Pemilu 2024 Jadi Momen Pemulihan Margin Emiten Konsumer

Dampak dari kenaikan harga bahan baku tidak dapat dihindari sehingga menekan margin perusahaan konsumer. Namun, 2023, momen pemulihan margin untuk emiten konsumer.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Feb 2023, 13:37 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2023, 13:37 WIB
Money Buzz: the Power of Consumer in 2023, Selasa (21/2/2023). (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Money Buzz: the Power of Consumer in 2023, Selasa (21/2/2023). (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - 2023 disebut sebagai tahun pemulihan margin untuk emiten sektor konsumer. Investment Analyst Ashmore Asset Management, vida Cornelius menyebutkan, salah satu penopangnya adalah harga bahan baku yang relatif sudah landai, dibarengi dengan pembukaan ekonomi setelah pandemi COVID-19.

Sebagai gambaran, pada 2022 terjadi kenaikan harga komoditas bahan baku yang menambah beban perusahaan. Di sisi lain, perusahaan konsumer tidak bisa membebankan ongkos kenaikan harga bahan baku kepada konsumen secara serta merta. Sementara mobilitas masyarakat masih terbatas. Alhasil, perusahaan banyak melakukan efisiensi meski penurunan margin pada akhirnya tidak dapat dihindari.

"Dampak dari kenaikan harga bahan baku tidak dapat dihindari. sehingga kebanyakan margin perusahaan konsumer turun. 2023 tema-nya adalah margin recovery untuk emiten konsumer, di mana ketika terjadi margin recovery, itu juga bisa jadi support solid untuk earning side. Sehingga bagian labanya bisa tumbuh lebih kuat di 2023 ini,” kata Vida dalam Money Buzz bertajuk The Power of Consumer in 2023, Selasa (21/2/2023).

Bersamaan dengan itu, Indonesia akan gelar pemilihan umum (pemilu) serentak pada 2024. Artinya, tahun kampanye akan dimulai 2023.

Secara historis, periode ini mampu mengerek kinerja sektor konsumer. Catatan saja, pemilu serentak kali ini meliputi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur, Walikota dan Bupati, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kota/Kabupaten. Sehingga bisa dibayangkan berapa belanja kampanye yang akan beredar tahun ini.

"Karena pemilu 2024 sedikit berbeda dari pemilu sebelumnya, di man pemilihan Presiden/Wakil Presiden dan PIlkada dilakukan bersamaan. Dengan adanya  ratusan ribu kandidat, budget kampanye bisa mencapai ratusan triliun. Bersamaan dengan full economy reopening, tentu sektor konsumer bisa dapatkan support," ujar Vida.

Sebagai gambaran, perujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 20 Februari 2023, IDX Sector Consumer Non-Cyclical telah naik 6,7 persen sejak awal tahun (year to date/ytd). Sedangkan IDX Sektor Consumer Cyclical masih terkoreksi tipis 0,62 persen ytd.

Hilirisasi Bakal Jadi Tulang Punggung Indonesia

Program Money Buzz: Indonesia’s Transition Towards Sustainability, Selasa (24/1/2023) (Foto: Tangkapan Layar/Pipit I.R)
Program Money Buzz: Indonesia’s Transition Towards Sustainability, Selasa (24/1/2023) (Foto: Tangkapan Layar/Pipit I.R)

Sebelumnya, jelang pemilihan umum (Pemilu) serentak pada 2024, pasar disebut akan banyak mengambil langkah untuk wait and see.  Meski begitu, Head of Equity Research Macquarie Group, Ari Jahja menuturkan, kepercayaan investor terhadap pasar Indonesia, utamanya sektor energi masih tinggi.

"Dari segi investor pasti ada wait and see. Kalau dari segi regulasi kita sudah on the rights track. Jadi meskipun ada wait and see, tapi structural improvement Indonesia ini tetap berjalan siapaun Pemerintahnya nanti,” kata Ari dalam Money Buzz, Selasa (24/1/20223).

Salah satu regulasi yang dimaksud yakni terkait hilirisasi sejumlah hasil tambang, antara lain batu bara, nikel, dan bauksit. Dalam catatannya, hilirisasi berhasil menambah pundi-pundi penghasilan bagi Indonesia dari sebelumnya yang hanya dijual dalam bentuk mentah. Selain itu, proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara disebut sebagai upaya pemerataan ekonomi di luar Pulau Jawa,

"Hilirisasi akan jadi salah satu tulang punggung Indonesia ke depannya, Pemilihan IKN akan mendorong pemerataan ekonomi di luar Pulau Jawa, meski masih perlukan banyak investasi,” kata dia.

