Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel merangkak naik usai catatkan auto reject bawah (ARB) pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 22 Mei 2023.
Saat itu, saham NCKL ditutup turun 7 persen ke posisi 930. Frekuensi perdagangan saham NCKL tercatat sebanyak 6.277 kali. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 84,46 juta lembar saham senilai Rp 79,27 miliar. Namun, saham NCKL mulai bangkit pada perdagangan hari ini, Selasa 23 Mei 2023.
Baca Juga
Saham NCKL sempat terkoreksi ke posisi 880 pada sesi I. Namun, berhasil membalikkan keadaan pada perdagangan sesi II.
Advertisement
Berdasarkan data RTI, saham NCKL naik 4,3 persen ke posisi 970 pada pukul 13.30 WIB, Selasa, 23 Mei 2023. Frekuensi perdagangan saham NCKL sebanyak 5.098 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 79,87 kali senilai Rp 74,4 miliar.
Dalam sepekan, harga saham NCKL telah terkoreksi 6,73 persen. Harga saham NCKL saat ini telah turun sekitar 22,4 persen dari harga IPO 1.250. Saham perseroan resmi dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023.
Pada perdagangan perdananya di Bursa, saham Trimegah Bangun Persada ditutup naik 4,39 persen ke posisi 1.305. Penguatan terjadi selama lima hari berturut-turut sebelum libur bursa pada 19-25 April 2023. Pada hari pertama perdagangan Bursa kembali dibuka, saham NCKL merosot 6,92 persen ke posisi 1.345.
Sejak saat itu, saham NCKL bergerak variatif, hingga terpantau kerap berada di zona merah hingga sentuh auto reject bawah (ARB). Bahkan sempat terkoreksi beberapa hari berturut-turut pada 9-16 Mei lalu.
Meski sempat menghijau pada 17 Mei 2023, saham NCKL harus kembali terjun sentuh ARB pada Jumat, 19 Mei dengan penurunan 6,97 persen ke posisi 1.000. Berlanjut pada awal pekan ini, di mana saham NCKL ditutup turun 7 persen ke posisi 930.
Trimegah Bangun Persada Bakal Rampungkan Pembangunan Fasilitas Produksi Nikel Sulfat dan Kobalt pada Kuartal II 2023
Sebelumnya, PT Trimegah Bangun Persada Tbk dan entitas anak (NCKL) membukukan laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp 4,7 triliun sepanjang 2022, naik 137,1 persen dari Rp 2,0 triliun pada sebelumnya.
Laba bersih entitas induk naik berasal dari adanya kenaikan laba entitas asosiasi sebesar 307,7 persen menjadi Rp 2,9 triliun dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 715 miliar dan adanya kenaikan pendapatan usaha pada 2022 sebesar 16,3 persen menjadi Rp9,6 triliun dibandingkan dengan Rp 8,2 triliun pada 2021.
Peningkatan pendapatan perseroan terjadi sebagian besar karena adanya peningkatan volume di perseroan dan entitas anak. Sedangkan laba periode berjalan naik 121,0 persen menjadi Rp4,6 triliun dari Rp2,1 triliun pada tahun sebelumnya. Pada 2022, rasio biaya operasi ke pendapatan perseroan berhasil diturunkan dari 11,5 persen menjadi 7,2 persen dengan biaya operasi sebesar Rp 947,0 miliar turun menjadi Rp 691,7 miliar pada 2022.
Investor Relations Trimegah Bangun Persada Lukito Gozali mengatakan, dalam mendukung program pemerintah untuk memajukan industri nikel dari hulu ke hilir, perseroan akan terus melakukan investasi dan pembangunan fasilitas produksi yang dapat meningkatkan volume dan nilai tambah dari produk yang dihasilkan.
"Perseroan juga akan terus menjaga posisi keuangan yang sehat dan kuat untuk mengantisipasi kebutuhan modal kerja ke depan," kata Lukito dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (17/5/2023).
Dengan demikian, perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel terintegrasi yang memiliki kemampuan hulu dan hilir di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara ini pun akan terus bekerja sama dengan para mitra yang dapat melakukan transfer teknologi dan membantu dalam meningkatkan keterampilan sumber daya manusia yang ada di perseroan.
Advertisement
Lini Produksi
Untuk lini produksi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), Perseroan mempunyai entitas anak yang sudah melakukan produksi yaitu PT Megah Surya Pertiwi (MSP) yang memiliki kapasitas produksi 25 ribu metal ton per tahun, sedangkan entitas anak Perseroan lainnya yaitu PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), pada akhir 2022 telah menyelesaikan pembangunan dua lini produksi dari total delapan lini produksi yang sedang dibangun.
Adapun, total kapasitas produksi HJF adalah sebesar 95 ribu metal ton per tahun dan diperkirakan pekerjaan konstruksi akan selesai di pertengahan 2023, sesuai dengan rencana yang di targetkan sebelumnya.
Dari lini produksi refinery High Pressure Acid Leach (HPAL), Perseroan telah menyelesaikan lini ke 3 produksi PT Halmahera Persada Lygend dan sedang memasuki masa ramping up sehingga total kapasitas produksi MHP (Mixed Hydroxide Precipitate) akan naik menjadi 55 ribu metal ton/tahun di pertengahan 2023.
Tak hanya itu, perseroan juga sedang dalam tahap akhir pembangunan fasilitas produksi Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat yang diperkirakan selesai pada awal kuartal II 2023. Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat merupakan salah satu bahan baku utama untuk pembuatan prekursor yang diperlukan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Dari sisi keberlanjutan, perseroan akan terus memiliki komitmen untuk melakukan integrasi berkelanjutan di dalam proses bisnis, keterlibatan dan pembangunan masyarakat setempat, serta lingkungan. Lima area utama yang menjadi fokus di dalam program komunitas perseroan adalah kesehatan, edukasi, ekonomi, sosial dan infrastruktur.