Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mendapat kepercayaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menggarap pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino Seksi 1 yang berada di Sumatera Selatan (Sumsel).
Pada Seksi 1 ini, Perseroan KSO Integrated dengan Adhi Karya dan Jaya Konstruksi. Total nilai kontrak proyek tersebut mencapai Rp 1,6 Triliun. Perseroan mendapatkan Rp 640 Miliar dari 40 persen porsi pengerjaan.
Baca Juga
"Alhamdulillah sekali Waskita kembali dipercaya PUPR, di mana sebelumnya kita ada bangun KAPB (Kayu Agung – Palembang – Betung) juga, sekarang kami dapat Bayung Lencir ke Tempino yang Seksi I ini dengan porsi Kami 40 persen senilai Rp 640 miliar,” kata Director of Operation II Waskita Karya, Dhetik Ariyanto dalam keterangan resmi, Jumat (19/5/2023).
Advertisement
Dengan banyaknya pengalaman Waskita dalam membangun jalan tol, perseroan memastikan kualitas proyek yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan dalam kontrak dan tepat waktu. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk orang banyak,” lanjutnya.
Pada Seksi 1 ini untuk panjang jalan sekitar 7,63 Km dengan jumlah jalur 2x2. Pada proyek ini, lingkup pekerjaan antara lain, pekerjaan galian dan timbunan, pekerjaan struktur dan pekerjaan pekerasan jalan.
“Ketika selesai, jalan tol ini banyak memberikan manfaat seperti aliran barang dan jasa semakin mudah sehingga dapat mempercepat perputaran roda ekonomi daerah, konektivitas antar daerah menjadi semakin cepat dan mudah, memberikan pemerataan kesejahteraan daerah, lalu pembangunan ekonomi semakin cepat, dan membantu meningkatkan sektor pariwisata daerah,” ucap Dhetik Ariyanto.
Waskita Karya Raih Kontrak Baru Rp 513 Miliar dari Proyek di Timor Leste
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) meraih kontrak baru sebesar Rp 513 miliar dari peningkatan Jalan Pasar Tono menuju Oesilo yang merupakan wilayah Timor Leste yang berbatasan langsung dengan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan, Indonesia.
Adapun, Groundbreaking Improvement and Upgrade Of The Existing Tono Market - Oesilo Border Road, With Two Existing Bridges, In Oe-cusse Region dilaksanakan pada Selasa, 16 Mei 2023.
Direktur Operasi I dan QSHE Waskita Karya I Ketut Pasek Senjaya Putra mengatakan, proyek ini merupakan salah satu proyek Waskita yang berada di luar negeri. Selain itu, pihaknya akan semaksimal mungkin untuk mengerjakan proyek ini.
"Proyek ini akan dikerjakan selama kurang lebih dua tahun dengan lingkup pekerjaan Waskita antara lain peningkatan kualitas Jalan dari Pasar Tono menuju Oesilo, Rehabilitasi dua jembatan eksisting, serta pembuatan dinding penahan tanah serta perkuatan lereng sebagai pengamanan jalan akan bahaya longsor, mengingat kondisi eksisting merupakan tebing yang cukup terjal," kata I Ketut dalam keterangan resminya, Rabu (17/5/2023).
Dia bilang, untuk nilai kontrak sendiri sekitar USD 33,91 juta atau sekitar Rp 513 miliar. Pasek berharap proyek ini bisa selesai tepat waktu dan dengan hasil yang berkualitas. Karena apabila pengerjaan proyek ini selesai tepat waktu dan kualitasnya bagus, bukan hanya nama Waskita saja yang membanggakan namun juga Indonesia.
"Kami yakin Waskita bisa menyelesaikan proyek ini dengan tepat waktu dan berkualitas tentunya agar tidak mengecewakan Pemerintah Timor Leste. Karena hasil akhir yang baik itu nantinya bisa mengharumkan nama Waskita khususnya Indonesia," imbuhnya.
Advertisement
Penuhi Syarat Ini, BEI Pertimbangkan Cabut Suspensi Saham Waskita Karya
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mempertimbangkan akan mencabut penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham PT Waskita Karya Tbk dengan ketentuan perseroan telah menyelesaikan seluruh masalah yang menyebabkan suspensi saham perseroan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, sehubungan penundaan pembayaran bunga ke-11 atas obligasi berkelanjutan IV Waskita Karya tahap I tahun 2020 yang jatuh tempo pada 6 Mei 2023 dan seharusnya dilaksanakan pada 8 Mei 2023, bursa telah suspensi saham Waskita Karya di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan 8 Mei 2023.
Berdasarkan Keterbukaan Informasi yang disampaikan Perseroan pada 5 Mei 2023, penyebab Perseroan tidak dapat melakukan penyetoran dana kepada KSEI untuk pembayaran bunga obligasi tersebut, antara lain:
1.Tidak diperolehnya persetujuan dari Pemegang Obligasi PUB IV Tahap I Tahun 2020 seri B atas permohonan untuk menunda Pembayaran Bunga semula pada 6 Mei 2023 menjadi 6 Agustus 2023.
2.Kondisi Perseroan pada saat ini dalam masa standstill, sehingga Perseroan tidak dapat melakukan pembayaran apapun selama masa standstill termasuk melakukan pembayaran bunga dan/atau pokok atas kewajiban keuangan Perseroan terhadap seluruh pemegang obligasi dan pemberi pinjaman perbankan Perseroan dalam rangka proses review secara komprehensif terhadap Master Restructuring Agreement (MRA) yang efektif sejak 7 Februari 2023 hingga 15 Juni 2023.
Pertimbangan BEI
Nyoman menuturkan, dengan demikian, hingga selesainya proses review MRA, Perseroan belum dapat memenuhi kewajiban pembayaran bunga obligasi yang menjadi penyebab suspensi.
“Bursa akan mempertimbangkan untuk melakukan pencabutan atas suspensi Saham Perseroan, dalam hal Perseroan telah menyelesaikan seluruh permasalahan yang menyebabkan suspensi saham Perseroan,” ujar dia kepada wartawan, dikutip Sabtu (13/5/2023).
Nyoman menuturkan, Bursa meminta kepada Perseroan untuk menyampaikan keterbukaan informasi kepada Publik mengenai upaya perbaikan yang sedang dan akan dilakukan Perseroan, termasuk perkembangan terkini atas kondisi operasional Perseroan, proses review MRA, dan rencana restrukturisasi utang Perseroan.
“Bursa meminta kepada para pemangku kepentingan untuk selalu memperhatikan dan mencermati keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” kata dia.
Advertisement