 

Prospek Pasar Modal Indonesia

Head of Equity Research Macquaire Group Ari Jahja di program Money Buzz : Indonesia’s Transition Towards Sustainability, Selasa (24/1/2023) (Foto: Tangkapan Layar/Pipit I.R)
Head of Equity Research Macquaire Group Ari Jahja di program Money Buzz : Indonesia’s Transition Towards Sustainability, Selasa (24/1/2023) (Foto: Tangkapan Layar/Pipit I.R)

Sebelumnya, pasar modal Indonesia disebut masih menarik untuk jangka panjang. Meski diakui, pasar ekuitas beberapa negara berkembang termasuk Indonesia sempat terkoreksi akibat banyak modal yang lari ke China usai pembukaan lockdown di negara tersebut.

Head of Equity Research Macquarie Group, Ari Jahja menilai, investor masih cukup percaya diri dengan prospek jangka panjang pasar modal Indonesia, didukung pertumbuhan ekonomi yang relatif terjaga. Sehingga koreksi yang terjadi di pasar ekuitas hanya bersifat sementara.

"Ada net outflow ke negara-negara lain, seperti China karena ada reopening. Jadi ada money moving dari emerging market lain balik ke China. Tapi menurut saya ini sifatnya sementara karena makro ekonomi Indonesia cukup resilien,” kata dia dalam MONEY BUZZ, Selasa (24/1/2023).

Dalam catatannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini memang diperkirakan mengalami sedikit perlambatan. Pada tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,2—5,3 persen. Namun untuk tahun ini Bank Indonesia (BI) menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 4,8—5,3 persen.

"Tahun ini kalau dilihat dari target Bank Indonesia tumbuh 4,8—5,3 persen, menurut saya sangat achievable. Jadi agak slow down sedikit… Kita sudah cukup baik,” imbuh Ari.

Pada akhir pekan lalu, Jumat 20 Januari 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 3,51 persen menjadi 6.874,931 dari 6.641,830 pada pekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 11,20 persen menjadi Rp 10,246 triliun dari Rp 11,538 triliun pada pekan sebelumnya.

Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 1,25 persen menjadi 1.095.938 transaksi selama sepekan dari 1.109.809 transaksi pada sepekan sebelumnya. Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 331,59 miliar dan sepanjang tahun 2023 investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 4,5 triliun.

 

Aliran Dana Investor Asing Mulai Beralih ke China

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, investor asing melepas saham di pasar saham Indonesia seiring merealiasikan keuntungan dan mengalihkan investasi ke China.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (15/1/2023),  pada pekan ini, IHSG melemah ke level terendah 6.562 pada Rabu, 11 Januari 2023. Aliran dana investor asing keluar dari pasar saham Indonesia seiring merealisasikan keuntungan dan mengalihkan investasi ke China.

Pada Jumat, 13 Januari 2023, investor asing melepas saham Rp 551,59 miliar. Selama sepekan pada 9-13 Januari 2023, investor asing jual saham senilai Rp 2,97 triliun. Sepanjang 2023, aksi investor asing yang jual saham mencapai Rp 5,1 triliun.

Sementara itu, pasar saham global baik 3,1 persen. Sedangkan harga batu bara dan crude palm oil (CPO) masing-masing turun 7,8 persen dan 6,3 persen.

Lalu bagaimana dengan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed)?

Pekan ini, data inflasi AS menunjukkan perlambatan inflasi. Inflasi AS turun menjadi 6,5 persen pada Desember 2023. Inflasi tersebut terendah sejak Oktober 2021. Hal ini sejalan dengan harapan pasar. Dilihat secara bulanan, indeks harga konsumen AS alami deflasi 0,1 persen pada Desember 2022 dibandingkan November 2022.

“Pasar saham Asia Pasifik bereaksi positif terhadap hal ini karena harapan the Fed melambatkan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Indeks Hang Seng, Kospi, dan indeks Shanghai menguat. IHSG naik 0,18 persen, kecuali indeks Nikkei yang turun 1,25 persen,” tulis Ashmore.

Pada masa lalu, the Federal Reserve (the Fed) terlambat dan harus mempercepat kenaikan suku bunga untuk memerangi inflasi pada 2022. 

Hal ini seiring the Fed mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama pada 2023 di tengah menurunnya inflasi bertahap selama beberapa bulan terakhir. “Kami melihat inflasi akan turun secara structural. Namun, inflasi ini mungkin tidak mencapai target the Fed 2 persen tahun ini meskipun tren terbaru,” tulis Ashmore.

Adapun Ashmore tetap mempertahankan saham dan mencermati obligasi seiring siklus suku bunga capai puncaknya diharapkan pertengahan 2023.  Valuasi pasar saham Indonesia saat ini dengan price earning (PE) 13 kali dengan pertumbuhan earning per share (EPS) 6 persen pada 2023 menunjukkan daya tarik untuk masuk.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya