Komentar dari Presiden the Federal Reserve St Louis James Bullard mengajurkan kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan terakhir dan dapat melihat kenaikan sebesar itu pada Maret yang juga bebani saham. Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester juga mengatakan mendukung kenaikan yang lebih besar.

Selama sepekan, indeks Dow Jones berada di jalur untuk kerugian mingguan ketiga berturut-turut. Indeks S&P mendatr pada pekan ini, dan indeks Nasdaq menguat sedikit.

Investor juga akan terus mengamati laba perusahaan untuk tanda-tanda kekuatan konsumen. Adapun Dropbox, DoorDash, dan DraftKings akan melaporkan kinerja setelah bel perdagangan.

Penutupan Wall Street 16 Februari 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya,  bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 15 Februari 2023 seiring pelaku pasar mempertimbangkan data penjualan ritel dan inflasi AS terbaru. Data inflasi terbaru mendorong kekhawatiran kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Dikutip dari CNBC, Kamis (16/2/2023), penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 38,78 poin atau 0,11 persen ke posisi 34.128,05. Indeks S&P 500 mendaki 0,28 persen ke posisi 4.147,60 yang didorong lonjakan saham SolarEdge dan Generac. Dua saham tersebut masing-masing naik 9,05 persen dan 8 persen.

Indeks Nasdaq bertambah 0,92 persen menjadi 12.070,59 yang didorong lonjakan saham Airbnb sebesar 13,35 persen setelah mengalahkan laba.  Keuntungan di saham Tesla, Rivian, dan Lucid juga memimpin kenaikan indeks Nasdaq.

Saham tergelincir pada hari sebelumnya, saat laporan penjualan ritel pada Januari naik 3 persen, sementara ekonom yang disurvei Dow Jones prediksi 1,9 persen. Rilis penjualan ritel itu menunjukkan ekonomi AS bertahan meski kenaikan suku bunga oleh the Fed untuk meredam inflasi.

"Ketahanan pasar tenaga kerja adalah alasan utama konsumen terus berbelanja dan selama itu terjadi, inflasi akan tetap,” ujar Chief Invesment Officer Independent Advisor Allinace Chris Zaccararelli, dikutip dari CNBC.

Ia menuturkan, the Fed akan perlu menaikkan suku bunga lebih tinggi dan mempertahankan lebih lama dari pada yang diperkirakan saat ini. "Ini akan menyebabkan pasar mengalami beberapa volatilitas yang signifikan karena pasar saham dan obligasi diberi harga untuk skenario jinak dan bukan lebih yang sulit yang kita tuju,” kata dia.

 

Data Penjualan Ritel AS

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Data penjualan ritel pada Rabu setelah laporan inflasi Amerika Serikat (AS) terbaru dirilis. Laporan indeks harga konsumen pada Januari datang sedikit di atas perkiraan ekonom menunjukkan jalan yang berpotensi lebih panjang dalam perjuangan the Federal Reserve (the Fed) melawan kenaikan harga.

Pada akhir pekan ini, pelaku pasar akan mendengarkan pidato dari pejabat the Federal Reserve untuk mengetahui tanda-tanda apa yang mungkin dilakukan bank sentral pada pertemuan berikutnya pada Maret.

Investor juga akan mencermati hasil laba. Adapun Zillow, Shopify, dan DoorDash adalah beberapa perusahaan yang dijadwalkan untuk rilis kinerja pekan ini.

Sekitar tiga perempat dari perusahaan S&P 500 telah mengunggah hasil kinerja keuangannya. Dari perusahaan tersebut, 69 persen telah mengalahkan harapan laba. Berdasarkan data dari the Earnings Scout, tingkat hasil kinerja di bawah rata-rata tiga tahun sebesar 79 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya